HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Trauma Berdampingan Dengan PT. Medco E&P Malaka, Warga : Kami Dihantui Bau Gas

Perwakilan Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan Indra Makmue saat menyampaikan aspirasi kepada Pimpinan dewan, pada acara audiensi di gedun...

Perwakilan Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan Indra Makmue saat menyampaikan aspirasi kepada Pimpinan dewan, pada acara audiensi di gedung DPRK Aceh Timur. Kamis (29/12/2022).
 Lentera24.com | ACEH TIMUR - Kerap tercium bau gas dari aktivitas tambang gas blok A, masyarakat lingkar operasi mengaku sudah merasa khawatir dan takut hidup berdampingan dengan PT. Medco E&P Malaka.


Ketakutan warga di ungkapkan oleh komunitas Perempuan Peduli Lingkungan Indra Makmur, Winarti pada saat audiensi dengan DPRK Aceh Timur, Kamis 29/12/2022


Menurut Winarti, masyarakat seringkali mencium bau busuk yang berasal dari bau gas aktivitas operasi tambang PT Medco E&P Malaka.


"Warga tidak nyaman lagi hidup berdampingan dengan PT Medco, karena bau busuk yang kami cium, apalagi sudah banyak warga termasuk anak-anak yang jatuh korban," ungkap Winarti, Kamis (29/12).


Ia juga menyebutkan, akibat dampak bau gas banyak warga yang sakit dan jatuh korban.


"Setiap muncul bau gas yang menyebar banyak warga alami mual mual, muntah, badan lemas dan nafas sesak," sebut Winarti.


Warga Alue Patong itu juga mengutarakan, bahwa masyarakat sudah trauma dan takut tinggal serta hidup di lingkar operasi tambang gas.


"Warga sudah sangat takut di hantui bau gas, jika sewaktu waktu bau gas yang keluar lebih berbahaya bisa menyebabkan masyarakat bisa mati," ungkapnya.


Selain bau busuk gas, suara gemuruh yang sering terjadi berasal dari kegiatan produksi gas Medco menyebabkan kenyamanan warga makin terganggu.


"Sering terdengar suara gemuruh di tengah malam dan getaran bumi yang terjadi membuat kami makin takut," kata Nurmalawati, warga Blang Nisam, pada awak media


Suasana audiensi di gedung utama DPRK yang turut dihadiri pihak Medco berlangsung alot, apalagi sempat histeris emak-emak yang jadi korban keganasan gas milik Medco saat menyampaikan kepiluan kondisi keluarga mereka yang terimbas bau gas.


Apalagi ada saat di sampaikan seorang ibu sambil menangis mencerita kondisi anaknya yang terpapar gas.


Menanggapi keluhan masyarakat lingkar tambang pihak PT. Medco, E&P Malaka, Hendarsyah di hadapan dewan terhormat dan perwakilan masyarakat hanya memberikan penjelasan secara teknis dan normatif tanpa menyentuh subtansi persoalan yang di sampaikan oleh warga.


Menurut Hendarsyah, gas yang tercium warga masih di bawah ambang batas yang di boleh kan oleh Pemerintah.


"Buktinya, pekerja Medco tidak ada yang bermasalah mencium bau gas, jika berbahaya maka pekerja duluan yang terpapar," jelas Hendarsyah.


Apalagi, terang Hendarsyah, peralatan yang digunakan oleh Medco tergolong menggunakan teknologi tinggi.


"Untuk pembersihan sumur gas menggunakan teknologi tinggi," terangnya


Hendarsyah menambahkan, pihaknya selalu melibatkan tim independent untuk melakukan monitoring terhadap udara.


Terakhir Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan menyampaikan beberapa point petisi diantaranya meminta kepada Pemerintah melalui Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk membekukan izin lingkungan sampai batas PT. Medco mampu menyelesaikan persoalan bau gas tersebut.


Point kedua, mereka minta pihak Medco membayar kompensasi atas kerugian sosial, lingkungan dan ekonomi warga akibat dampak bau gas, meminta PT. Medco untuk menyiapkan fasilitas kesehatan, mitigasi bencana bila sewaktu waktu terjadi insiden serta terakhir meminta PT. Medco untuk menghentikan sementara waktu aktivitas produksi gas sebelum ada solusi.[] L24.Zal.