Tifani Tirza Mahasiswi Hubungan Internasional Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Lentera24.com - Sudah ...
Tifani Tirza Mahasiswi Hubungan Internasional Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Lentera24.com - Sudah familier istilah Earth Day? Earth Day atau Hari Bumi Sedunia merupakan sebuah agenda internasional tahunan yang diperingati setiap tanggal 22 April. Earth Day muncul pertama kali pada tahun 1970 di Amerika Serikat sebagai respon atas tercemarnya lingkungan karena aktivitas manusia. Peringatan Earth Day sejalan dengan beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu rencana pembangunan secara global yang diharapkan dapat membawa kesejahteraan untuk manusia dan lingkungan. Earth Day di tahun 2023 sendiri mengusung tema “Invest in Our Planet”. Terdapat beberapa cara untuk ‘berinvestasi’ dan berkontribusi langsung terhadap bumi agar kerusakan yang telah terlanjur terjadi tidak semakin kronis.
Pertama, hal yang paling mendasar adalah mengurangi penggunaan plastik. Maraknya penggunaan plastik memberi dampak kepada lingkungan, yaitu polusi plastik. Contoh nyata dari polusi plastik adalah tersumbatnya aliran dan tempat pembuangan sampah serta tercemarnya air laut yang berisiko buruk terhadap fauna laut. Penggunaan reusable bag pada saat berbelanja, membiasakan diri untuk membawa botol minum yang bukan sekali pakai, dan penggantian material plastik pada sedotan merupakan beberapa cara untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Earthday.org juga memiliki kampanye yang disebut End Plastic Pollution untuk mengakhiri polusi plastik dengan berfokus pada akar permasalahan penggunaan plastik seperti sumber plastik dengan skala besar. Kampanye ini bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat bertaraf global dan pemerintah untuk menuntut tindakan efektif dalam mengurangi plastik. Setiap negara diharapkan dapat menyukseskan kampanye ini demi menjaga bumi.
Kedua, menerapkan sustainable fashion. Sustainable fashion merujuk pada penggunaan pakaian dari produsen yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan fast fashion yang merevolusi industri pakaian dengan sangat cepat. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkan sustainable fashion adalah membeli pakaian dengan memperhatikan kualitas dibandingkan kuantitas, memilih pakaian dengan bahan alami seperti linen, rami, atau katun organik, menggunakan kain daur ulang seperti rayon, dan perhatikan merek ketika membeli pakaian, apakah merek tersebut termasuk fast fashion atau bukan.
Setiap lembar pakaian produksi industri fast fashion dianggap dapat menghasilkan limbah yang sangat banyak karena mencemari udara, lautan, dan tanah serta adanya eksploitasi tenaga kerja karena jam bekerja yang tidak sesuai dengan upah yang diterima. Langkah terakhir untuk dapat berperan dalam menjaga bumi adalah dengan mengikuti kegiatan sukarela penanaman pohon atau pembersihan lingkungan seperti di area pantai yang biasanya rutin diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat.
Bumi sebagai tempat kita tinggal hendaknya dijaga dan dirawat dengan sedemikian rupa. Usia bumi yang sudah tak muda tentu telah mengalami beberapa kerusakan dan memerlukan perawatan ekstra agar kita dapat senantiasa hidup sehat dan beraktivitas di dalamnya. Mengurangi penggunaan plastik, mempraktikkan sustainable fashion, dan ikut serta dalam aktivitas penjagaan lingkungan sudah sangat membantu dalam memelihara ‘kesehatan’ bumi. Meskipun Earth Day diperingati setiap satu tahun sekali, alangkah lebih baik jika kita menjaga bumi setiap hari. Melalui Earth Day, mari bersama-sama kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. ***