HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Gejala Klinis Dan Subklinis Dari Penyakit Necrotic Enteritis Pada Ayam Broiler

Rafif Evan Tsaqif Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Lentera24.com - K...

Rafif Evan Tsaqif Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
Lentera24.com - Kasus necrotic enteritis merupakan penyakit yang umum terdapat pada ayam broiler yang terjadi dan menyebar dengan cepat. Penyakit necrotic enteritis disebabkan oleh Clostridum pefringens (Cl. Pefringens) tipe A dan C yang menyerang pada bagian saluran pencernaan. Penyakit ini sangat sering ditemukan pada ayam pedaging (broiler) maupun petelur dan burung unta di Indonesia. Kasus necrotic enteritis harus menjadi perhatian penting bagi peternak maupun pemerintah karena kasus ini menyebabkan produksi industri unggas yang menurun, peningkatan angka kematian, mengurangi kesejahteraan unggas dan yang paling diperhatikan ialah adanya kontaminasi produk unggas yang dikonsumsi manusia mengingat produk unggas sangat dibutuhkan dikalangan masyarakat Indonesia. 

Hingga kini pencegahan serta pengobatan dari necrotic enteritis dilakukan dengan cara pemberian berbagai antibiotik dari dosis yang rendah hingga antibiotik dosis tinggi yang dapat pula menyebabkan resistensi kuman. Faktor internal dari terjadi kasus ini yaitu pada kebersihan kandang, sedangkan faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh cuaca yang ekstrim. Seperti disaat siang hari cuaca sangat panas sedangkan pada malam cuaca dingin karena hujan dan keadaan seperti itu terjadi berulang, akibatnya ayam menjadi stress. Lalu penyebab lainnya karena pupulasi ayam pada kandang terlalu padat, kandang yang lembab dan terdapat penyakit pada saluran pencernaan seperti koksidiosis dan penyakit iritasi usus yang dapat menyebabkan bagian nekrotik yang merupakan tempat Cl. perfringens bertumbuh baik. Karena pada keadaan normal, ayam sehat di dalam usus terdapat bakteri Cp dalam jumlah ideal yang tidak menyebabkan terjadinya kasus penyakit. Namun saat kondisi ayam menjadi buruk ditambah kondisi lingkungan yang tidak nyaman, maka tantangan agen penyakit menjadi banyak menyerang. Sehingga terjadi peningkatan populasi bakteri dan dapat terjadi kasus necrotic enteritis.

Gejala klinis necrotic enteritis pada awalnya dapat dilihat dari kotoran yang cenderung basah, berlendir warna orange kecoklatan, sering kali berbusa. Bagian saluran cerna yang terkena yaitu daerah usus bagian depan duodenum, jejunum, dan ileum. Juga bagian belakang daerah saeccum.

Sedangkan gejala subklinis pada kasus ini tidak tampak jelas dan tidak ada kematian yang dominan. Namun ditandai dengan jeleknya performa ayam, ayam mengalami depresi, konsumsi pakan menurun, hambatan peningkatan bobot hidup, pertumbuhan ayam tidak seragam, FCR membengkak, ayam mengalami diare, konsumsi air minum cenderung naik, bulu-bulu kusam, dan bergerombol. Untuk mengetahui keparahan dari kasus ini biasanya harus dilakukan nekropsi atau membedah ayam yang mati sebab biasanya usus ayam terlihat mengembang dan berisi gas yang berbau khas karena di dalam usus terdapat infiltrasi udara yang dikeluarkan oleh bakteri Cl. perfringens. Dalam keadaan lain usus akan tampak terjadi penebalan di beberapa lokasi di usus. Biasanya juga akan tampak berupa benjolan di beberapa lokasi sehingga usus terlihat bergelombang.

Faktor eksternal maupun internal sangat berkesinambungan untuk meminimalisir penyakit ini. Oleh karena itu, peternak diharapkan mampu untuk melakukan hal tersebut. Mulai dari kebersihan kandang serta kesehatan hewan. Untuk menjaga kebersihan kandang bisa digunakan desinfektan yang mampu membunuh berbagai macam bakteri di kandang . Pengecekan secara rutin serta pemberian vitamin kepada hewan ternak merupakan pencegahan penyakit yang utama. Karena, apabila perihal tersebut dapat dimaksimalkan maka hewan ternak memiliki antibodi yang kuat untuk meminimalisir terserangnya penyakit.***