Karunia Pranindya Aprisasti Mahasiswi Semester 3 Fakultas Akuntasi Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Badan Pusat Statistika ...
Lentera24.com - Badan Pusat Statistika (BPS) menyatakan bahwa presentase UMKM di Indonesia berada pada presentase 98,68% dari banyaknya sektor usaha di Indonesia. Ada beberapa hal yang mendasari pembentukan UMKM di Indonesia yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat Indonesia karena banyaknya permintaan dari masyarakat. UMKM di Indonesia mayoritas berbasis non pertanian. Inovasi dan tingkat kreatifitas yang dimilki oleh sebuah pelaku UMKM menjadi keunggulan utama. Pemanfaatan teknologi dalam sektor UMKM membuat UMKM memiliki peningkatan yang signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Perkembangan UMKM di Indonesia yang semakin meningkat didasarkan kepada data yang diperoleh dari survey Badan Pusat Statistika (BPS) dengan total nilai 52,25 unit usaha ditahun 2009 menjadi 64,19 pada tahun 2017 hal tersebut yang mendukung bahwasannya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh sektor UMKM sangat berpengaruh.
Persaingan yang muncul antar perusahaan merupakan sebuah respon dari kemajuan industri yang berkembang sangat pesat. Persaingan tersebut yang membawa perusahaan berlomba dalam menyediakan kebutuhan masyarakat di pasar agar bisa bertahan dalam persaingan. Setiap perusahaan tentunya memiliki visi dan misi yang berbeda-beda untuk terus berkembang dan mendapatkan keuntungan. Dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan maka ada tiga fungsi manajemen yang harus diperhatikan dan ditingkatkan yaitu fungsi pemasaran, fungsi operasional, dan fungsi keuangan. Karena ketiga fungsi tersebut berhubungan dan aspek utama yang mendukung sebuah perusahaan dalam bertahan dengan persaingan yang ada. Menurut Purnomo & Zulkieflimansyah (Dalam Mubarok, 2014 : 105) Strategi diversifikasi pasar-produk merupakan strategi pertumbuhan dengan menganekaragamkan jenis usaha.
Persaingan yang muncul tersebut menghadirkan sebuah permasalah baru bagi para pelaku UMKM dimana saat ini semua masyarakat berlomba-lomba untuk mempelajari teknik packaging yang baik dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk membeli produk yang ditawarkan oleh UMKM. Kemasan sebuah produk memiliki peran penting dalam proses penjualan, karena dengan adanya sebuah kemasan tersebut produk yang ditawarkan oleh UMKM memiliki branding untuk membedakan dengan produk lain. Namun yang menjadi permasalahan saat ini masih banyak pelaku UMKM yang lebih mementingkan produknya terjual dari pada harus memperhatikan kemasan yang digunakan (Wiguna, 2007). Kemasan bukan hanya sebuah pembungkus produk, namun kemasan merupakan strategi yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk memberikan pelayanan terhadap manajemen operasional dalam perusahaan. (Kolter, 2003).
Kontribusi UMKM di Indonesia
Perkembangan UMKM di Indonesia yang semakin meningkat didasarkan kepada data yang diperoleh dari survey Badan Pusat Statistika (BPS) dengan total nilai 52,25 unit usaha ditahun 2009 menjadi 64,19 pada tahun 2017 hal tersebut yang mendukung bahwasannya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh sektor UMKM sangat berpengaruh. Dapat kita tarik kesimpulan bahwasannya kenaikan unit usaha yang didirikan oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2006-2018 naik sebesar 116 persen.
Kehadiran UMKM membuat beberapa pengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Kehadiran UMKM membuat beberapa pengaruh terhadap perekonomian di Indonesia yang dapat kita lihat melalui gambar di bawah ini.
1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dihasilkan oleh UMKM berada pada angka 89,20% dari total nilai 100% hal ini membuktikan bahwa angkatan tenaga kerja yang dicetak oleh UMKM sendiri sangat banyak dan memberikan kesempatan kepada para tenaga kerja lokal untuk tetap eksis mengikuti perkembangan era dan tetap melakukan inovasi baru terhadap perkembangan UMKM di Indonesia, namun perlu kita sadari bahwasannya angkatan tenaga kerja yang dihasilkan oleh sektor UMKM juga berpengaruh terhadap lapagan perkejaan yang tersedia yang akan dibahas lebih lanjut pada topic bahasan dibawah.
2. Lapangan Kerja
Kontribusi UMKM terhadap penyediaan lapangan pekerjaan yang berada pada angka 99.00% yang artinya dengan adanya UMKM sendiri membuat fenomena baru dimana lapangan pekerjaan yang tersedia semakin banyak dan masyarakat yang kebingungan dalam memilih pekerjaan dan kurangnya lapangan pekerjaan telah tertutupi dengan terciptanya UMKM di Indonesia. Selain itu dengan adanya lapangan pekerjaan ini tingkat pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia sudah semakin menipis. Menurut kurva Philips tingkat pengangguran disebabkan oleh rendahnya peluang lapangan pekerjaan yang tersedia pada suatu wilayah. Sehingga dengan adanya UMKM ini diharapkan masyarakat dengan mudah untuk mendapatkan pekerjaan.
3. PDB Nasional
Pendapatan Domestik Bruto atau yang kerap dikenal dengan istilah PDB tentunya juga mengambil peluang semakin meningkatnya pendapatan Indonesia yang dihasilakn oleh UMKM hal ini berkaitan dengan bagaimana UMKM bisa menyerap pengangguran melalui ketersediaan lapagan pekerjaan dan kebutuhan dalam tenaga kerja. Pada data yang dikeluarkan oleh BPS PDB Nasional berada pada angka 60,34% meskipun tidak setinggi lapangan pekerjaan dan tenaga kerja namun PDB Nasional mendapatkan imbas positif dengan adanya UMKM.
4. Ekspor
Perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang dengan begitu pesat didukung dengan lokasi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa membuat Indonesia semakin mudah dalam melaksanakan ekspor produk dari hasil UMKM kepada negara lain. Namun yang menjadi permasalahan dalam bidang ekspor ditunjukan oleh data dari BPS yang masih berada pada angka 14,17 yang mengalami perbedaan sangat jauh dengan sektor lainnya. Hal yang menjadi dasar mengapa UMKM di Indonesia terhadap sektor ekspor masih rendah disebabkan oleh masih rendahnya penggunaan teknologi yang dikuasi oleh para pelaku UMKM di Indonesia hal tersebut yang menjadi dasar mengapa nilai ekspor masih rendah.
5. Investasi
Investasi berada pada angka 58,18% yang mengartikan sektor ini juga turut mendapatkan dampak dari terciptanya UMKM di Indonesia.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat ada beberapa kendala yang sering di temukan seperti kurang pahamnya pelaku UMKM terhadap desain produk untuk mengurangi permasalahan tersebut harus ada beberapa mahasiswa maupun pemerintah yang melakukan sebuah pelatihan khusus kepada para pelaku UMKM untuk belajar desain terhadap kemasan, karena dengan melakukan packaging yang menarik mampu menarik perhatian masyarakat. Strategi tersebut yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk memenangkan kompetisi persaingan dengan pelaku UMKM lain dan dapat meningkatkan penghasilan penjualan.
Upaya peningkatan packaging maupun kemasan berkaitan dengan manajemen operasional dimana manajemen operasional merupakan metode yang digunakan dalam pengelolaan yang menyeluruh serta optimal yang berfokus kepada tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi, peralatan, atau produk yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk atau barang dan jasa diperjualbelikan. Manajemen operasional berfokus kepada tiga tujuan manajemen yang berkaitan dengan produksi, keuangan, dan pemasaran.
Menurut Subagyo (Dalam Rusdiana, 2019:17) manajemen operasional adalah sebuah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi agar dilakukan secara efektif dan efisien. Manajemen operasi menurut Daft (Dalam Rusdiana, 2019:19) adalah bidang yang memfokuskan pada produksi barang, serta penggunaan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.
Oleh karena itu gerakan dalam meningkatkan pelatihan desain packaging dan kemasan bagi para pelaku UMKM menjadi sebuah urgensi yang utama untuk meningkatkan penjualan dan mampu bersaing dengan produk luar. Proses desain packaging juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain :