HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sikap Generasi Milenial Menghadapi Dinamika Bahasa Indonesia

Rahmat wahyu hidayatullah, Mahasiswa  Semester 3 Jurusan Tadris bahasa Indonesia Fakultas Adab dan Bahasa Universitas Islan Negeri Raden Mas...

Rahmat wahyu hidayatullah, Mahasiswa 
Semester 3 Jurusan Tadris bahasa Indonesia
Fakultas Adab dan Bahasa Universitas Islan Negeri Raden Mas Said Surakarta

Lentera24.com - Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan menempati posisi ke empat setelah Amerika Serikat, berdasarkan data terbaru dari Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri menunjukan jumlah penduduk di Indonesia pada Semeseter I mencapai 275.361.267. Hal ini menjadikan Negara Indonesia yang memilki beragam kebudayaan dan juga keragaman bahasa di dalamnya. Berbagai daerah di Indonesia memiliki bahasa daerahnya sendiri, tetapi, hal tersebut tidak menyebabkan pecahnya kerukunan masyarakat sebab bahasa indonesia hadir sebagai alat pemersatu diantara berbagai suku.


Bahasa Indonesia digunakan sebagai jembatan penghubung komunikasi ketika berada di daerah yang berbeda. Pada penerapannya di zaman dahulu bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar masih baku dan masih santun. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan di tengah arus globalisasi seperti saat ini penggunaan bahasa indonesia tidaklah sebaku dulu lagi. banyak masyarakat di Indonesia terutama generasi milenial yang sering mecampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa bahasa asing sehingga memicu problematika tentang ke eksistensian bahasa indonesia. Apabila fenomena seperti ini dibiarkan saja maka tidak menutup kemungkinan jika bahasa indonesia akan tergantikan oleh bahasa-bahasa asing nantinya.


Sikap Berbahasa Generasi Millenial Saat Ini

Sikap bahasa Indonesia merupakan sebuah pandangan atau anggapan berbahasa Indonesia, apakah mereka senang atau tidak, apakah mereka bangga atau tidak, dan apakah mereka berjiwa nasionalis atau tidak. Jika dilihat pada situasi saat ini para generasi milenial ini lebih menganggap bahasa indonesia sebagai bahasa negara saja. Selain itu, kesetiaan generasi milenial terhadap bahasa indonesia ini perlu dipertanyakan lagi karena pada praktiknya para generasi milenial ini tidak begitu menerapkan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Mereka lebih memilih untuk memakai bahasa-bahasa asing dan bahasa-bahasa yang mereka anggap gaul dan keren dan mereka lebih suka mencampurkan bahasa indonesia dengan bahasa-bahasa asing tersebut tanpa menyadari hal tersebut salah.


Munculnya kata- kata aneh dan nyeleneh juga dapat membingunkan para pelaku bahasa karena kata ini hanya dapat dipahami oleh orang- orang tertentu saja dan kelompok- kelompok tertentu saja. Kata aneh dan nyeleneh tersebut seperti :

 YTTA : Yang tau tau aja

 OOTD : Outfit of the day

 TBL : Takut Banget Loch

 SOTOY : Sok tau

Beberapa contoh tersebut hanyalah sebagian kecil diantara kata- kata lainnya yang dipakai para kaum milenial untuk berkomunikasi dalam kesehariannya. Contoh lain dalam fenomena yang sedang tren adalah acara pagelaran Citayem Fashion Week. Dalam acara tersebut juga memunculkan beberapa penggunaan bahasa baru yang menjadi tren di kalangan generasi milenial yaitu kata slebew. Yang menjadi viral beberapa waktu ini dan menjadikan kata tersebut menyebar luas di Indonesia dan bahkan para public figure juga mengikuti trend kata tersebut.


Gaya Bahasa Generasi Milenial

Gaya bahasa yang dimunculkan oleh generasi milenial zaman sekarang ini banyak anak muda menggunakan gaya bahasa sindiran dan juga perbandingan. Gaya bahasa sindiran yang dilakukan generasi milenial ini diungkapkan melalui beberapa instrumen seperti media sosial dan juga dapat melalui stand up comedy. Sindiran yang mereka lakukan ini biasanya sebagai bentuk kritikan akan ketidakpuasan mereka terhadap sesuatu misalnya terhadap pemerintahan yang korupsi dan lain sebagainya.


Sedangkan gaya Bahasa perbandingan ini bisa dilihat bahwa anak generasi milenial sekarang ini lebih suka membandingkan bahasa misalnya seperti perbandingan Bahasa daerah dan Bahasa Indonesia. Generasi milenial masih sering membandingkan antara kedua Bahasa tersebut dan menganggap bahwa bahasa daerah itu berkesan norak dan kampung dan menganggap bahwa orang yang berbahasa ndeso itu memiliki status sosial yang rendah dan apabila seseorang yang berbahasa Indonesia dengan medhok dianggap memiliki status sosial dan ekonomi yang tinggi dan kuat.


Selain itu, bentuk bahasa pada generasi milenial ini mengikuti tren pergaulan dan perkembangan zaman. Bahasa yang muncul pada generasi milenial ini dapat diciptakan oleh siapapun dan muncul serta akan hilang sendiri letika ada bahasa baru yang lebih bagus lagi dan lebih keren. Bahasa yang bermunculan di media sosial ini biasanya sangat cepat menyebar di kalangan millennial sekarang ini seperti “ cepmek ” yang berarti cepak mekar kemudian istilah “ spill " yang berarti perlihatkan ini dulunya belum muncul dan belum diketahui oleh kebanyakan orang. Namun seiring perkembangannya istilah - stilah tadi mampu meracuni dan dipakai oleh kebanyakan orang termasuk generasi milenial.


Peran Generasi Millenial

Generasi Milenial merupakan agent of change dimana, berharap untuk memberikan sumbangsih perubahan yang positif dalam bahasa indonesia. Peran anak muda adalah menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia agar tetap sukses dan eksis. Anak muda harus bangga menggunakan bahasa indonesia, dan tidak hanya anak muda saja, Orang tua dan kita semua harus berbangga dalam menggunakan bahasa indonesia. Banyak anak muda yang beranggapan bahwa bahasa indonesia hanyalah sebagai alat komunikasi saja, padahal bahasa indonesia juga sebagai jati diri bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa dari sabang sampai merauke. Anak muda harus berbangga dengan bahasa indonesia dan harus menekan penggunaan bahasa asing, Jangan sampai bahasa asing ini menggantikan bahasa indonesia nantinya. Kita juga harus bisa seimbang sebagai pengguna bahasa, dalam artian kita harus bisa mengembangkan bahasa indonesia dan menguasai bahasa asing dalam rangka penjelajahan eksplorasi diri karena tidak mungkin suatu bangsa tidak bersentuhan dengan bangsa lain tanpa menggunakan tutur internasional, tetapi nasionalisme harus tetap dikembangkan dan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar harus tetap dikibarkan. Selain itu, Peran anak muda juga dapat diwujudkan dengan menjadi seorang penutur asing atau menjadi seorang pengajar BIPA. BIPA sendiri bertujuan untuk memperluas bahasa indonesia dan menyampaikan berbagai informasi tentang bangsa Indonesia termasuk juga dalam memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia kepada orang asing.


Menjadi seorang duta bahasa juga dapat dipilih oleh anak muda sekarang, karena dengan menjadi seorang duta bahasa akan membantu dalam kampanye tentang penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dan turut melestarikan bahasa daerah. Penekanan terhadap penggunaan bahasa asing juga dapat dilakukan oleh generasi millennial sekarang ini, dengan menggunakan bahasa indonesia dengan baku secara tidak langsung akan membantu menjaga eksistensi bahasa indonesia. Tes UKBI (Uji Kemahiran Bahasa Indonesia). Bisa diikuti oleh generasi milenial agar dapat mengetahui sejauh manakah kemahiran dan kemampuannya terhadap bahasa indonesia sebelum nantinya akan menjadi soerang penutur bahasa indonesia yang baik dan professional. Terkait dengan eksistensi bahasa indonesia ini berkaitan denga jati diri bahasa indonesia yang perlu kita jaga dan kita pertahankan agar tetap eksis dan dan tidak termakan oleh arus globalisasi dan modernisasi yang terus mengalami perubahan dan agar menciptakan masyarakat pengguna Bahasa yang baik dan benar.


Pemertahanan Bahasa Indonesia

Peluang pemertahanan bahasa indonesia masih bisa dilakukan karena bahasa indonesia belum sepenuhnya tergerus oleh bahasa asing dan bahasa gaul. Hal ini terbukti ketika berkomunikasi di situasi formal seperti sekolahan, kantor dan lainnya masih menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, upaya mempertahankan bahasa indonesia ini memerlukan kerjasama dari semua pihak untuk sepakat mempertahankan bahasa indonesia karena sebagai warga negara Indonesia yang baik kita dituntut untuk menjaga bahasa kita. Sesuai dengan regulasi PP No 57 Tahun 2014 tentang pengembangan pembinaan dan perlindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa indonesia. Bahasa Indonesia perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan dengan tujuan membuat Bahasa Indonesia menjadi Lengkap dan sempurna. Namun untuk mempertahankan bahasa indonesia ini pemerintah lebih berperan aktif melalui Badan pengembangan bahasa, pemerintah harus bisa mengajak masyarakat untuk cinta terhadap bahasa indonesia. Selain itu upaya pemertahanan bahasa indonesia dapat dilakukan melalui sektor formal seperti sekolah dengan cara menjadikan bahasa indonesia sebagai pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan. Peran BIPA juga turut mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia dengan BIPA bahasa Indonesia dapat semakin luas penyebarannya dan dapat dikenal diseluruh penjuru dunia. ***