Lailatul Fitriyah Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga Lentera24.com -...
Lailatul Fitriyah Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga
Lentera24.com - Keadaan dalam masyarakat akhir – akhir ini, membuktikan bahwa tindak pidana sekarang ini semakin berkembang. Meskipun pada kenyataannya tanpa terasa dan tidak disadari kriminalitas semakin meningkat. Salah satunya adalah tindak pidana penipuan Penipuan sendiri berasal dari kata tipu yang artinya adalah perbuatan. Di dalam Pasal 378 KUHP, penipuan diartikan sebagai suatu perbuatan dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang.
Berdasarkan pengertian–pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat penipuan adalah suatu perilaku atau perbuatan membujuk dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dilakukan secara melawan hukum dengan nama palsu, keadaan atau martabat palsu, akal cerdik atau tipu muslihat, ataupun rangkaian perkataan bohong untuk menggerakkan orang lain agar menyerahkan sesuatu barang kepada si penipu.
Scam atau penipuan merupakan kejahatan yang sebenarnya sudah kerap terjadi di kalangan masyarakat, dari kalangan menengah kebawah maupun menengah keatas tak luput dari kejahatan ini. Berbagai motif penipuan juga sudah banyak terjadi di masyarakat, secara online maupun secara langsung. Berikut ini merupakan beberapa modus penipuan yang sering dialami oleh masyarakat :
Penipuan via telepon. Modus penipuan via telepon masih sering terjadi. Penipuan ini dilakukan dengan cara Pelaku menghubungi korban dan menawarkan soal undian berhadiah. Nantinya, korban akan dimintai nomor rekening.
Penipuan via Whatsapp. Pelaku memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk mengirim tautan dengan iming-iming hadiah atau diskon, seperti diskon gratis ongkir di aplikasi aplikasi sepert Shopee, Tokopedia, Lazada dan sebagainya. Ketika korban mengeklik tautan tersebut, bisa jadi dia diarahkan ke situs web palsu, jalan masuk virus, atau malware.
Penipuan via email. Penipuan dengan menggunakan email dilakukan dengan cara, pelaku kejahatan mengirimkan email berisi tautan yang memancing korbannya untuk memasukkan nama pengguna dan password akun tertentu.
Penipuan mengatasnamakan perbankan. Modus tersebut merupakan modus penipuan yang paling sering dialami oleh masyarakat, dengan cara berpura-pura menjadi teller suatu bank,pelaku meminta data pribadi korban dengan dalih pembaruan database perbankan. Beberapa data yang diminta adalah nama lengkap, alamat ibu kandung, nomor telepon, PIN, dan nomor rekening.
Dari sekian banyak motif penipuan yang dipaparkan di atas, terdapat satu motif penipuan yang banyak terjadi akhir akhir ini, yaitu penipuan atau scam tiket konser.
Pertunjukan musik seperti konser yang sempat tidak diizinkan digelar di Indonesia lantaran pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia dari tahun 2020.Kini pemerintah dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mengizinkan diadakannya konser dan pagelaran seni lainnya.
Menparekraf, Sandiaga Uno menilai konser ini dapat menjadi salah satu ajang yang tepat untuk mempromosikan destinasi wisata dan ekonomi melalui penampilan berbagai animasi di panggung musik dan juga dengan kehadiran para pelaku UMKM yang akan memasarkan produknya di lokasi acara. Dengan diizinkan dan didukungnya konser offline menjadikan tahun 2022 merupakan tahun mulai kembalinya konser atau acara musik berskala besar baik dari artis lokal maupun dari luar negeri.
Sudah banyak konser lokal yang sudah digelar dengan mengundang band lokal daerah maupun band nasional tetapi masih dengan jumlah kuota pengunjung yang tidak begitu banyak. Tak hanya band lokal dan nasional, bahkan di akhir tahun 2022 sampai awal 2023 sudah banyak band ataupun idol luar negeri yang juga menggelar konser di Indonesia. Terhitung sudah 20 lebih artis dari luar negeri yang melakukan konser di Indonesia. Seperti Arctic Monkeys, Westlife, NCT, Seventeeen, bahkan Blackpink.
Namun, dibalik banyak nya konser yang berhasil terselenggara dengan sukses tersebut juga terdapat beberapa masalah yang terjadi. Salah satunya merupakan tindakan kriminal yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yaitu penipuan atau scam tiket konser.
Kembalinya pertunjukan musik berskala besar seakan menjadi ajang para pelaku untuk melancarkan aksinya Terbatas nya tempat mengakibatkan jumlah tiket yang dijual pun juga sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggemar. Hal tersebut menyebabkan penggemar sangat sulit mendapatkan tiket secara langsung dari ticketing partner yang telah bekerjasama dengan promotor. Mau tak mau, penggemar harus membeli tiket kepada calo atau kepada orang orang yang bersedia menjual tiket yang telah didapatnya. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan penipuan ini terjadi. Loyalitas dan kecintaan para fans pada musisi idolanya menjadi salah satu hal yang dimanfaatkan para scammer.
Dengan memanfaatkan keadaan fans yang tidak bisa mendapatkan tiket, para scammer berpura-pura menawarkan tiket konser tersebut, mereka menggunakan segala cara untuk mendapatkan kepercayaan para fans. Berikut merupakan contoh beberapa macam modus penipuan atau scam tiket konser yang terjadi dikalangan penggemar musik :
1. Penipuan Tiket Konser Jalur Jastip (Jasa Titip).
Scam ini banyak terjadi kepada pemggemar yang tidak bisa ikut war tiket karena misalnya sedang bekerja. Mereka akan menggunakan jasa ini karena biasanya jasa ini sudah termasuk penukaran tiket fisik. Akhir-akhir ini usaha jasa titip konser ini sangat banyak beredar dan banyak peminatnya apalagi bagi penggemar idol terkenal dengan kapasitas konser yang hanya sedikit. Meski begitu, kita harus tetap berhati-hati dalam memilih jasa titip, jangan hanya terpaku kepada pengikut sosial media mereka, karena bisa saja followers tersebut hasil beli. Berikut beberapa modus penipuan via jastip:
Membuka lowongan kerja team war dengan kuota yang banyak, kemudian memanfaatkan KTP team war yang mereka rekrut untuk menghubungi korban. Followers instagram cenderung banyak, namun jumlah like sedikit. Kemudian mereka berani memasang iklan via Instagram untuk menggaet korban. Jumlah kuota tiket tidak menentu dan cenderung dalam jumlah yang tidak wajar. Jika menemukan kuota tiket ratusan dalam satu jastip, maka perlu hati-hati karena bisa dibatalkan mendekati hari-h konser.
2. Penipuan Tiket Konser Jalur WTS
WTS merupakan singkatan dari want to sell, digunakan saat sesorang sedang menjual sesuatu. Kata kunci tersebut juga sering digunakan pembeli untuk mencari barang yang mereka inginkan, salah satunya tiket konser. Penipuan jalur WTS ini melancarkan aksinya melalui sosial media Twitter dan grup-grup komunitas penggemar di Line, Telegram, hingga WhatsApp. Ciri khas penipu jalur WTS adalah cenderung menjual dengan harga underprice dengan dalih terlalu banyak membeli tiket, tidak bisa dating ke konser padahal telah memiliki tiket dan sebagainya.
3. Penipuan Tiket Konser Jalur GO
Penipuan ini umunya terjadi kepada penggemar KPOP. Sebagian besar penggemar KPOP mungkin sudah tahu terkait GO atau Group Order. GO sering digunakan untuk mengumpulkan kpopers satu atau beda fandom yang ingin membeli barang-barang merchandise KPOP. Biasanya, satu GO terdiri dari ratusan anggota dan bebas memasukkan siapa saja, sehingga keamanannya kurang terjamin. Kemudian, di GO tersebut penipu akan menawarkan tiketnya.
Para pelaku atau scammer akan melakukan berbagai cara untuk menunjukkan bahwa mereka adalah seller yang terpercaya. Bahkan, mereka tak segan untuk memberikan data pribadinya seperti KTP, alamat dan juga nama keluarganya untuk meraih kepercayaan konsumen. Para fans yang bersedia melakukan segala cara untuk bertemu sang idola akan langsung menyetujui penawaran scammer tersebut.
Menurut Lailatul Fitriyah, salah satu mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga. Proses penawaran hingga transaksi yang dilakukan hanya melalui media sosial seperti twitter dan Instagram, menjadi salah satu faktor utama mudahnya penipuan seperti ini terjadi. Banyaknya orang yang menawarkan tiket yang mereka dapat untuk dijual kembali membuat konsumen bingung dan mudah terkecoh. Terlebih dengan adanya calo yang menjual tiket dengan harga fantastis membuat mereka memilih membeli tiket dengan harga yang masih wajar di sosial media.
Walaupun mereka sudah sangat berhati-hati dalam memilih seller, masih banyak dari mereka yang tertipu dengan bukti bukti seperti foto tiket yang dijanjikan, foto diri dan data pribadi. Untuk mencegah atau menghindari penipuan tiket konser tesebut, kita dapat melakukan hal hal seperti mengecek riwayat penjualan seller di sosial media, mengecek nomor telepon seller menggunakan aplikasi GetContact, meminta foto tiket terbaru tanpa dipotong, melihat daftar scammer yang terdapat di sosial media, dan memastikan data data pribadi yang diberikan sebagai jaminan merupakan data asli dan terpercaya.
Selain itu, scammer juga dapat dikenali dengan beberapa ciri ciri berikut, yaitu dia tidak ingin memberikan bukti tiket atau menolak saat diajak video call. Apabila mereka setuju video call, biasanya tidak akan menunjukkan wajah. Ketikan penipu cenderung aneh, tidak niat, hanya dibaca, dan bisa-bisa memblok kamu. Ciri lainnya adalah dia memberikan bukti tiket editan, misalnya foto dipotong, memakai watermark non transparan dengan ukuran yang sangat besar, dan gambar low quality. Indikasi terakhir adalah mereka akan menolak untuk COD.
Langkah berikutnya, jika cara tersebut dirasa belum cukup aman, lebih baik pembeli melakukan transaksi pada waktu konser tersebut dilaksanakan. Cara tersebut lebih aman untuk dilakukan serta dapat meminimalisir penipuan, karena seller akan membawa bukti fisik tiket secara langsung dan pembeli juga melakukan transaksi pembayaran tiket setelah bertemu seller dan mendapatkan tiketnya.
Penipuan seperti ini, hanya akan terjadi jika kita membeli tiket kepada pihak ketiga, disaat para penggemar tidak berhasil mendapatkan tiket secara resmi, pastikan kita tidak melakukan panic buying, dan memperhatikan hal hal kecil yang bisa saja terlewatkan dan mengakibatkan penipuan. Kita dapat mencegah hal yang tidak diingankan tersebut terjadi kepada diri kita asalkan kita berhati hati dan selalu waspada.
Dengan adanya hal ini, diharapkan kasus penipuan yang sudah merugikan banyak pihak terutama konsumen, semoga kejadian penipuan atau sacm tiket konser yang terjadi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir dapat menjadi pembelajaran bagi penggemar dan juga mendapat perhatian khusus dari pihak berwajib agar para pelaku mendapatkan hukuman sebagai efek jera atas perbuatan mereka yang menimbulkan banyak kerugian. Para fans juga diharap dapat lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian tiket konser band atau idola mereka. Agar kejadian merugikan yang telah mereka alami tidak terulang lagi di lain waktu.
Sudah seharusnya kita bersenang-senang bersama band maupun idola kita dan juga menikmati hiburan tanpa merasakan kekecewaan akibat dari perilaku merugikan para scammer. ***