HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG PADA KOPERASI KREDIT FAMILIA KUPANG

Adelina Tualaka, Mahasiswi Semester 1 Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya Lentera24.com -  Abstrak  Masalah dalam penel...


Adelina Tualaka, Mahasiswi Semester 1 Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya

Lentera24.comAbstrak  Masalah dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian piutang pada Koperasi Familia Kupang mengalami peningkatan jumlah piutang tak tertagih mengindikasikan penerapan sistem pengendalian internal piutangnya belum optimal. Perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah sistem pengendalian internal piutang Anggota Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif atau belum efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya sistem pengendalian internal piutang Anggota pada kantor Koperasi Kredit Familia Kupang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian internal piutang yang menggunakan unsur-unsur dalam sistem Pengendalian piutang yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan yang kompeten. Data yang digunakan adalah data kuantitatif, data kualitatif, data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data kuesioner yang responden memilih dua jawaban yakni “ya dan “tidak dengan menggunakan skala nominal yaitu jumlah keselurahan presentase dibagi dua (100:2) atau dalam rumus Dean J. Champion. Hasil penelitian berdasarkan rumus Dean J. Champion menunjukan bahwa sistem pengendalian internal piutang Anggota Koperasi Kredit Kupang, sudah efektif, dapat dilihat pada hasil skor masing – masing unsur, yaitu struktur organisasi 100%, sistem wewenang dan prosedur pencatatan 92%, praktik yang sehat 92%, pegawai yang kompeten 82%. Berdasarkan hasil analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini yakni sistem pengendalian internal piutang Anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif dengan presentase 87% responden menjawab ya dan 11% responden menjawab tidak. Maka saran yang dapat diberikan bagi Koperasi Kredit Familia Kupang, supaya tetap mempertahankan efektifitas sistem pengendalian internal piutang Anggota yang ada, agar dapat meminimalkan tunggakan Piutang Anggota dan diharapkan agar dapat meningkatkan sosialisasi/pelatihan secara khusus kepada anggota, agar mereka tidak lalai dalam membayar piutang Koperasi Kredit Familia kupang, diharapkan Mengubah sistem pencatatan dan pelaporan manual menjadi sistem komputerisasi terutama di kantor cabang sehingga pencatatan dan pelaporan data lebih akurat, relevan dan tepat waktu, diharapkan memperkuat sistem pengendalian piutang, dengan menempatkan seorang petugas khusus verifikasi pelunasan piutang di setiap koordinator pelayanan. Bagi peneliti lain yakni dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lain yang berhubungsn dengan sistem pengendalian internal piutang.

ABSTRACT

The problem in this research is that the receivables control system at Koperasi Familia Kupang has increased the number of uncollectible accounts, indicating that the application of the internal control system for accounts receivable is not yet optimal. The formulation of the problem in this research is whether the internal control system for the members of the Familia Kupang Credit Cooperative is effective or not. This study aims to determine the effectiveness of the internal control system for Member accounts at the Familia Kupang Credit Cooperative office. The variables used in this study are the accounts receivable internal control system that uses elements in the accounts receivable control system, namely organizational structure, system of authority and recording procedures, healthy practices and competent employees. The data used are quantitative data, qualitative data, primary data and secondary data. The data collection techniques used were documentation, interviews and questionnaires. The data analysis technique was used to process questionnaire data in which respondents chose two answers, namely "yes and" no using a nominal scale, namely the total percentage divided by two (100: 2) or in the Dean J. Champion formula. The results of the research based on the Dean J. Champion formula show that the internal control system for the accounts of members of the Kupang Credit Cooperative is effective, it can be seen from the results of the scores for each element, namely 100% organizational structure, 92% system of authority and recording procedures, healthy practices 92 %, competent employees 82%. Based on the results of data analysis, the conclusion of the results of this study is that the internal control system for Member accounts at the Familia Kupang Credit Cooperative is classified as effective with a percentage of 87% of respondents answering yes and 11% of respondents answering no. So suggestions can be given to the Kupang Familia Credit Cooperative, in order to maintain the effectiveness of the existing member receivables internal control system, in order to minimize the Members' accounts receivable arrears and it is hoped that it can increase socialization / training specifically for members, so that they are not negligent in paying Cooperative receivables Kredit Familia Kupang is expected to change the manual recording and reporting system to a computerized system, especially in branch offices so that data recording and reporting is more accurate, relevant and timely. It is hoped that the system of accounts receivable control will be strengthened, by placing a special officer for verification of accounts receivable repayment at each service coordinator. For other researchers, it can be used as a reference for conducting other research related to the internal control system for accounts receivable

BAB I

 PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Masalah Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi berbadan hukum yang bergerak dibidang perekonomian. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha nasional secara keseluruhan dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan. Sesuai definisi di atas maka tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya yang dilakukan koperasi dalam menjalankan usahanya adalah menghimpun dana dari anggota dan selanjutnya memberi pinjaman kepada anggota. Pinjaman tersebut akan menjadi tagihan atau piutang koperasi. Piutang Koperasi salah satu aset lancar dimiliki koperasi. Bagi koperasi aset lancar yang terbesar adalah piutang anggota. Agar piutang anggota dapat diawasi dengan baik maka perlu adanya pengendalian internal yang dilakukan secara baik terhadap aset tersebut Sistem Pengendalian Internal adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh manajemen ( Eksekutif) dan jajarannya untuk memberikan jaminan atau keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien, keadaan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undanggan. (Mahmudi 2019:20). Adapun unsur-unsur Sistem Pengendalain Internal pada piutang antara lain : Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Peranan sistem pengendalian internal terhadap piutang merupakan pelaksanaan sistem pengendalian internal untuk piutang harus menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi piutang telah dibukukan dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk menentukan tindakan apa yang diperlukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso telah bekerja dengan efisien. Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah satu Koperasi Kredit yang ada di Kota Kupang, yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari anggota dan melayani pinjaman kepada anggota. Jenis pinjaman yang diberikan Koperasi Kredit Familia Kupang kepada anggotanya adalah pinjaman umum, pinjaman mikro, pinjaman khusus, pinjaman manajemen dan pinjaman kapitalisasi.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang, permasalahan yang penulis kaji dalam penelitian ini adalah: 1. Piutang tak tertagih meningkat dari tahun 2015-2018. 2. Kesadaran anggota untuk mengangsur pinjaman sangat rendah sehingga pengembalian pinjaman tidak tepat pada waktunya. 3. Sistem Pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang mengalami peningkatan jumlah piutang tak tertagih mengindikasikan penerapan sistem pengendalian internal piutangnya belum optimal. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, maka peneliti memandang perlu untuk membatasi permasalahan penelitian pada “Sistem Pengendalian Internal Piutang.” D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah, yaitu : “Apakah Sistem Pengendalian Internal Piutang Anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif atau belum efektif?” E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektif tidaknya Sistem Pengendalian Internal Piutang Anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang. F. Kegunaan Penelitian G. Kegunaan Manajerial Bagi Koperasi Kredit Familia Kupang sebagai masukan dalam melakukan pengendalian internal khususnya pengendalian internal piutang, sehingga dapat meminimalkan piutang anggota yang tak tertagih pada Koperasi Kredit Familia Kupang. H. Kegunaan Pengembangan Ilmu a. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan peneliti berkaitan dengan sistem pengendalian internal piutang anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang. b. Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber informasi untuk melakukan penelitian yang sama atau penelitian lanjutan lainnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 2.1 Landasan Teoritis

 Pengertian Piutang Piutang merupakan kompenan aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, bisa juga melalui pemberian pinjaman. Adanya penjualan secara kredit menimbulkan terjadinya piutang yang dilakukan perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan. Menurut Zaki Baridwan (2010:125) Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, bisa juga melalui pemberian pinjaman. Adanya piutang menimbulkan terjadinya penjualan kredit yang dilakukan perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan. Menurut Mulyadi (2016:207) piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan hak atau klaim perusahaan terhadap pelanggan, nasabah atau anggota atas barang atau jasa yang telah diberikan, karena nasabah belum membayar/melunasi sesuai tanggal jatuh tempo atau periode telah ditentukan/disepakati bersama. 2.1.2Jenis – jenis Piutang Sebelum suatu transaksi penjualan dilakukan, biasanya terlebih dahulu ada kesepakatan mengenai cara pembayaran transaksi tersebut apakah secara tunai atau kredit. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai maka perusahaan akan langsung menerima kas, namun apabila pembayaran dilakukan secara kredit maka perusahaan akan menerima piutang. Pengklasifikasian piutang dilakukan untuk memudahkan pencatatan transaksi yang mempengaruhinya. Berikut beberapa definisi klasifikasi piutang menurut para pakar yaitu menurut Hery (2012:199) piutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Piutang Lancar/Piutang Dagang (Jangka Pendek) Yaitu piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan. 2. Piutang Tak Lancar/Piutang Non Dagang (Jangka Panjang) Meliputi piutang pegawai, piutang bunga, piutang dari pemegang saham dan lain-lain. Menurut Hery (2012:198), piutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Piutang Usaha (Account Receivable) yaitu piutang yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang dagang ini diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu yang relative pendek 30 atau 60 hari. Piutang dagang di neraca diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. 2. Piutang Wesel/Wesel Tagih (Notes Receivable) yaitu jumlah yang terhutang bagi pelanggan jika perusahaan telah menerbitkan surat hutang formal. Wesel biasanya digunakan untuk jangka waktu pembayaran lebih dari 60 hari. Jika wesel diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu satu tahun, maka dalam neraca wesel diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. 3. Piutang Lain-lain Meliputi piutang bunga, piutang pegawai, dan piutang dari perusahaan. Jika piutang lain-lain diperkirakan dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

3 Ciri – ciri Piutang Menurut Baritwan (2014:123) ciri-ciri piutang antara lain : 1. Adanya Nilai Jatuh Tempo Adanya nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan dari nilai transaksi utama, lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. 2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya pemberi kredit menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan debitur melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. 3. Adanya Bunga Yang Berlaku Bunga dibayar sebagai bentuk konsekuensi debitur yang meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi pemberi kredit. 2.1.4 Metode Pencatatan Piutang Menurut Mulyadi (2016:210) pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut: Metode Konvensional. Pencatatan ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal. Transaksi yang mempengaruhi piutang adalah: a. Transaksi penjualan kredit. Transaksi timbulnya piutang ini di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut. b. Transaksi retur penjualan Transaksi yang mengakibatkan berkurangnya piutang dari transaksi return penjualan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal return penjualan. c. Transaksi penerimaan kas dari piutang Transaksi yang menyebabkan berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh dibitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas. d. Transaksi penghapusan piutang Transaksi yang menyebabkan berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum transaksi pemberian pinjaman. 12 2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang. Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan. Faktur penjualan merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang diposting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian (buku rincian penjualan harian) yang merupakan jumlah faktur penjualan selama sehari. Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping). Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar (upaid ivoice file). Metode pencatatan dengan menggunakan komputer. Pencatatan piutang yang dilakukan secara harian untuk memutakhirkan catatan piutang pada komputer (batch system) dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.

Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal ini sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian internal, maka kecurangan yang mungkin dilakukan karyawan dapat diminimalisir. Menurut Mulyadi (2014:163) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Hery (2015:159) definisi sistem pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undangundang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga kekayaan yang dimiliki berupa piutang dengan memanfaatkan unsur-unsur pengendalian internal yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan yang kompeten untuk mencapai tujuan dari perusahaan. 15 2.1.7 Pentingnya Sistem pengendalian Internal Menurut Anthony dkk (2010:143) sistem pengendalian internal terdiri dari 5 aspek pentingnya yaitu: 1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi. Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting. 2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya. Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku untuk harta perusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian internal dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat. 3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha Sistem pengendalian internal dalam suatu perusahaan juga dimaksud untuk menghindari pekerjaan – pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber – sumber dana yang tidak efisien. 4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan. Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian internal memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan. 5. Penilaian. Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta telah dinilai dengan selayaknya sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan bahwa penyesuaian – penyesuaian telah dilakukan dengan sah. Sistem pengendalian internal yang dianut dalam suatu unit usaha dan dibentuk untuk mencapai tujuan pertama dan kedua diatas (yaitu, menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuan) disebut sistem pengendalian akuntansi internal (internal accounting controls). Sistem Pengendalian internal yang dianut untuk mencapai tujuan ketiga dan keempat tersebut diatas (yaitu, menggalakkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan) disebut pengendalian operasional (operasional controls) atau pengendalian administrasi (administrative controls)

Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal Menurut Hery (2014:22) sistem pengendalian internal perusahaan pada umumnya dirancang untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa aset perusahaan telah diamankan secara tepat dan bahwa catatan akuntansi dapat diandalkan. Pada dasarnya, konsep jaminan yang memadai ini sangat terkait langsung dengan suatu asumsi yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membentuk/menerapkan prosedur pengendalian seharusnya jangan sampai melebihi manfaat yang diperkirakan akan timbul/dihasilkan dari pelaksanaan prosedur pengendalian tersebut. Faktor manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian internal. Suatu sistem pengendalian yang baik akan menjadi titik efektif karena adanya karyawan yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikian juga halnya dengan kolusi, dimana kolusi ini dapat secara signifikan mengurangi keefektifan suatu sistem dan mengeliminasi proteksi yang ditawarkan dari pemisahan tugas. Terakhir, ukuran perusahaan juga dapat memicu keterbatasan pengendalian internal. Pada perusahaan yang berskala kecil, sebagai contoh, mungkin akan sangat sulit untuk menerapkan pemisahan tugas atau memberikan pengecekan independen/verifikasi internal, mengingat suatu karyawan mungkin saja merangkap mengerjakan beberapa pekerjaan yang berbeda.  Fungsi Sistem Pengendalian Internal Mulyadi (2016:130) manajemen merancang sistem pengendalian intrnal yang efektif dengan empat tujuan pokok sebagai berikut : 1. Menjaga harta kekayaan perusahaan Bila sistem pengendalian internal berjalan dengan baik maka akan dapat mengantisipasi terjadinya kecurangan, pemborosan, ketidakefisiensi, dan penyalahgunaan terhadap aktiva prusahaan. 2. Mengecek keakuratan data akuntansi Keandalan data/informasi akuntansi digunakan oleh manajmen dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi. 3. Mendorong efisisensi Kebijakan perusahaan mampu memberikan manfaat tertentu dengan memantau setiap pengorbanan yang telah dikeluarkan guna mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Untuk mencapai tujuan perusahaan maka kebijakan, prosedur, sistem pengendalian intern yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa kebijakan prosedur yang ditetapkan perusahaan akan dipatuhi oleh seluruh karyawan.  Cara Pengendalian Menurut Mulyadi (2016:124) cara-cara pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian Langsung Merupakan pengendalian yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manager. Manager memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki. 2. Pengendalian Tidak Langsung Merupakan pengendalian jarak jauh, artinya dapat melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil yang telah dicapai. 3. Pengendalian Berdasarkan Kekecualian Merupakan pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahankesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengendalian semacam ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manager. 2.1.11 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang Menurut Mulyadi (2016:189) Sistem pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pengendalian internal itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian internal terhadap piutang merupakan suatu rangkaian 20 tindakan yang bersifat laporan keuangan dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas. Menurut Mulyadi (2016:129) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga piutang organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern terhadap piutang untuk menentukan tindakan apa yang diperlukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso telah bekerja dengan efisien. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal piutang merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga kekayaan yang dimiliki berupa piutang dengan memanfaatkan unsur-unsur pengendalian intern yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan yang kompeten untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Konsep dasar pengendalian intern menurut Mulyadi (2016:176) adalah : 1. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir,  namun dijalankan oleh orang disetiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain. 3. Pengendalian intern diharapkan dapat dan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dewan komisaris entitas. 4. Pengendalian intern ditunjukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan seperti : pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, pengendalian internal atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi, baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).  Unsur –unsur Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang Menurut Mulyadi (2016:130) ada beberapa komponen atau unsur-unsur dalam sistem pengendalian internal piutang, yakni sebagai berikut : 1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi ini merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsipprinsip sebagai berikut : a. Fungsi akuntansi harus terpisah dengan fungsi kas Berdasarkan unsur sistem pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yang lain yaitu fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi serta akan membuka kesempatan bagi karyawan perusahaan untuk melakukan kecurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukan. Fungsi kas berada ditangan bagian kas dan fungsi akuntansi berada ditangan bagian jurnal. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya penggunaan kas dan penjualan tunai oleh bagian kas untuk kepentingan pribadi.  b. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi. Setiap transaksi harus dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari satu karyawan atau lebih dari satu fungsi. Dengan penggunaan unsur pengendalian intern tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang melibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan yang lain. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Pembagian wewenangnya sebagai berikut: a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan. Transaksi penjualan dimulai dengan diterimanya order dari pembeli. Fungsi penjualan mengisi formulir surat order pengiriman untuk memungkinkan berbagai pihak melaksanakan pemenuhan order yang diterima dari pembeli.  b. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan. Terjadinya piutang menyebabkan kekayaan perusahaan bertambah diakui dan dicatat berdasarkan dokumen faktur penjualan. Faktur ini dibuat berdasarkan dokumen tembusan surat order pengiriman. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah : a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi sehingga pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya transaksi. b. Pemeriksaan mendadak. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan  jadwal yang tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak terhadap kegiatankegiatan pokoknya, hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. Karena setiap transaksi dilaksanakan dengan campur tangan pihak lain, sehingga terjadi internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait, maka setiap unit organisasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya. d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari. e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya. Untuk menjaga aset organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara aset secara fisik dengan catatan akuntansi atas aset tersebut. g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern (SPI). Agar efektif dan menjalankan tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi serta harus bertanggung jawab langsung kepada manejemen puncak (direktur utama). 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban yang dapat diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian internal yang mendukungnya. Namun karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya tidak cukup menjadi satu-satunya unsur sistem pengendalian internal untuk menjamin tercapainya tujuan sistem pengendalian internal. Manusia mempunyai kelemahan yang bersifat manusiawi, seperti misalnya bosan, tidak puas, memiliki masalah pribadi yang mengganggu pelaksanaan tugasnya, atau tujuan pribadinya berubah sehingga bertentangan dengan tujuan perusahaan. Dalam pengembangan sistem, analisis sistem memandang manusia yang jujur tidak akan selamanya jujur. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi inilah unsur sistem pengendalian internal yang lain dipergunakan dalam suatu organisasi, sehingga tujuan sistem pengendalian internal dapat terwujud. Untuk mendapat karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh: a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. b. Perkembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. 2.1.13 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang dan Penggolongannya Menurut Hery (2014:11) tujuan pengendalian internal terhadap piutang adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau piutang perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi yang akurat serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi. Pemberian kredit dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan meningkatnya volume penjualan, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas keberadaan piutang itu sendiri yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian terhadap piutang tersebut. Untuk mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian berfungsi sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan. Menurut Mulyadi (2002:129) tujuan pokok sistem pengendalian internal yaitu: 1. Menjaga aset organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.  Pentingnya Pengendalian Piutang Menurut Mulyadi (2016:207), faktor-faktor yang mengharuskan dilaksanakannya pengendalian piutang adalah : 1. Perubahan Lingkungan Organisasi Perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan organisasi manapun. Pergeseran pasar, munculnya pesaing baru, penemuan bahan dasar baru, berlakunya peraturan baru dan lain-lainya. Melalui fungsi pengendalian piutang, manajemen mendeteksi perubahan yang mempengaruhi produk atau jasa perusahaannya, kemudian dapat membuat tindakan untuk mengatasi ancaman yang ada serta memanfaatkan kesempatan baru yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.  2. Sifat Kompleks Adanya desentralisasi dapat menambah sifat kompleks organisasi pada saat ini, desentralisasi dapat mempermudah usaha pengendalian organisasi, karena operasi organisasi tidak perlu lagi dikendalikan oleh kantor pusat. 3. Kesalahan-kesalahan Apabila manajer atau bawahan tidak pernah membuat kesalahan maka dengan mudah dapat menetapkan standard pelaksanaan dan mencatat perubahan-perubahan penting yang tidak terduga dalam lingkungan organisasi. Tugas managr mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi lebih parah lagi. 4. Kebutuhan Manager untuk Mendelegasi Wewenang Para manager tidak mungkin mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasinya. Untuk para manager secara bertingkat mendelegasikan tugas dan wwenangnya kepada bawahan, hal ini tidak berarti bahwa tanggung jawab kepaa atasan menjadi hilang. Satu-satunya cara bagi manager untuk dapat menentukan bahwa telah melaksanakan tugas yang didelegasikan adalah dengan mnerapkan sistem pngendalian internal piutang.  Prosedur Sistem Pengendalian Internal Piutang Menurut Mulyadi (2016:218) prosedur dalam pngendalian piutang, yaitu : 1. Pernyataan saldo akhir bulan (balance end-of month statement) Pernyataan piutang ini hanya menyajikan saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan sangat sederhana, namun tidak memberikan informasi apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatannya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang yang berbeda dengan saldo yang tercantum. 2. Pernyataan satuan (unit statement) Pernyataan piutang ini berisi : Saldo utang dagang debitur pada awal bulan, Mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi dan saldo utung dagang debitur pada akhir bulan yang dimaksudkan untuk mencatat piutang. 3. Pernyataan saldo berjalan dengan akun konvensional (running balance statement with convenstions account) Pernyataan saldo berjalan dengan akun konvensional adalah terletak pada posting dan isi catatan piutangnya. Persedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan akun konvensional adalah sebagai berikut : a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 1 lembar. b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang. c. Pada akkhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan. d. Pada awal bulan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang tetap menggunakan kartu peiutang yang dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusannya. 4. Pernyataan faktur yang belum dilunasi (open item statement) Pernyataan piutang bentuk ini berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debitur pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah rupiahnya. Penggunaan bentuk pernyataan ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur. 2.1.16 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koperasi Kredit Familia Kupang Sistem pengendalian internal piutang dapat digunakan untuk membentuk pengendalian dalam rangka melindungi piutang. Diantaranya adalah melakukan pemisahan fungsi-fungsi piutang yaitu: fungsi penjualan kredit, fungsi penjualan, fungsi akuntansi, fungsi penagihan. Pemisahan fungsi ini dilakukan agar tidak adanya rangkap tugas dalam satu fungsi. Tujuannya dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalagunaan dana. Perusahaan selalu berupaya untuk membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan berbagai perangkat pengendalian internal atas piutang tersebut. Upaya yang dilakukan oleh Koperasi Kredit Familia Kupang untuk mengurangi terjadinya kelasahan dan penyalagunaan dana sertasi membatasi nilai piutang tak tertagih yaitu menetapkan Standar operasional prosedur (SOP) sebagai alat control atau panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar. Adapun yang dicapai oleh Koperasi Kredit Familia Kupang adalah “Unggul dalam pelayanan, terpercaya untuk keamanan, dan mandiri dalam permodalan”. Adanya Opersaional Koperasi Kredit Familia Kupang adalah sebagai berikut : 1. Memperkuat Sumber Daya Manusia melalui pendidikan, pelatihan yang sinergis dan berkesimanbungan. 2. Memperkuat keswadayaan anggota melalui peningkatan Simpanan Ekuitas yaitu Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Swakarsa dan Simpanan lainnya. 3. Meningkatkan struktur keuangan yang efektif yang berbasis IT, cepat, mudah, dan terbuka.  Berikut ini Aktivitas sistem pengendalian internal terhadap piutang berkaitan dengan standar prosedur operasional yang dilakukan Koperasi Kredit Familia Kupang dan tanggungjawab dari masingmasing bagian: a. Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat anggota Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi tersebut, hal yang akan di kerjakan harus di putuskan terlebih dahulu dalam rapat anggota sehingga pengurus mengetahui dan melaksanakan tugas dengan baik. Hal ini yang tercermin dalam tata cara kerja antara para pengurus yang akan di pertanggungjawabkan dalam RAT yang akan di laksanakan setiap akhir tahun. b. Manajer Tugas dari manajer adalah : a. Melaksanakan tugas dan perintah sesuai dengan data yang di berikan oleh pengurus b. Mengumpulkan laporan pertanggungjawaban realisasi dan rencana kerja dan anggaran secara berkala maupun tahunan kepada pengurus. c. Mengkoordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kebijakan serta program kerja dan anggaran yang meliputi usaha, pendidikan dan penanaman nilai-nilai perkoperasian di dalam gerakan Koperasi Kredit Indonesia. d. Menjalin, memelihara dan mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal. c. Bagian Administrasi dan Umum Tugas dari Kabag Administrasi dan Umum adalah : 1. Menyiapkan formulir anggota baru. 2. Mengarsipakan surat masuk dan keluar. 3. Menyusun rencana belanja ATK. 4. Membuat konsep surat. 5. Melaksanakan tugas yang di berikan oleh manajer d. Bagian Perkreditan Tugas dari Perkreditan adalah : 1. Membuat daftar tagihan dan bertanggungjawab kelalaian pinjaman dalam hal ini anggota yang belum menyetor pinjaman. 2. Memverifikasi slip penyetoran simpanan saham dan pinjaman serta pelayanan pinjaman. 3. Membuat laporan target realisasi. 4. Membuat laporan perkembangan piutang macet. 5. Melayani konsultasi pinjaman. 6. Mengerjakan tugas yang di berikan oleh manajer. 7. Menyusun dan menerima surat pengajuan permohonan pinjaman. 8. Melakukan survei lapangan sebelum melayani pinjaman. Membuat rekapan anggota yang bermasalah. e. Panitia Kredit Tugas dari bagian perkreditan adalah : 1. Mempertimbangkan dan menganalisis setiap permohonan pinjaman anggota kemudian memutuskan apakah permohonan tersebut di kabulkan atau tidak. 2. Mewawancarai para peminjam untuk mendapat informasi yang jelas menganai tujuan pinjaman. 3. Di jadikan bahan pertimbanagn dalam mengambil keputusan. f. Pengawas Tugas dari pengawas adalah : 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan. g. Panitia Pendidikan Tugas dari panitia pendidikan adalah : 1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan bagi anggota dan calon anggota. 2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan dan pendidikan bagi para anggota dan pengurus koperasi.   h. Bagian Keuangan Tugas dari kabag keuangan adalah : 1. Menyiapkan slip uang masuk dan slip uang keluar 2. Menerima bukti uang masuk 3. Mengeluarkan uang setelah mendapat persetujuan manajer untuk di catat dalam buku kas. 4. Membuat laporan keuangan setiap bulan dan melaorkannya kepada manajer. 5. Bertanggungjawab atas setiap uang keluar dan uang masuk. i. Customer Service, bertugas : Memberikan pelayanan kepada anggota maupun calon anggota baru sesuai kebutuhan (seperti pelayanan keanggotaan, pengajuan kredit, permintaan informasi, dll). Menangani keluhan anggota sesuai kebutuhan, guna memenuhi kebutuhan dengan cepat sasaran dan tepat waktu, dan untuk menjaga kepuasan pelanggan yang telah ditetapkan. 2.1.17 Pengertian Efektivitas dan Pengukuran Efektivitas Menurut Mahmudi (2019:190) efektivitas merupakan cara untuk mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan suatu program dengan mengukur dampak atau pengaruh, evaluasi oleh konsumen dan evaluasi yang bertujuan pada proses bukan pada hasil. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan 38 tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Efektivitas ini perlu diterapkan dalam sistem pengendalian intern terhadap piutang perusahaan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga piutang dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Cara pengukuran efektivitas menggunakan rumus Dean J. Champion (1990:302) sebagai berikut :

Standar yang digunakan rumus statistik dengan menggunakan teknik median, yaitu jumlah keseluruhan presentase dibagi dua (100% : 2), sehingga kaidah pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika total presentase jawaban ya ≥ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif. 2. Jika total presentase jawaban ya ≤ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal piutang anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong tidak efektif.  2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas Sistem pengendalian internal putang adalah penelitian yang dilakukan oleh : 1. Sofia Rafelina Kedjam (Skripsi:2018) dengan judul Sitem Pengendalian Internal Piutang pada KSP Serviam Kupang. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui pengendalian internal piutang pada KSP Serviam Kupang. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur oganisasi, sistem wewenang, praktik yang sehat dan karyawan yang bermutu. Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Struktur Organisasi : sudah adanya pembagian tugas yang jelas, yang meliputi pengurus, manager, bagian kredit, petugas survei, petugas lapangan dan bagian keuangan. 2. Sistem wewenang : proses pencairan pinjaman sudah melalui tahap demi tahap yang sudah ditentukan oleh KSP Serviam Kupang. 3. Praktik yang sehat : prosedur pencairan pinjaman sudah mengikuti aturan yang ada pada KSP CU Serviam. 4. Karyawan yang bermutu : perekrutan karyawan telah melalui beberapa tahap seleksi sesuai dengan aturan yang berlaku di KSP Serviam. 2. Fransisca Consulata Sikki Skripsi:2019) dengan judul Sitem Pengendalian Internal Piutang pada Kantor BPJS Keteanagakerjaan  Cabang NTT. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui pengendalian internal piutang pada Kantor BPJS Keteanagakerjaan Cabang NTT. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur oganisasi, sistem wewenang, praktik yang sehat dan karyawan yang bermutu. Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional dengan tegas, pada bagian keuangan, bagian pemeriksa (Wasrik) dan Petugas bidang umum/SDM pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan, yaitu setiap penagihan piutang iuran dilakukan melalui pengiriman surat tertulis atau melalui email surat tagihan yang dilakukan oleh petugas bidang keuangan dan petugas pemeriksa (Wasrik) yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, seperti : a. Fungsi pembinaan kepada peserta oleh pemasaran, dalam konteks penagihan piutang MO (Marketing Officer)/RO (Relationship Officer) wajib melakukan pembinaan agar badan usaha /perusahaan tertib melakukan pembayaran iuran dan pembinaan untuk meminimalkan jumlah piutang iuran serta mendukung penyediaan data untuk proses penagihan iuran dan piutang oleh petugas keuangan dan petugas pemeriksa.  b. Fungsi penagihan iuran dan pengurusan piutang oleh petugas keuangan dan petugas pemeriksa, melakukan tagihan piutang iuran klasifikasi lancar dan kurang lancar. c. Fungsi penagihan secara elektronik melalui media email, short message service (SMS), collection contact center (3C), yang dapat dilakukan secara otomatis melalui sistem teknologi informasi (TI). 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya, dalam hal yang berhubungan dengan sistem pengendalian ini, kesesuaian pendidikan dan seleksi penerimaan dan penempatan pegawai sesuai dengan tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya 2.3 Kerangka Pemikiran Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah satu koperasi kredit yang memiliki kegiatan utama menjalankan usaha simpan pinjam bagi anggotanya. Koperasi kredit yang menghimpun dana dari anggotanya wajib menyalurkan kembali dana yang dihimpun dari para anggota dalam bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Penyaluran dana tersebut sering dikenal dengan istilah kredit yang menimbulkan timbulnya piutang bagi Koperasi. Piutang merupakan komponen yang terdapat didalam aktiva lancar, piutang juga merupakan harta atau kekayaan terbesar setelah kas yang dimiliki perusahaan. Piutang timbul akibat adanya penjualan atau penyerahan barang atau jasa secara kredit, dalam kegiatan operasional Koperasi Kredit piutang timbul akibat penyaluran pinjaman kepada anggota. Piutang yang dimiliki Koperasi membutuhkan pengendalian internal piutang yang menjamin kekayaan Koperasi tetap terjaga dari penyelewengan dan kesalahan-kesalahan yang disebabkan karyawan dan anggota. Pengendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal piutang harus memenuhi unsur-unsur pengendalian internal yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karywan yang bermutu, dengan adanya unsur-unsur pengendalian internal maka tujuan utama pengendalian internal akan berjalan baik.

BAB III

METODE PENELITIAN

Ø  Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Kredit Familia Kupang, yang beralamat Jln. H.R. Koroh No. 109 Sikumana, Kota Kupang – NTT, Telp 0380 8431301, Email : kopditfamiliakupang@gamail.com

Ø  Populasi dan Sampel

Populasi Menurut Sugiyono (2012:115). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan peneliti yaitu pengurus dan jumlah karyawan sebanyak 15 orang yang ada pada Koperasi Kredit Familia Kupang.  Sampel Menurut Sugiyono (2012:115) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil peneliti dari populasi ini berjumlah 15 orang, yaitu 3  orang bagian pengurus, 4 orang bagian SDM/Umum, 3 orang bagian keuangan, dan 5 orang bagian pemasaran/perkreditan pada Koperasi Kredit Familia Kupang.

Ø  Variabel Penelitian 

Jenis Variabel Penelitian Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan adalah sistem pengendalian internal piutang, yang meliputi : struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur dalam pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

 Definisi Operasional Variabel Penelitian Sistem Pengendalian Internal Piutang adalah upaya perusahaan dalam menjaga aset atau kekayaan berupa piutang dengan memperhatikan indikator-indikator pengendalian internal piutang yang terdiri dari: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional dengan tegas, pada bagian keuangan, bagian perkreditan dan bagian SDM/umum. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang dilakukan panitia kredit adalah ada tidaknya sistem kewenangan, perintah dan petunjuk yang jelas dari panitia pemberian kredit. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi adalah pelaksanaan tugas sesuai aturan yang berlaku. 4 Dalam pelaksanaan praktik yang sehat bagian kredit dilihat dari prosedur pengajuan pinjaman yang diberikan oleh Koperasi kepada anggota dibuktikan dengan surat permohonan pinjaman yang diisi oleh anggota, pemeriksaan berkas pemohon, melakukan wawancara, survei, rapat penitia kredit dan pencairan pinjaman. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab adalah semua karyawan yang bekerja pada Koperasi Kredit Familia Kupang yang ditempatkan pada masing-masing bidang sesuai keahlian dan kompetensi sesuai latar belakang pendidikan yang dimiliki.

Skala Pengukuran Skala pengukuran yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala nominal.  Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Menurut Sifatnya yaitu: a. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Dalam penelitian 47 ini, data kuantitatif yang digunakan penulis yaitu Jumlah piutang tak tergih dan jumlah piutang yang beredar (pemberian kredit). b. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan skala numerik. Data kualitatif yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu data pembagian tugas dan struktur organisasi. 2. Menurut Sumbernya : a. Data Primer Data primer adalah data yang diproleh langsung dari sumbernya yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut, misalnya data jumlah anggota yang menunggak Piutang dan jumlah piutang tak tertagih tahun 2015-2018. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data pada Koperasi Kredit Familia Kupang yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada, misalnya : struktur organisasi, dokumen pengajuan kredit anggota dan pembagian tugas. 3.5 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah Koperasi Kredit Familia Kupang. 3.6 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah Bagian Kredit dan Maneger Koperasi Kredit Familia Kupang. 48 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang tidak diperoleh melalui dokumentasi. Misalnya wawancara peneliti dengan kepala bagian kredit mengenai kelengkapan dokumen yang harus diajukan anggota yang ingin meminjam. 2. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti seperti dokumen piutang anggota, laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas Koperasi Kredit Familia Kupang. 3. Kuesioner Menurut Silalahi (2010:279) kuesioner teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan yang telah diformulasikan kepada responden untuk dijawab dengan memilih dua jawaban yakni “ya” dan “tidak”. Responden berjumlah 16 orang, yaitu 3 pngurus 4 orang bagian SDM/Umum, 3 orang bagian keuangan, dan 6 orang bagian pemasaran/perkreditan pada Koperasi Kredit Familia Kupang. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui sistem pengendalian internal piutang Koperasi Kredit Familia Kupang, adalah dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif, yang bersifat 49 deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh secara sistematis kemudian dianalisis untuk mencapai kejelasan. Hasil jawaban yang diperoleh dari responden selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus Dean J. Champion (1990:302) dalam jurnal skripsi 2016 oleh Indra Mulia Cipta, sebagai berikut :

Ø   

Untuk menentukan keefektifan sistem pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang,maka digunakan rumus statistik dengan menggunakan teknik median, yaitu jumlah keseluruhan presentase dibagi dua (100% : 2), sehingga kaidah pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika total presentase jawaban ya ≥ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif. 2. Jika total presentase jawaban ya ≤ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal piutang anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong tidak efektif.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

 Sejarah Berdirinya Koperasi Familia Kupang Koperasi Kredit Familia Kupang di dirikan pada tanggal 13 Januari 1995. Koperasi ini berkedudukan di Jln. H.R Koroh No. 109 Sikumana Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Madya Kupang. Pembentukan Koperasi ini di hadiri oleh 172 orang dan menyatakan diri sebagai anggota Koperasi tanggal 05 Maret 1999. Koperasi Kredit Familia Kupang memperoleh Badan Hukum dari Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Kupang dengan Nomor : 16/BH/KDK.24.1/III/1999. Awal pembentukan Koperasi ini bertempat di Kompleks Gereja Paroki STA. Familia Kupang, kemudian di pindahkan ke alamat Jln. H.R Koroh No. 109 Sikumana, Kupang – NTT. Atas kuasa rapat pembentukan Koperasi Kredit Familia Kupang yang di selenggarakan pada hari Jumad tanggal 13 Januari 1995 di tunjuk pendiri sekaligus pengurus Koperasi untuk pertama kalinya sebagai berikut : 1. Ketua : Wihelmus Mara Owa 2. Sekrtaris : Drs. Marselinus Angkat 3. Bendaharan : Drs. Joseph Beda Kedang Kuasa pendiri menyatakan mendirikan Koperasi serta menandatangai anggaran dasar Koperasi dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Koperasi ini bernama Koperasi Simpan Pinjam dengan nama singkat KSP Familia dan selanjutnya dalam anggaran dasar ini di sebut KSP Koperasi Kredit Familia Kupang dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 19 orang. 2. Koperasi ini berkedudukan di kompleks Gereja Paroki Sta. Familia Kupang, Kelurahan Sikuamana, Kecamatan Maulafa Kota madya Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masa kerja (Februari – Desember 1995) berhasil menjaring anggota sebanyak 103 orang dengan total simpanan sebesar Rp. 3.746.780 yang terdiri dari : simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Koperasi Kredit Familia menerima semua masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya tanpa memandang SARA (Suku, Agama dan Ras). Koperasi kredit ini didirikan untuk membantu kebutuhan ekonomi rumah tangga anggota khususnya dan masyakat pada umumnya dengan cara memberikan pinjaman kepada anggota.  Visi, Misi, Motto, Tujuan Koperasi Kredit Familia Kupang  Visi Koperasi Kredit Familia Kupang Visi yang ingin di capai oleh Koperasi Kredit Familia Kupang adalah Unggul dalam pelayanan, terpercaya untuk keamanan, dan mandiri dalam permodalan.  Misi Koperasi Kredit Famila Kupang Misi yang ingin dicapai oleh Koperasi Kredit Familia Kupang adalah: menyediakan pelayanan keuangan yang profesional dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas hidup anggota.  Motto Koperasi Kredit Famila Kupang “Menjadi koperasi kredit yang terpercaya dan unggul berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.” Tujuan Koperasi Kredit Familia Kupang a. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka usaha menggalang melaksanakannya anggota yang sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Memupuk modal bersama untuk kejehtaraan anggota. c. Menambah pengetahuan anggota tentang koperasi khususnya dibidang usaha simpan pinjam. 53 d. Membangun stabilitas keuangan yaitu dengan membangun kekuatan finansial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai dan kontrol internal yang akan memastikan pelayanan yang berkesinambungan bagi para anggotanya. 4.1.3 Bentuk Usaha Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah satu lembaga keuangan non bank, yang kegiatan utamanya melayani simpanan dan pinjaman anggota. 4.1.4 Bidang Usaha Unit usaha yang dikelola oleh Koperasi Kredit Familia Kupang adalah usaha simpan pinjam, yaitu kegiatan menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada anggota dalam bentuk pinjaman. 4.1.5 Pinjaman Yang Diberikan Koperasi Kredit Familia Kupang Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di Kota Kupang yang memiliki kegiatan utamanya yaitu menghimpun dana dari anggota dan meyalurkan dana tersebut kepada anggota dalam bentuk pinjaman atau kredit. Adapun jenis-jenis pinjaman yang diberikan Koperasi Kredit Familia Kupang : 54 1. Pinjaman Umum Pinjaman umum merupakan jenis pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan syarat pinjaman sebesar dua kali simpanan saham yang dimiliki anggota. Besar bunga pinjaman yang dibebankan koperasi kepada anggota sebesar 1,8% menurun. 2. Pinjaman Mikro Pinjaman mikro merupakan pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan tujuan peminjaman sebagai modal membuka usaha dengan bunga pinjaman yang dibebankan sebesar 2,2% menurun dan memiliki syarat pinjaman yang diberikan lebih dari dua kali simpanan. 3. Pinjaman Khusus Pinjaman khusus adalah pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan tujuan untuk membeli motor/mobil dengan bunga pinjaman sebesar 1% tetap. 4. Pinjaman Manajemen Pinjaman manajemen merupakan pinjaman yang diberikan khusus untuk karyawan Koperasi Kredit Familia Kupang. 5. Pinjaman Kapitalisasi Pinjaman kapitalisasi merupakan pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan tujuan untuk menambah jumlah simpanan saham anggota. 55 4.1.6 Struktur Organisasi Koperasi Kredit Familia Kupang Salah satu unsur penting dalam suatu perusahaan atau instansi adalah struktur organisasi. Karena dalam struktur organisasi menggambarkan tugas dan tanggung jawab secara jelas. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan hubungan wewenang mulai dari pimpinan sampai dengan bawahan yang mana semua mempunyai fungsi yang sama penting dan diperlukan koordinasi yang baik. Menurut Wilson (2011:90), struktur organisasi merupakan suatu proses untuk membagi, mengelompokkan, dan mengkoordinasi aktivitas-aktivitas dalam organisasi. Setiap kelompok pekerjaan mempunyai tugas, wewenang, dan tanggungjawab tertentu untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan.

1.      Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana yang telah peneliti dijelaskan pada bab 4 (empat), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem Pengendalian Internal Piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang telah dilaksanakan secara memadai atau tergolong efektif, hal ini didukung oleh adanya unsur-unsur sistem pengendalian internal piutang dan tercapainya tujuan sistem pengendalian internal piutang adalah sebagai berikut: a. Unsur struktur organisasi yang memisahkan, sebanyak 100% responden memilih jawaban “ya”, hal ini menyatakan bahwa struktur organisasi pada Koperasi Kredit Familia Kupang sudah memisahkan fungsi tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian yang ada, sehingga dapat mencegah timbulnya kelalaian dalam melaksanan tugas dan tanggungjawab para karyawannya b. Unsur sistem wewenang dan prosedur pencatatan, sebanyak 92% responden memilih jawaban “ya”, sedangkan 21% responden memilih jawaban “tidak”, hal ini menunjukan bahwa sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, telah memiliki sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi terlaksananya setiap transaksi yang baik sehingga dapat meminimalkan penyalahgunaan wewenang. c. Unsur praktik yang sehat, sebanyak 92% responden memilih jawaban “ya”, sedangkan 7% responden memilih jawaban “tidak”, hal ini menunjukan setiap bagian sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. d. Unsur karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya, sebanyak 82% responden memilih jawaban “ya”, sedangkan 17% responden memilih jawaban “tidak”, hal ini menunjukan bahwa setiap pegawai sudah kompeten, dan telah melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawabnya sesuai sistem dan prosedur yang ditetapkan 2. Sistem pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif, dengan hasil perhitungan presentase jawaban “ya” sebanyak 87%, lebih besar dari presentase jawaban “tidak” sebanyak 11%. 3. Piutang Tak Tertagih yang terjadi pada Koperasi Kredit Familia Kupang bukan disesabkan karena sistem pengendalian internal piutang yang terjadi namun karena faktor lain yaitu kesadaran anggota yang meminjam untuk mengembalikan pinjaman masih rendah. 78 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan dari hasil perhitungan pengujian pengendalian untuk menilai keefektivan pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang Kupang, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Koperasi Kredit Familia Kupang a. Sebaiknya SPI meningkatkan keterampilan dan keahlian mengenai administrasi piutang, agar kualitas pelaksanaan SPI dalam menjalankan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan optimal serta dapat meningkatkan kinerja SPI dalam menyelesaikan masalah piutang. b. Sebaiknya dalam memilih audit internal sesuai dengan latar belakang pendidikan, karena saat ini latar belakang auditor internal dalam perusahaan masih memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. c. Sebaiknya staf audit internal yang memiliki persyaratan ujian sertifikasi kualifikasi internal audit diikutsertakan, agar staf audit internal tersebut memiliki peranan yang dapat menjunjung tinggi standar mutu pekerjaan sehingga tujuan pemeriksaan dapat tercapai secara optimal. d. Diharapkan supaya tetap mempertahankan efektivitas sistem pengendalian internal piutang anggota yang ada, sehingga dapat mengurangi piutang anggota yang tak tertagih.  e. Memberikan sosialisasi dan pendidikan dasar-dasar koperasi simpan pinjam kepada para anggota, sehingga memahami hidup berkoperasi yang baik dan tidak lalai dalam menjalankan hak dan kewajibannya. f. Memberikan pendidikan lanjutan sesuai dengan bidang yang ditekuni guna meningkatkan kualitas karyawan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan serta memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi, yang merupakan salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan. g. Diharapkan memperkuat sistem pengendalian piutang, dengan menempatkan seorang petugas khusus verifikasi pelunasan piutang di setiap koordinator pelayanan. h. Diharapkan Mengubah sistem pencatatan dan pelaporan manual menjadi sistem komputerisasi terutama di kantor cabang sehingga pencatatan dan pelaporan data lebih akurat, relevan dan tepat waktu. 2. Bagi Peneliti Lain: Bagi peneliti lain, skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan mengenai Pengendalian Internal Piutang.***

Daftar pustaka

Anthony, dkk. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta

Amien Widjaja Tunggal. 2011. Dasar-dasar Pengendalian Intern dan Corporate Governace. Penerbit Harvarindo

Baridwan Zaki. 2014. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE. Yogyakarta

Hery.2012. Teori Akuntansi. Kecana,Jakarta

Indra Mulia Cipta (jurnal Skripsi 2016), Rumus Dean J. Champion (Buku Basic Statistic For Social Research, Tahun 1990:302) Dalam Edisi Terbaru Penerbit Afdal (2011:41)

Mahmudi.2019.Analisis Laporan Keuangan Daerah.STIM YKPN.Yogyakarta.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta

Republik Indonesia. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

 Silalahi. 2010 Metode Penelitian Sosial. Penerbit Refika Aditama. Bandung

Sofia Rafelina Kendjam. 2018. Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada KSP CU Serviam Kupang

Fransisca Consulata Sikki. 2019. Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada Kantor BPJS Keteanagakerjaan Cabang NTT.

Stie Oemathonis Kupang. 2019. Pedoman penulisan skripsi : Kupang

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung