Adelina Tualaka, Mahasiswi Semester 1 Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya Lentera24.com - Abstrak Masalah dalam penel...
Adelina Tualaka, Mahasiswi Semester 1 Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya
Lentera24.com - Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian piutang pada Koperasi Familia Kupang mengalami peningkatan jumlah piutang tak tertagih mengindikasikan penerapan sistem pengendalian internal piutangnya belum optimal. Perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah sistem pengendalian internal piutang Anggota Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif atau belum efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya sistem pengendalian internal piutang Anggota pada kantor Koperasi Kredit Familia Kupang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pengendalian internal piutang yang menggunakan unsur-unsur dalam sistem Pengendalian piutang yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan yang kompeten. Data yang digunakan adalah data kuantitatif, data kualitatif, data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data kuesioner yang responden memilih dua jawaban yakni “ya dan “tidak dengan menggunakan skala nominal yaitu jumlah keselurahan presentase dibagi dua (100:2) atau dalam rumus Dean J. Champion. Hasil penelitian berdasarkan rumus Dean J. Champion menunjukan bahwa sistem pengendalian internal piutang Anggota Koperasi Kredit Kupang, sudah efektif, dapat dilihat pada hasil skor masing – masing unsur, yaitu struktur organisasi 100%, sistem wewenang dan prosedur pencatatan 92%, praktik yang sehat 92%, pegawai yang kompeten 82%. Berdasarkan hasil analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini yakni sistem pengendalian internal piutang Anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif dengan presentase 87% responden menjawab ya dan 11% responden menjawab tidak. Maka saran yang dapat diberikan bagi Koperasi Kredit Familia Kupang, supaya tetap mempertahankan efektifitas sistem pengendalian internal piutang Anggota yang ada, agar dapat meminimalkan tunggakan Piutang Anggota dan diharapkan agar dapat meningkatkan sosialisasi/pelatihan secara khusus kepada anggota, agar mereka tidak lalai dalam membayar piutang Koperasi Kredit Familia kupang, diharapkan Mengubah sistem pencatatan dan pelaporan manual menjadi sistem komputerisasi terutama di kantor cabang sehingga pencatatan dan pelaporan data lebih akurat, relevan dan tepat waktu, diharapkan memperkuat sistem pengendalian piutang, dengan menempatkan seorang petugas khusus verifikasi pelunasan piutang di setiap koordinator pelayanan. Bagi peneliti lain yakni dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lain yang berhubungsn dengan sistem pengendalian internal piutang.
ABSTRACT
The problem in this research is that the receivables control system at Koperasi Familia Kupang has increased the number of uncollectible accounts, indicating that the application of the internal control system for accounts receivable is not yet optimal. The formulation of the problem in this research is whether the internal control system for the members of the Familia Kupang Credit Cooperative is effective or not. This study aims to determine the effectiveness of the internal control system for Member accounts at the Familia Kupang Credit Cooperative office. The variables used in this study are the accounts receivable internal control system that uses elements in the accounts receivable control system, namely organizational structure, system of authority and recording procedures, healthy practices and competent employees. The data used are quantitative data, qualitative data, primary data and secondary data. The data collection techniques used were documentation, interviews and questionnaires. The data analysis technique was used to process questionnaire data in which respondents chose two answers, namely "yes and" no using a nominal scale, namely the total percentage divided by two (100: 2) or in the Dean J. Champion formula. The results of the research based on the Dean J. Champion formula show that the internal control system for the accounts of members of the Kupang Credit Cooperative is effective, it can be seen from the results of the scores for each element, namely 100% organizational structure, 92% system of authority and recording procedures, healthy practices 92 %, competent employees 82%. Based on the results of data analysis, the conclusion of the results of this study is that the internal control system for Member accounts at the Familia Kupang Credit Cooperative is classified as effective with a percentage of 87% of respondents answering yes and 11% of respondents answering no. So suggestions can be given to the Kupang Familia Credit Cooperative, in order to maintain the effectiveness of the existing member receivables internal control system, in order to minimize the Members' accounts receivable arrears and it is hoped that it can increase socialization / training specifically for members, so that they are not negligent in paying Cooperative receivables Kredit Familia Kupang is expected to change the manual recording and reporting system to a computerized system, especially in branch offices so that data recording and reporting is more accurate, relevant and timely. It is hoped that the system of accounts receivable control will be strengthened, by placing a special officer for verification of accounts receivable repayment at each service coordinator. For other researchers, it can be used as a reference for conducting other research related to the internal control system for accounts receivable
BAB
I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Masalah Koperasi
merupakan salah satu bentuk organisasi berbadan hukum yang bergerak dibidang
perekonomian. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha
nasional secara keseluruhan dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Koperasi
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar asas kekeluargaan. Sesuai definisi di atas maka tujuan
koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya yang dilakukan koperasi dalam
menjalankan usahanya adalah menghimpun dana dari anggota dan selanjutnya
memberi pinjaman kepada anggota. Pinjaman tersebut akan menjadi tagihan atau
piutang koperasi. Piutang Koperasi salah satu aset lancar dimiliki koperasi.
Bagi koperasi aset lancar yang terbesar adalah piutang anggota. Agar piutang
anggota dapat diawasi dengan baik maka perlu adanya pengendalian internal yang
dilakukan secara baik terhadap aset tersebut Sistem Pengendalian Internal
adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh manajemen ( Eksekutif) dan
jajarannya untuk memberikan jaminan atau keyakinan yang memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien,
keadaan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undanggan. (Mahmudi 2019:20). Adapun unsur-unsur Sistem
Pengendalain Internal pada piutang antara lain : Struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur
pencatatan, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi, karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Peranan
sistem pengendalian internal terhadap piutang merupakan pelaksanaan sistem pengendalian
internal untuk piutang harus menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi
piutang telah dibukukan dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk menentukan
tindakan apa yang diperlukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso
telah bekerja dengan efisien. Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah
satu Koperasi Kredit yang ada di Kota Kupang, yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari anggota dan melayani pinjaman kepada anggota. Jenis
pinjaman yang diberikan Koperasi Kredit Familia Kupang kepada anggotanya adalah
pinjaman umum, pinjaman mikro, pinjaman khusus, pinjaman manajemen dan pinjaman
kapitalisasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, permasalahan yang penulis kaji dalam
penelitian ini adalah: 1. Piutang tak tertagih meningkat dari tahun 2015-2018.
2. Kesadaran anggota untuk mengangsur pinjaman sangat rendah sehingga
pengembalian pinjaman tidak tepat pada waktunya. 3. Sistem Pengendalian
internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang mengalami peningkatan
jumlah piutang tak tertagih mengindikasikan penerapan sistem pengendalian
internal piutangnya belum optimal. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini
dapat dilakukan lebih fokus, maka peneliti memandang perlu untuk membatasi
permasalahan penelitian pada “Sistem Pengendalian Internal Piutang.” D.
Perumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka penulis
membuat rumusan masalah, yaitu : “Apakah Sistem Pengendalian Internal Piutang
Anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif atau belum
efektif?” E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektif tidaknya Sistem Pengendalian Internal Piutang Anggota pada
Koperasi Kredit Familia Kupang. F. Kegunaan Penelitian G. Kegunaan Manajerial
Bagi Koperasi Kredit Familia Kupang sebagai masukan dalam melakukan
pengendalian internal khususnya pengendalian internal piutang, sehingga dapat
meminimalkan piutang anggota yang tak tertagih pada Koperasi Kredit Familia
Kupang. H. Kegunaan Pengembangan Ilmu a. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan
peneliti berkaitan dengan sistem pengendalian internal piutang anggota pada
Koperasi Kredit Familia Kupang. b. Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat
dijadikan salah satu sumber informasi untuk melakukan penelitian yang sama atau
penelitian lanjutan lainnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
Pengertian Piutang Piutang merupakan kompenan
aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena
merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang
timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, bisa juga
melalui pemberian pinjaman. Adanya penjualan secara kredit menimbulkan
terjadinya piutang yang dilakukan perusahaan sebagai salah satu upaya
perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan.
Menurut Zaki Baridwan (2010:125) Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang
penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar
perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang timbul karena adanya
penjualan barang atau jasa secara kredit, bisa juga melalui pemberian pinjaman.
Adanya piutang menimbulkan terjadinya penjualan kredit yang dilakukan
perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan dalam menarik minat beli
konsumen untuk memenangkan persaingan. Menurut Mulyadi (2016:207) piutang
merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat
diterima dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan
perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan hak atau klaim perusahaan
terhadap pelanggan, nasabah atau anggota atas barang atau jasa yang telah
diberikan, karena nasabah belum membayar/melunasi sesuai tanggal jatuh tempo
atau periode telah ditentukan/disepakati bersama. 2.1.2Jenis – jenis Piutang
Sebelum suatu transaksi penjualan dilakukan, biasanya terlebih dahulu ada
kesepakatan mengenai cara pembayaran transaksi tersebut apakah secara tunai
atau kredit. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai maka perusahaan akan
langsung menerima kas, namun apabila pembayaran dilakukan secara kredit maka
perusahaan akan menerima piutang. Pengklasifikasian piutang dilakukan untuk
memudahkan pencatatan transaksi yang mempengaruhinya. Berikut beberapa definisi
klasifikasi piutang menurut para pakar yaitu menurut Hery (2012:199) piutang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Piutang Lancar/Piutang Dagang
(Jangka Pendek) Yaitu piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang
merupakan kegiatan usaha normal perusahaan. 2. Piutang Tak Lancar/Piutang Non
Dagang (Jangka Panjang) Meliputi piutang pegawai, piutang bunga, piutang dari
pemegang saham dan lain-lain. Menurut Hery (2012:198), piutang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Piutang Usaha (Account Receivable) yaitu
piutang yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan
usaha normal perusahaan. Piutang dagang ini diperkirakan akan dapat ditagih
dalam jangka waktu yang relative pendek 30 atau 60 hari. Piutang dagang di
neraca diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. 2. Piutang Wesel/Wesel Tagih
(Notes Receivable) yaitu jumlah yang terhutang bagi pelanggan jika perusahaan
telah menerbitkan surat hutang formal. Wesel biasanya digunakan untuk jangka
waktu pembayaran lebih dari 60 hari. Jika wesel diperkirakan akan tertagih
dalam jangka waktu satu tahun, maka dalam neraca wesel diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar. 3. Piutang Lain-lain Meliputi piutang bunga, piutang pegawai,
dan piutang dari perusahaan. Jika piutang lain-lain diperkirakan dapat ditagih
dalam jangka waktu satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar.
3 Ciri – ciri Piutang
Menurut Baritwan (2014:123) ciri-ciri piutang antara lain : 1. Adanya Nilai
Jatuh Tempo Adanya nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan
dari nilai transaksi utama, lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan
untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. 2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya
pemberi kredit menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari.
Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan debitur melakukan
transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. 3. Adanya Bunga Yang
Berlaku Bunga dibayar sebagai bentuk konsekuensi debitur yang meminta waktu
pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi pemberi kredit. 2.1.4 Metode
Pencatatan Piutang Menurut Mulyadi (2016:210) pencatatan piutang dapat
dilakukan dengan salah satu dari metode berikut: Metode Konvensional.
Pencatatan ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam
jurnal. Transaksi yang mempengaruhi piutang adalah: a. Transaksi penjualan kredit.
Transaksi timbulnya piutang ini di posting ke dalam kartu piutang atas dasar
data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut. b. Transaksi retur
penjualan Transaksi yang mengakibatkan berkurangnya piutang dari transaksi
return penjualan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah
dicatat dalam jurnal return penjualan. c. Transaksi penerimaan kas dari piutang
Transaksi yang menyebabkan berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh
dibitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat
dalam jurnal penerimaan kas. d. Transaksi penghapusan piutang Transaksi yang
menyebabkan berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting
ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum
transaksi pemberian pinjaman. 12 2. Metode posting langsung ke dalam kartu
piutang. Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan. Faktur
penjualan merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang diposting langsung
setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan
jumlah total penjualan harian (buku rincian penjualan harian) yang merupakan
jumlah faktur penjualan selama sehari. Metode pencatatan tanpa buku pembantu
(ledgerless bookkeeping). Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang
diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama
pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar (upaid ivoice file). Metode
pencatatan dengan menggunakan komputer. Pencatatan piutang yang dilakukan
secara harian untuk memutakhirkan catatan piutang pada komputer (batch system)
dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting
setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.
Pengertian Sistem
Pengendalian Internal
Sistem pengendalian
internal ini sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,
karena dengan adanya sistem pengendalian internal, maka kecurangan yang mungkin
dilakukan karyawan dapat diminimalisir. Menurut Mulyadi (2014:163) sistem pengendalian
internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi. Mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. Menurut Hery (2015:159) definisi sistem pengendalian
internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset atau
kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa
semua ketentuan (peraturan) hukum/undangundang serta kebijakan manajemen telah
dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga kekayaan yang dimiliki
berupa piutang dengan memanfaatkan unsur-unsur pengendalian internal yaitu
struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktik yang
sehat dan karyawan yang kompeten untuk mencapai tujuan dari perusahaan. 15
2.1.7 Pentingnya Sistem pengendalian Internal Menurut Anthony dkk (2010:143)
sistem pengendalian internal terdiri dari 5 aspek pentingnya yaitu: 1. Untuk
menjamin kebenaran data akuntansi. Manajemen harus memiliki data akuntansi yang
dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam
data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting. 2. Untuk mengamankan
harta kekayaan dan catatan pembukuannya. Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri,
disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku
untuk harta perusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen
penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian internal
dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan
pembukuan pada saat yang tepat. 3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha Sistem
pengendalian internal dalam suatu perusahaan juga dimaksud untuk menghindari
pekerjaan – pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap
semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber – sumber dana
yang tidak efisien. 4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah
digariskan. Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sistem pengendalian internal memberikan jaminan akan ditaatinya
prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan. 5. Penilaian. Harus dibuat
ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta telah dinilai dengan
selayaknya sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan bahwa penyesuaian –
penyesuaian telah dilakukan dengan sah. Sistem pengendalian internal yang
dianut dalam suatu unit usaha dan dibentuk untuk mencapai tujuan pertama dan
kedua diatas (yaitu, menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta
kekayaan dan catatan pembukuan) disebut sistem pengendalian akuntansi internal
(internal accounting controls). Sistem Pengendalian internal yang dianut untuk
mencapai tujuan ketiga dan keempat tersebut diatas (yaitu, menggalakkan efisiensi
usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan)
disebut pengendalian operasional (operasional controls) atau pengendalian
administrasi (administrative controls)
Keterbatasan Sistem
Pengendalian Internal Menurut Hery (2014:22) sistem pengendalian internal
perusahaan pada umumnya dirancang untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa
aset perusahaan telah diamankan secara tepat dan bahwa catatan akuntansi dapat
diandalkan. Pada dasarnya, konsep jaminan yang memadai ini sangat terkait
langsung dengan suatu asumsi yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
membentuk/menerapkan prosedur pengendalian seharusnya jangan sampai melebihi
manfaat yang diperkirakan akan timbul/dihasilkan dari pelaksanaan prosedur
pengendalian tersebut. Faktor manusia merupakan faktor yang sangat penting
dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian internal. Suatu sistem
pengendalian yang baik akan menjadi titik efektif karena adanya karyawan yang
kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikian juga halnya dengan
kolusi, dimana kolusi ini dapat secara signifikan mengurangi keefektifan suatu
sistem dan mengeliminasi proteksi yang ditawarkan dari pemisahan tugas.
Terakhir, ukuran perusahaan juga dapat memicu keterbatasan pengendalian internal.
Pada perusahaan yang berskala kecil, sebagai contoh, mungkin akan sangat sulit
untuk menerapkan pemisahan tugas atau memberikan pengecekan
independen/verifikasi internal, mengingat suatu karyawan mungkin saja merangkap
mengerjakan beberapa pekerjaan yang berbeda.
Fungsi Sistem Pengendalian Internal Mulyadi (2016:130) manajemen
merancang sistem pengendalian intrnal yang efektif dengan empat tujuan pokok
sebagai berikut : 1. Menjaga harta kekayaan perusahaan Bila sistem pengendalian
internal berjalan dengan baik maka akan dapat mengantisipasi terjadinya
kecurangan, pemborosan, ketidakefisiensi, dan penyalahgunaan terhadap aktiva
prusahaan. 2. Mengecek keakuratan data akuntansi Keandalan data/informasi
akuntansi digunakan oleh manajmen dalam pengambilan keputusan untuk
meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi. 3. Mendorong
efisisensi Kebijakan perusahaan mampu memberikan manfaat tertentu dengan
memantau setiap pengorbanan yang telah dikeluarkan guna mendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Untuk mencapai
tujuan perusahaan maka kebijakan, prosedur, sistem pengendalian intern yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa kebijakan prosedur yang
ditetapkan perusahaan akan dipatuhi oleh seluruh karyawan. Cara Pengendalian Menurut Mulyadi (2016:124)
cara-cara pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian
Langsung Merupakan pengendalian yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manager. Manager memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui
apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki. 2.
Pengendalian Tidak Langsung Merupakan pengendalian jarak jauh, artinya dapat
melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan
atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil yang telah dicapai. 3.
Pengendalian Berdasarkan Kekecualian Merupakan pengendalian yang dikhususkan
untuk kesalahankesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang
diharapkan. Pengendalian semacam ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung
dan tidak langsung oleh manager. 2.1.11 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Terhadap Piutang Menurut Mulyadi (2016:189) Sistem pengendalian internal
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pengendalian
internal itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian internal
terhadap piutang merupakan suatu rangkaian 20 tindakan yang bersifat laporan
keuangan dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan,
dari infrastruktur entitas. Menurut Mulyadi (2016:129) sistem pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga piutang organisasi, mengecek ketelitian dan
kendala data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Pengendalian intern terhadap piutang untuk menentukan tindakan apa
yang diperlukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso telah
bekerja dengan efisien. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengendalian internal piutang merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk
menjaga kekayaan yang dimiliki berupa piutang dengan memanfaatkan unsur-unsur
pengendalian intern yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur
pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan yang kompeten untuk mencapai tujuan
dari perusahaan. Konsep dasar pengendalian intern menurut Mulyadi (2016:176)
adalah : 1. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
tertentu. 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern
bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang disetiap jenjang
organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain. 3.
Pengendalian intern diharapkan dapat dan mampu memberikan keyakinan memadai,
bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dewan komisaris entitas. 4. Pengendalian
intern ditunjukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan seperti :
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa, pengendalian internal atau kontrol intern didefinisikan
sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem
teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan
atau objektif tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk
mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber
daya organisasi, baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak
berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek
dagang). Unsur –unsur Sistem
Pengendalian Internal Terhadap Piutang Menurut Mulyadi (2016:130) ada beberapa
komponen atau unsur-unsur dalam sistem pengendalian internal piutang, yakni
sebagai berikut : 1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas. Struktur organisasi ini merupakan kerangka (framework)
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab
fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsipprinsip sebagai berikut
: a. Fungsi akuntansi harus terpisah dengan fungsi kas Berdasarkan unsur sistem
pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua
fungsi pokok yang lain yaitu fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan
keandalan data akuntansi serta akan membuka kesempatan bagi karyawan perusahaan
untuk melakukan kecurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi
kecurangan yang dilakukan. Fungsi kas berada ditangan bagian kas dan fungsi
akuntansi berada ditangan bagian jurnal. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan
mencegah terjadinya penggunaan kas dan penjualan tunai oleh bagian kas untuk
kepentingan pribadi. b. Transaksi harus
dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi. Setiap
transaksi harus dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari satu karyawan atau
lebih dari satu fungsi. Dengan penggunaan unsur pengendalian intern tersebut,
setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang
melibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya oleh
karyawan yang lain. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Pembagian
wewenangnya sebagai berikut: a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh
fungsi penjualan. Transaksi penjualan dimulai dengan diterimanya order dari
pembeli. Fungsi penjualan mengisi formulir surat order pengiriman untuk
memungkinkan berbagai pihak melaksanakan pemenuhan order yang diterima dari
pembeli. b. Terjadinya piutang
diotorisasi oleh fungsi penagihan. Terjadinya piutang menyebabkan kekayaan
perusahaan bertambah diakui dan dicatat berdasarkan dokumen faktur penjualan.
Faktur ini dibuat berdasarkan dokumen tembusan surat order pengiriman. 3. Praktik
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan
cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun
cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang
sehat adalah : a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Formulir merupakan alat untuk
memberikan otorisasi terlaksananya transaksi sehingga pengendalian pemakaiannya
dengan menggunakan nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan
pertanggungjawaban terlaksananya transaksi. b. Pemeriksaan mendadak.
Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak
yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak
terhadap kegiatankegiatan pokoknya, hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. c. Setiap transaksi tidak
boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit
organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
Karena setiap transaksi dilaksanakan dengan campur tangan pihak lain, sehingga
terjadi internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang
terkait, maka setiap unit organisasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam
pelaksanaan tugasnya. d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan
yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat
dihindari. e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan kunci
perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti, jabatan
karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain,
sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan,
diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara
tersebut. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya.
Untuk menjaga aset organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan
akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi
antara aset secara fisik dengan catatan akuntansi atas aset tersebut. g.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas
unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain. Unit organisasi ini disebut
satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern (SPI). Agar efektif dan
menjalankan tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan
fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi serta harus
bertanggung jawab langsung kepada manejemen puncak (direktur utama). 4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan
merupakan unsur sistem pengendalian internal yang paling penting. Jika
perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang
lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu
menghasilkan pertanggungjawaban yang dapat diandalkan. Karyawan yang jujur dan
ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem
pengendalian internal yang mendukungnya. Namun karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya tidak cukup menjadi satu-satunya unsur sistem pengendalian internal
untuk menjamin tercapainya tujuan sistem pengendalian internal. Manusia
mempunyai kelemahan yang bersifat manusiawi, seperti misalnya bosan, tidak
puas, memiliki masalah pribadi yang mengganggu pelaksanaan tugasnya, atau
tujuan pribadinya berubah sehingga bertentangan dengan tujuan perusahaan. Dalam
pengembangan sistem, analisis sistem memandang manusia yang jujur tidak akan
selamanya jujur. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat manusiawi inilah unsur
sistem pengendalian internal yang lain dipergunakan dalam suatu organisasi,
sehingga tujuan sistem pengendalian internal dapat terwujud. Untuk mendapat
karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat
ditempuh: a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. b. Perkembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. 2.1.13 Tujuan
Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang dan Penggolongannya Menurut Hery
(2014:11) tujuan pengendalian internal terhadap piutang adalah seperangkat
kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau piutang perusahaan dari
segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi
yang akurat serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan)
hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi. Pemberian kredit
dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan.
Diharapkan dengan meningkatnya volume penjualan, maka sebuah perusahaan dapat
memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas keberadaan piutang itu
sendiri yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya
pengendalian terhadap piutang tersebut. Untuk mengendalikan piutang, sebuah
perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian
berfungsi sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan penjualan kredit
dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan. Menurut Mulyadi
(2002:129) tujuan pokok sistem pengendalian internal yaitu: 1. Menjaga aset organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi 4.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pentingnya Pengendalian Piutang Menurut Mulyadi (2016:207),
faktor-faktor yang mengharuskan dilaksanakannya pengendalian piutang adalah :
1. Perubahan Lingkungan Organisasi Perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan lingkungan organisasi manapun. Pergeseran pasar, munculnya
pesaing baru, penemuan bahan dasar baru, berlakunya peraturan baru dan
lain-lainya. Melalui fungsi pengendalian piutang, manajemen mendeteksi
perubahan yang mempengaruhi produk atau jasa perusahaannya, kemudian dapat
membuat tindakan untuk mengatasi ancaman yang ada serta memanfaatkan kesempatan
baru yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
2. Sifat Kompleks Adanya desentralisasi dapat menambah sifat kompleks
organisasi pada saat ini, desentralisasi dapat mempermudah usaha pengendalian
organisasi, karena operasi organisasi tidak perlu lagi dikendalikan oleh kantor
pusat. 3. Kesalahan-kesalahan Apabila manajer atau bawahan tidak pernah membuat
kesalahan maka dengan mudah dapat menetapkan standard pelaksanaan dan mencatat
perubahan-perubahan penting yang tidak terduga dalam lingkungan organisasi.
Tugas managr mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi lebih
parah lagi. 4. Kebutuhan Manager untuk Mendelegasi Wewenang Para manager tidak
mungkin mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasinya. Untuk para
manager secara bertingkat mendelegasikan tugas dan wwenangnya kepada bawahan,
hal ini tidak berarti bahwa tanggung jawab kepaa atasan menjadi hilang.
Satu-satunya cara bagi manager untuk dapat menentukan bahwa telah melaksanakan
tugas yang didelegasikan adalah dengan mnerapkan sistem pngendalian internal
piutang. Prosedur Sistem Pengendalian
Internal Piutang Menurut Mulyadi (2016:218) prosedur dalam pngendalian piutang,
yaitu : 1. Pernyataan saldo akhir bulan (balance end-of month statement)
Pernyataan piutang ini hanya menyajikan saldo piutang kepada debitur pada akhir
bulan sangat sederhana, namun tidak memberikan informasi apapun kepada debitur
untuk dasar rekonsiliasi dengan catatannya, jika saldo yang tercantum dalam
pernyataan piutang yang berbeda dengan saldo yang tercantum. 2. Pernyataan
satuan (unit statement) Pernyataan piutang ini berisi : Saldo utang dagang
debitur pada awal bulan, Mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta
penjelasan rinci setiap transaksi dan saldo utung dagang debitur pada akhir
bulan yang dimaksudkan untuk mencatat piutang. 3. Pernyataan saldo berjalan
dengan akun konvensional (running balance statement with convenstions account)
Pernyataan saldo berjalan dengan akun konvensional adalah terletak pada posting
dan isi catatan piutangnya. Persedur pembuatan pernyataan piutang saldo
berjalan dengan akun konvensional adalah sebagai berikut : a. Pada awal bulan,
diambil formulir pernyataan piutang 1 lembar. b. Semua transaksi pendebitan dan
pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir pernyataan
piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang. c. Pada akkhir bulan,
pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan. d. Pada awal bulan
berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan
selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan
pengkreditan ke rekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang tetap
menggunakan kartu peiutang yang dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusannya.
4. Pernyataan faktur yang belum dilunasi (open item statement) Pernyataan
piutang bentuk ini berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debitur
pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah rupiahnya.
Penggunaan bentuk pernyataan ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan
membayar jumlah yang tercantum dalam faktur. 2.1.16 Standar Operasional
Prosedur (SOP) Koperasi Kredit Familia Kupang Sistem pengendalian internal
piutang dapat digunakan untuk membentuk pengendalian dalam rangka melindungi
piutang. Diantaranya adalah melakukan pemisahan fungsi-fungsi piutang yaitu:
fungsi penjualan kredit, fungsi penjualan, fungsi akuntansi, fungsi penagihan.
Pemisahan fungsi ini dilakukan agar tidak adanya rangkap tugas dalam satu
fungsi. Tujuannya dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan
penyalagunaan dana. Perusahaan selalu berupaya untuk membatasi nilai piutang
tak tertagih dengan menerapkan berbagai perangkat pengendalian internal atas
piutang tersebut. Upaya yang dilakukan oleh Koperasi Kredit Familia Kupang
untuk mengurangi terjadinya kelasahan dan penyalagunaan dana sertasi membatasi
nilai piutang tak tertagih yaitu menetapkan Standar operasional prosedur (SOP)
sebagai alat control atau panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan
operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar. Adapun yang
dicapai oleh Koperasi Kredit Familia Kupang adalah “Unggul dalam pelayanan,
terpercaya untuk keamanan, dan mandiri dalam permodalan”. Adanya Opersaional
Koperasi Kredit Familia Kupang adalah sebagai berikut : 1. Memperkuat Sumber
Daya Manusia melalui pendidikan, pelatihan yang sinergis dan berkesimanbungan.
2. Memperkuat keswadayaan anggota melalui peningkatan Simpanan Ekuitas yaitu
Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Swakarsa dan Simpanan lainnya. 3.
Meningkatkan struktur keuangan yang efektif yang berbasis IT, cepat, mudah, dan
terbuka. Berikut ini Aktivitas sistem
pengendalian internal terhadap piutang berkaitan dengan standar prosedur
operasional yang dilakukan Koperasi Kredit Familia Kupang dan tanggungjawab
dari masingmasing bagian: a. Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat anggota Koperasi
Kredit Familia Kupang merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi tersebut,
hal yang akan di kerjakan harus di putuskan terlebih dahulu dalam rapat anggota
sehingga pengurus mengetahui dan melaksanakan tugas dengan baik. Hal ini yang
tercermin dalam tata cara kerja antara para pengurus yang akan di
pertanggungjawabkan dalam RAT yang akan di laksanakan setiap akhir tahun. b.
Manajer Tugas dari manajer adalah : a. Melaksanakan tugas dan perintah sesuai
dengan data yang di berikan oleh pengurus b. Mengumpulkan laporan
pertanggungjawaban realisasi dan rencana kerja dan anggaran secara berkala
maupun tahunan kepada pengurus. c. Mengkoordinasi perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian kebijakan serta program kerja dan anggaran yang meliputi usaha,
pendidikan dan penanaman nilai-nilai perkoperasian di dalam gerakan Koperasi
Kredit Indonesia. d. Menjalin, memelihara dan mengembangkan hubungan kerja sama
dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal. c. Bagian Administrasi
dan Umum Tugas dari Kabag Administrasi dan Umum adalah : 1. Menyiapkan formulir
anggota baru. 2. Mengarsipakan surat masuk dan keluar. 3. Menyusun rencana
belanja ATK. 4. Membuat konsep surat. 5. Melaksanakan tugas yang di berikan
oleh manajer d. Bagian Perkreditan Tugas dari Perkreditan adalah : 1. Membuat
daftar tagihan dan bertanggungjawab kelalaian pinjaman dalam hal ini anggota
yang belum menyetor pinjaman. 2. Memverifikasi slip penyetoran simpanan saham
dan pinjaman serta pelayanan pinjaman. 3. Membuat laporan target realisasi. 4.
Membuat laporan perkembangan piutang macet. 5. Melayani konsultasi pinjaman. 6.
Mengerjakan tugas yang di berikan oleh manajer. 7. Menyusun dan menerima surat
pengajuan permohonan pinjaman. 8. Melakukan survei lapangan sebelum melayani
pinjaman. Membuat rekapan anggota yang bermasalah. e. Panitia Kredit Tugas dari
bagian perkreditan adalah : 1. Mempertimbangkan dan menganalisis setiap
permohonan pinjaman anggota kemudian memutuskan apakah permohonan tersebut di kabulkan
atau tidak. 2. Mewawancarai para peminjam untuk mendapat informasi yang jelas
menganai tujuan pinjaman. 3. Di jadikan bahan pertimbanagn dalam mengambil
keputusan. f. Pengawas Tugas dari pengawas adalah : 1. Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. 2. Membuat laporan
tertulis tentang hasil pengawasan. g. Panitia Pendidikan Tugas dari panitia
pendidikan adalah : 1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan bagi anggota dan
calon anggota. 2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan dan pendidikan bagi para
anggota dan pengurus koperasi. h. Bagian Keuangan Tugas dari kabag keuangan
adalah : 1. Menyiapkan slip uang masuk dan slip uang keluar 2. Menerima bukti
uang masuk 3. Mengeluarkan uang setelah mendapat persetujuan manajer untuk di
catat dalam buku kas. 4. Membuat laporan keuangan setiap bulan dan melaorkannya
kepada manajer. 5. Bertanggungjawab atas setiap uang keluar dan uang masuk. i.
Customer Service, bertugas : Memberikan pelayanan kepada anggota maupun calon
anggota baru sesuai kebutuhan (seperti pelayanan keanggotaan, pengajuan kredit,
permintaan informasi, dll). Menangani keluhan anggota sesuai kebutuhan, guna
memenuhi kebutuhan dengan cepat sasaran dan tepat waktu, dan untuk menjaga
kepuasan pelanggan yang telah ditetapkan. 2.1.17 Pengertian Efektivitas dan
Pengukuran Efektivitas Menurut Mahmudi (2019:190) efektivitas merupakan cara
untuk mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan suatu program dengan mengukur
dampak atau pengaruh, evaluasi oleh konsumen dan evaluasi yang bertujuan pada
proses bukan pada hasil. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses
kegiatan 38 tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending
wisely). Efektivitas ini perlu diterapkan dalam sistem pengendalian intern
terhadap piutang perusahaan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga piutang dari
kemungkinan-kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Cara pengukuran
efektivitas menggunakan rumus Dean J. Champion (1990:302) sebagai berikut :
Standar yang digunakan rumus statistik dengan menggunakan teknik median, yaitu
jumlah keseluruhan presentase dibagi dua (100% : 2), sehingga kaidah
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika total presentase
jawaban ya ≥ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal
piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif. 2. Jika total
presentase jawaban ya ≤ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem pengendalian
internal piutang anggota pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong tidak
efektif. 2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang membahas Sistem pengendalian internal putang adalah
penelitian yang dilakukan oleh : 1. Sofia Rafelina Kedjam (Skripsi:2018) dengan
judul Sitem Pengendalian Internal Piutang pada KSP Serviam Kupang. Tujuan
penelitian tersebut untuk mengetahui pengendalian internal piutang pada KSP
Serviam Kupang. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur oganisasi,
sistem wewenang, praktik yang sehat dan karyawan yang bermutu. Adapun hasil
dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Struktur Organisasi : sudah adanya
pembagian tugas yang jelas, yang meliputi pengurus, manager, bagian kredit,
petugas survei, petugas lapangan dan bagian keuangan. 2. Sistem wewenang :
proses pencairan pinjaman sudah melalui tahap demi tahap yang sudah ditentukan
oleh KSP Serviam Kupang. 3. Praktik yang sehat : prosedur pencairan pinjaman
sudah mengikuti aturan yang ada pada KSP CU Serviam. 4. Karyawan yang bermutu :
perekrutan karyawan telah melalui beberapa tahap seleksi sesuai dengan aturan
yang berlaku di KSP Serviam. 2. Fransisca Consulata Sikki Skripsi:2019) dengan
judul Sitem Pengendalian Internal Piutang pada Kantor BPJS Keteanagakerjaan Cabang NTT. Tujuan penelitian tersebut untuk
mengetahui pengendalian internal piutang pada Kantor BPJS Keteanagakerjaan
Cabang NTT. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur
oganisasi, sistem wewenang, praktik yang sehat dan karyawan yang bermutu.
Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional dengan tegas, pada bagian keuangan, bagian
pemeriksa (Wasrik) dan Petugas bidang umum/SDM pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang
NTT. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan, yaitu setiap penagihan piutang
iuran dilakukan melalui pengiriman surat tertulis atau melalui email surat
tagihan yang dilakukan oleh petugas bidang keuangan dan petugas pemeriksa
(Wasrik) yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT. 3. Praktik yang sehat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, seperti : a. Fungsi
pembinaan kepada peserta oleh pemasaran, dalam konteks penagihan piutang MO
(Marketing Officer)/RO (Relationship Officer) wajib melakukan pembinaan agar
badan usaha /perusahaan tertib melakukan pembayaran iuran dan pembinaan untuk
meminimalkan jumlah piutang iuran serta mendukung penyediaan data untuk proses
penagihan iuran dan piutang oleh petugas keuangan dan petugas pemeriksa. b. Fungsi penagihan iuran dan pengurusan
piutang oleh petugas keuangan dan petugas pemeriksa, melakukan tagihan piutang
iuran klasifikasi lancar dan kurang lancar. c. Fungsi penagihan secara
elektronik melalui media email, short message service (SMS), collection contact
center (3C), yang dapat dilakukan secara otomatis melalui sistem teknologi
informasi (TI). 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya, dalam
hal yang berhubungan dengan sistem pengendalian ini, kesesuaian pendidikan dan
seleksi penerimaan dan penempatan pegawai sesuai dengan tugas dan kewajiban
serta tanggung jawabnya 2.3 Kerangka Pemikiran Koperasi Kredit Familia Kupang
merupakan salah satu koperasi kredit yang memiliki kegiatan utama menjalankan
usaha simpan pinjam bagi anggotanya. Koperasi kredit yang menghimpun dana dari
anggotanya wajib menyalurkan kembali dana yang dihimpun dari para anggota dalam
bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Penyaluran dana tersebut
sering dikenal dengan istilah kredit yang menimbulkan timbulnya piutang bagi
Koperasi. Piutang merupakan komponen yang terdapat didalam aktiva lancar,
piutang juga merupakan harta atau kekayaan terbesar setelah kas yang dimiliki
perusahaan. Piutang timbul akibat adanya penjualan atau penyerahan barang atau
jasa secara kredit, dalam kegiatan operasional Koperasi Kredit piutang timbul
akibat penyaluran pinjaman kepada anggota. Piutang yang dimiliki Koperasi
membutuhkan pengendalian internal piutang yang menjamin kekayaan Koperasi tetap
terjaga dari penyelewengan dan kesalahan-kesalahan yang disebabkan karyawan dan
anggota. Pengendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan, mengawasi dan
mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal piutang harus memenuhi
unsur-unsur pengendalian internal yaitu struktur organisasi, sistem wewenang
dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan karywan yang bermutu, dengan
adanya unsur-unsur pengendalian internal maka tujuan utama pengendalian
internal akan berjalan baik.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Ø Lokasi
dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian ini
dilakukan pada Koperasi Kredit Familia Kupang, yang beralamat Jln. H.R. Koroh
No. 109 Sikumana, Kota Kupang – NTT, Telp 0380 8431301, Email : kopditfamiliakupang@gamail.com
Ø Populasi
dan Sampel
Populasi
Menurut Sugiyono (2012:115). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi
yang digunakan peneliti yaitu pengurus dan jumlah karyawan sebanyak 15 orang
yang ada pada Koperasi Kredit Familia Kupang.
Sampel Menurut Sugiyono (2012:115) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil
peneliti dari populasi ini berjumlah 15 orang, yaitu 3 orang bagian pengurus, 4 orang bagian
SDM/Umum, 3 orang bagian keuangan, dan 5 orang bagian pemasaran/perkreditan
pada Koperasi Kredit Familia Kupang.
Ø Variabel
Penelitian
Jenis
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan adalah
sistem pengendalian internal piutang, yang meliputi : struktur organisasi,
sistem wewenang dan prosedur dalam pencatatan, praktik yang sehat dan karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Sistem Pengendalian Internal Piutang adalah upaya perusahaan dalam menjaga aset
atau kekayaan berupa piutang dengan memperhatikan indikator-indikator
pengendalian internal piutang yang terdiri dari: 1. Struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional dengan tegas, pada bagian keuangan, bagian
perkreditan dan bagian SDM/umum. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang dilakukan panitia kredit adalah ada tidaknya sistem kewenangan, perintah
dan petunjuk yang jelas dari panitia pemberian kredit. 3. Praktik yang sehat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi adalah pelaksanaan tugas sesuai
aturan yang berlaku. 4 Dalam pelaksanaan praktik yang sehat bagian kredit
dilihat dari prosedur pengajuan pinjaman yang diberikan oleh Koperasi kepada
anggota dibuktikan dengan surat permohonan pinjaman yang diisi oleh anggota,
pemeriksaan berkas pemohon, melakukan wawancara, survei, rapat penitia kredit
dan pencairan pinjaman. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab
adalah semua karyawan yang bekerja pada Koperasi Kredit Familia Kupang yang
ditempatkan pada masing-masing bidang sesuai keahlian dan kompetensi sesuai
latar belakang pendidikan yang dimiliki.
Skala Pengukuran Skala
pengukuran yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala nominal. Jenis data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah : 1. Menurut Sifatnya yaitu: a. Data Kuantitatif Data
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka. Dalam penelitian 47 ini, data kuantitatif yang digunakan
penulis yaitu Jumlah piutang tak tergih dan jumlah piutang yang beredar
(pemberian kredit). b. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak
dapat diukur dengan skala numerik. Data kualitatif yang digunakan penulis dalam
penelitian ini yaitu data pembagian tugas dan struktur organisasi. 2. Menurut
Sumbernya : a. Data Primer Data primer adalah data yang diproleh langsung dari
sumbernya yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut, misalnya data jumlah
anggota yang menunggak Piutang dan jumlah piutang tak tertagih tahun 2015-2018.
b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data pada Koperasi Kredit Familia Kupang
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada, misalnya : struktur
organisasi, dokumen pengajuan kredit anggota dan pembagian tugas. 3.5 Unit
Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah Koperasi Kredit Familia
Kupang. 3.6 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah Bagian Kredit
dan Maneger Koperasi Kredit Familia Kupang. 48 3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang tidak diperoleh
melalui dokumentasi. Misalnya wawancara peneliti dengan kepala bagian kredit
mengenai kelengkapan dokumen yang harus diajukan anggota yang ingin meminjam.
2. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti seperti
dokumen piutang anggota, laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas
Koperasi Kredit Familia Kupang. 3. Kuesioner Menurut Silalahi (2010:279)
kuesioner teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan yang
telah diformulasikan kepada responden untuk dijawab dengan memilih dua jawaban
yakni “ya” dan “tidak”. Responden berjumlah 16 orang, yaitu 3 pngurus 4 orang
bagian SDM/Umum, 3 orang bagian keuangan, dan 6 orang bagian
pemasaran/perkreditan pada Koperasi Kredit Familia Kupang. 3.8 Teknik Analisis
Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui sistem pengendalian
internal piutang Koperasi Kredit Familia Kupang, adalah dengan menggunakan
metode analisis statistik deskriptif, yang bersifat 49 deskriptif kualitatif
yaitu data yang diperoleh secara sistematis kemudian dianalisis untuk mencapai
kejelasan. Hasil jawaban yang diperoleh dari responden selanjutnya akan
dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus Dean J. Champion (1990:302)
dalam jurnal skripsi 2016 oleh Indra Mulia Cipta, sebagai berikut :
Ø
Untuk
menentukan keefektifan sistem pengendalian internal piutang pada Koperasi
Kredit Familia Kupang,maka digunakan rumus statistik dengan menggunakan teknik
median, yaitu jumlah keseluruhan presentase dibagi dua (100% : 2), sehingga
kaidah pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika total
presentase jawaban ya ≥ jawaban tidak, maka disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong
efektif. 2. Jika total presentase jawaban ya ≤ jawaban tidak, maka disimpulkan
bahwa sistem pengendalian internal piutang anggota pada Koperasi Kredit Familia
Kupang tergolong tidak efektif.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
Sejarah Berdirinya Koperasi Familia Kupang
Koperasi Kredit Familia Kupang di dirikan pada tanggal 13 Januari 1995.
Koperasi ini berkedudukan di Jln. H.R Koroh No. 109 Sikumana Kelurahan Sikumana
Kecamatan Maulafa Kota Madya Kupang. Pembentukan Koperasi ini di hadiri oleh
172 orang dan menyatakan diri sebagai anggota Koperasi tanggal 05 Maret 1999.
Koperasi Kredit Familia Kupang memperoleh Badan Hukum dari Kantor Departemen
Koperasi Kabupaten Kupang dengan Nomor : 16/BH/KDK.24.1/III/1999. Awal
pembentukan Koperasi ini bertempat di Kompleks Gereja Paroki STA. Familia
Kupang, kemudian di pindahkan ke alamat Jln. H.R Koroh No. 109 Sikumana, Kupang
– NTT. Atas kuasa rapat pembentukan Koperasi Kredit Familia Kupang yang di
selenggarakan pada hari Jumad tanggal 13 Januari 1995 di tunjuk pendiri
sekaligus pengurus Koperasi untuk pertama kalinya sebagai berikut : 1. Ketua :
Wihelmus Mara Owa 2. Sekrtaris : Drs. Marselinus Angkat 3. Bendaharan : Drs.
Joseph Beda Kedang Kuasa pendiri menyatakan mendirikan Koperasi serta
menandatangai anggaran dasar Koperasi dengan ketentuan sebagai berikut : 1.
Koperasi ini bernama Koperasi Simpan Pinjam dengan nama singkat KSP Familia dan
selanjutnya dalam anggaran dasar ini di sebut KSP Koperasi Kredit Familia
Kupang dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 19 orang. 2. Koperasi ini
berkedudukan di kompleks Gereja Paroki Sta. Familia Kupang, Kelurahan
Sikuamana, Kecamatan Maulafa Kota madya Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Masa kerja (Februari – Desember 1995) berhasil menjaring anggota sebanyak 103
orang dengan total simpanan sebesar Rp. 3.746.780 yang terdiri dari : simpanan
pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Koperasi Kredit Familia menerima
semua masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya tanpa memandang SARA (Suku, Agama
dan Ras). Koperasi kredit ini didirikan untuk membantu kebutuhan ekonomi rumah
tangga anggota khususnya dan masyakat pada umumnya dengan cara memberikan
pinjaman kepada anggota. Visi, Misi,
Motto, Tujuan Koperasi Kredit Familia Kupang
Visi Koperasi Kredit Familia Kupang Visi yang ingin di capai oleh
Koperasi Kredit Familia Kupang adalah Unggul dalam pelayanan, terpercaya untuk
keamanan, dan mandiri dalam permodalan.
Misi Koperasi Kredit Famila Kupang Misi yang ingin dicapai oleh Koperasi
Kredit Familia Kupang adalah: menyediakan pelayanan keuangan yang profesional
dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas hidup anggota. Motto Koperasi Kredit Famila Kupang “Menjadi
koperasi kredit yang terpercaya dan unggul berdasarkan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip koperasi.” Tujuan Koperasi Kredit Familia Kupang a. Untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
dalam rangka usaha menggalang melaksanakannya anggota yang sejahtera, adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b. Memupuk modal bersama untuk
kejehtaraan anggota. c. Menambah pengetahuan anggota tentang koperasi khususnya
dibidang usaha simpan pinjam. 53 d. Membangun stabilitas keuangan yaitu dengan
membangun kekuatan finansial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai dan
kontrol internal yang akan memastikan pelayanan yang berkesinambungan bagi para
anggotanya. 4.1.3 Bentuk Usaha Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah
satu lembaga keuangan non bank, yang kegiatan utamanya melayani simpanan dan
pinjaman anggota. 4.1.4 Bidang Usaha Unit usaha yang dikelola oleh Koperasi
Kredit Familia Kupang adalah usaha simpan pinjam, yaitu kegiatan menghimpun
dana dari anggota dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada anggota dalam bentuk pinjaman. 4.1.5 Pinjaman Yang Diberikan Koperasi
Kredit Familia Kupang Koperasi Kredit Familia Kupang merupakan salah satu
lembaga keuangan yang ada di Kota Kupang yang memiliki kegiatan utamanya yaitu
menghimpun dana dari anggota dan meyalurkan dana tersebut kepada anggota dalam
bentuk pinjaman atau kredit. Adapun jenis-jenis pinjaman yang diberikan
Koperasi Kredit Familia Kupang : 54 1. Pinjaman Umum Pinjaman umum merupakan
jenis pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan syarat pinjaman sebesar dua
kali simpanan saham yang dimiliki anggota. Besar bunga pinjaman yang dibebankan
koperasi kepada anggota sebesar 1,8% menurun. 2. Pinjaman Mikro Pinjaman mikro
merupakan pinjaman yang diberikan kepada anggota dengan tujuan peminjaman
sebagai modal membuka usaha dengan bunga pinjaman yang dibebankan sebesar 2,2%
menurun dan memiliki syarat pinjaman yang diberikan lebih dari dua kali
simpanan. 3. Pinjaman Khusus Pinjaman khusus adalah pinjaman yang diberikan
kepada anggota dengan tujuan untuk membeli motor/mobil dengan bunga pinjaman
sebesar 1% tetap. 4. Pinjaman Manajemen Pinjaman manajemen merupakan pinjaman
yang diberikan khusus untuk karyawan Koperasi Kredit Familia Kupang. 5.
Pinjaman Kapitalisasi Pinjaman kapitalisasi merupakan pinjaman yang diberikan
kepada anggota dengan tujuan untuk menambah jumlah simpanan saham anggota. 55
4.1.6 Struktur Organisasi Koperasi Kredit Familia Kupang Salah satu unsur
penting dalam suatu perusahaan atau instansi adalah struktur organisasi. Karena
dalam struktur organisasi menggambarkan tugas dan tanggung jawab secara jelas.
Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan hubungan wewenang mulai
dari pimpinan sampai dengan bawahan yang mana semua mempunyai fungsi yang sama
penting dan diperlukan koordinasi yang baik. Menurut Wilson (2011:90), struktur
organisasi merupakan suatu proses untuk membagi, mengelompokkan, dan
mengkoordinasi aktivitas-aktivitas dalam organisasi. Setiap kelompok pekerjaan
mempunyai tugas, wewenang, dan tanggungjawab tertentu untuk dapat mencapai
tujuan organisasi. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat membantu
perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga dapat
mewujudkan tujuan yang telah direncanakan.
1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana yang telah peneliti dijelaskan
pada bab 4 (empat), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem Pengendalian
Internal Piutang pada Koperasi Kredit Familia Kupang telah dilaksanakan secara
memadai atau tergolong efektif, hal ini didukung oleh adanya unsur-unsur sistem
pengendalian internal piutang dan tercapainya tujuan sistem pengendalian
internal piutang adalah sebagai berikut: a. Unsur struktur organisasi yang
memisahkan, sebanyak 100% responden memilih jawaban “ya”, hal ini menyatakan
bahwa struktur organisasi pada Koperasi Kredit Familia Kupang sudah memisahkan
fungsi tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian yang ada, sehingga
dapat mencegah timbulnya kelalaian dalam melaksanan tugas dan tanggungjawab
para karyawannya b. Unsur sistem wewenang dan prosedur pencatatan, sebanyak 92%
responden memilih jawaban “ya”, sedangkan 21% responden memilih jawaban
“tidak”, hal ini menunjukan bahwa sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya, telah memiliki sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi
terlaksananya setiap transaksi yang baik sehingga dapat meminimalkan
penyalahgunaan wewenang. c. Unsur praktik yang sehat, sebanyak 92% responden
memilih jawaban “ya”, sedangkan 7% responden memilih jawaban “tidak”, hal ini
menunjukan setiap bagian sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan. d. Unsur karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung
jawabnya, sebanyak 82% responden memilih jawaban “ya”, sedangkan 17% responden
memilih jawaban “tidak”, hal ini menunjukan bahwa setiap pegawai sudah
kompeten, dan telah melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawabnya sesuai
sistem dan prosedur yang ditetapkan 2. Sistem pengendalian internal piutang pada
Koperasi Kredit Familia Kupang tergolong efektif, dengan hasil perhitungan
presentase jawaban “ya” sebanyak 87%, lebih besar dari presentase jawaban
“tidak” sebanyak 11%. 3. Piutang Tak Tertagih yang terjadi pada Koperasi Kredit
Familia Kupang bukan disesabkan karena sistem pengendalian internal piutang
yang terjadi namun karena faktor lain yaitu kesadaran anggota yang meminjam
untuk mengembalikan pinjaman masih rendah. 78 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan
yang telah didapatkan dari hasil perhitungan pengujian pengendalian untuk
menilai keefektivan pengendalian internal piutang pada Koperasi Kredit Familia
Kupang Kupang, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi
Koperasi Kredit Familia Kupang a. Sebaiknya SPI meningkatkan keterampilan dan keahlian
mengenai administrasi piutang, agar kualitas pelaksanaan SPI dalam menjalankan
tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan optimal serta dapat meningkatkan
kinerja SPI dalam menyelesaikan masalah piutang. b. Sebaiknya dalam memilih
audit internal sesuai dengan latar belakang pendidikan, karena saat ini latar
belakang auditor internal dalam perusahaan masih memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda. c. Sebaiknya staf audit internal yang memiliki
persyaratan ujian sertifikasi kualifikasi internal audit diikutsertakan, agar
staf audit internal tersebut memiliki peranan yang dapat menjunjung tinggi
standar mutu pekerjaan sehingga tujuan pemeriksaan dapat tercapai secara
optimal. d. Diharapkan supaya tetap mempertahankan efektivitas sistem pengendalian
internal piutang anggota yang ada, sehingga dapat mengurangi piutang anggota
yang tak tertagih. e. Memberikan
sosialisasi dan pendidikan dasar-dasar koperasi simpan pinjam kepada para
anggota, sehingga memahami hidup berkoperasi yang baik dan tidak lalai dalam
menjalankan hak dan kewajibannya. f. Memberikan pendidikan lanjutan sesuai
dengan bidang yang ditekuni guna meningkatkan kualitas karyawan dengan cara
memberikan pelatihan-pelatihan serta memberikan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi, yang merupakan salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan. g.
Diharapkan memperkuat sistem pengendalian piutang, dengan menempatkan seorang
petugas khusus verifikasi pelunasan piutang di setiap koordinator pelayanan. h.
Diharapkan Mengubah sistem pencatatan dan pelaporan manual menjadi sistem
komputerisasi terutama di kantor cabang sehingga pencatatan dan pelaporan data
lebih akurat, relevan dan tepat waktu. 2. Bagi Peneliti Lain: Bagi peneliti
lain, skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian sejenis atau
penelitian lanjutan mengenai Pengendalian Internal Piutang.***
Daftar
pustaka
Anthony,
dkk. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta
Amien
Widjaja Tunggal. 2011. Dasar-dasar Pengendalian Intern dan Corporate Governace.
Penerbit Harvarindo
Baridwan
Zaki. 2014. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE. Yogyakarta
Hery.2012.
Teori Akuntansi. Kecana,Jakarta
Indra
Mulia Cipta (jurnal Skripsi 2016), Rumus Dean J. Champion (Buku Basic Statistic
For Social Research, Tahun 1990:302) Dalam Edisi Terbaru Penerbit Afdal
(2011:41)
Mahmudi.2019.Analisis
Laporan Keuangan Daerah.STIM YKPN.Yogyakarta.
Mulyadi.
2016. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta
Republik
Indonesia. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
Silalahi. 2010 Metode Penelitian Sosial.
Penerbit Refika Aditama. Bandung
Sofia
Rafelina Kendjam. 2018. Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada KSP CU
Serviam Kupang
Fransisca
Consulata Sikki. 2019. Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada Kantor BPJS
Keteanagakerjaan Cabang NTT.
Stie
Oemathonis Kupang. 2019. Pedoman penulisan skripsi : Kupang
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung