HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Poros atau Paradigma Baru Penanggulangan Banjir Jember

Camelia Churil Aini Mahasiswi Semester 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Banjir meru...

Camelia Churil Aini Mahasiswi Semester 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

Lentera24.com - Banjir merupakan suatu hal yang sudah sering terjadi di jember, apalagi saat musim hujan deras. Banjir ini melanda pemukiman penduduk maupun jalan raya. Aktivitas perekonomian jelas terganggu, kerugian material pasti tidak sedikit, aktivitas pegawaipekerja jelas terkendala, termasuk aktivitas pelajar dan mahasiswa tidak akan bisa berjalan sebagaimana yang seharusnya.


Banjir di jember bisa dikatakan bencana tahunan. Melihat berbagai dampak banjir yang memprihatinkan tentunya kita tidak bisa menyalahkan pihak tertentu terkait hal ini, dan bukan waktunya untuk mencari siaa yang salah dan siapa yang benar, yang harus kita cari adalah solusi untuk mengatasi banjir di Jember. Masing masing pihak bisa mengambil peran dalam hal ini.

Jangan sampai terkesan garang ketika berpendapat terkait politik dan berdiam diri ketika berbicara tentang kemanusiaan, tapi tetap harus eksis dalam menanggapi semua permasalahan. Kurangnya perencanaan untuk penanganan bencana banjir, terutama untuk permasalahan di sungai, merupakan PR tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah di Jember karena berdampak terhadap lingkungan dan ekonomi.


Sudah sepatutnya kita bertanya tanya, sebenarnya apa yang menyebabkan banjir sering terjadi di wilayah Jember? Jawaban yang paling utama adalah faktor sampah. Setelah di perhatikan, banjir di daerah Jember mayoritas disebabkan oleh sungai yang meluap. Hal ini diakibatkan oleh sampah dan ranting kayu yang menyumbat aliran air di sungai.


Pemerintah seharusnya menyamaratakan petugas kebersihan di wilayah dataran tinggi maupun dataran rendah (kota) dan melakukan tindak pencegahan dengan normalisasi sungai dan juga membersihkan saluran pembuangan air secara serius.

Saat ini pemerintah hanya fokus kepada wilayah dataran rendah saja, tanpa disadari jika dataran tinggi terlelap air banjir, maka otomatis wilayah dataran rendah akan lebih parah. Oleh sebab itu, sepatutnya kebersihan di antara dataran tinggi mapun rendah harus disamaratakan.


Penyumbatan selokan juga menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir. Selokan yang harusnya menjadi tempat saluran air hujan, tersumbat karena sampah dan membuat air hujan tidak dapat teralirkan dengan baik kemudian menyebabkan banjir. Solusi yang tepat adalah membersihkan selokan dan juga mungkin membuat lubang sungai resapan dibeberapa tempat.


Pemerintah juga tidak sepenuhnya bersalah dalam hal ini, kebiasaan masyarakat yang masih suka membuang sampah sembarangan juga menjadi faktor terjadinya banjir. Padahal, kebiasaan itu menjadi dampak buruk bagi mereka sendiri. Pemerintah dapat mengedukasi masyarakat agar tidak terlalu bergantung kepada petugas kebersihan.


Salah satu solusi yang juga dapat dilakukan yaitu sosialisasi rumah penduduk yang berada dipinggiran sungai. Rumah penduduk yang berada di tepi sungai juga menimbulkan bahaya bagi penduduk yang tinggal disana. Karena banjir di sebabkan oleh sungai, maka rumah warga yang di tepi sungai akan menjadi target utama yang akan terkena banjir dan menyebabkan rumah warga terlelap banjir.


Mengatasi banjir harus ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Sebenarnya semua pihak bisa mengambil peran sesuai profesinya masing-masing. Kurangnya keseriusan pemerintah dalam penanggulangan banjir dan juga tentunya karena kurangnya kesadaran diri dari masyarakat. Kita harus lebih serius lagi dalam menangani peristiwa banjir ini agar banjir di jember tidak menjadi bencana rutinan. ***