HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Proses Komunikasi Dalam Bisnis

Putri Amartia Sundari Mahasiswi Semester 5  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang Lentera24.com  - Komuni...

Putri Amartia Sundari Mahasiswi Semester 5  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang

Lentera24.com - Komunikasi merupakan kebutuhan semua orang, karena manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain serta membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Untuk tercapainya sebuah tujuan suatu organisasi atau perusahaan diperlukan sebuah kerja sama. Kerja sama harus didasari sebuah komunikasi yang baik. Entah itu komunikasi dari atasan ke bawahan, maupun komunikasi antar ke luar perusahaan (dari produsen ke konsumen ataupun sebaliknya). Diantara kedua belah pihak harus ada komunikasi dua arah, komunikasi timbal balik, dan diperlukan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Proses komunikasi adalah sebuah kegiatan atau interaksi yang sering terjadi dalam sehari-hari, demikian juga halnya proses komunikasi juga terjadi dalam dunia bisnis. Proses komunikasi adalah proses penyampaian sebuah pesan dari sumber pesan (pemberi pesan) kepada penerima pesan. Pesan yang diterima harus sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pemberi pesan, jika tidak sesuai, maka inilah yang disebut dengan sebuah Clarity (Kejelasan), Concreteness (Kekongkritan), Courtesy (Kesopanan), Correctness (Ketepatan).

Komunikasi dapat kita kaji melalui beberapa tahapan yang tergambar dalam model - model komunikasi yaitu model komunikasi dasar dan model komunikasi sosial. Baik model komunikasi dasar maupun model komunikasi sosial memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang berjalan melalui 8 (delapan) tahap, yaitu :
1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan.
Dalam bidang komunikasi organisasi atau komunikasi bisnis, jika kita sebagai pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan yang berkaitan dengan organisasi atau bisnis yang kita lakukan dan ingin disampaikan kepada khalayak, maka proses komunikasi pun dimulai.

2. Pengirim pesan yang melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam sebuah pesan. Hal ini terjadi ketika kita sebagai pengirim pesan menempatkan ide atau gagasan ke dalam sebuah pesan. Sebagai pengirim pesan, kita melakukan encode terhadap ide atau gagasan tersebut atau mengekspresikannya dalam kata-kata atau gambar. Kita harus mengembangkan keterampilan dalam melakukan encode ide atau gagasan agar pesan-pesan yang dikemas menjadi lebih efektif.

3. Pengirim pesan memproduksi pesan dalam sebuah media.
Pesan yang telah dikemas oleh pengirim pesan kemudian disajikan kepada khalayak melalui  saluran atau media komunikasi. Media yang digunakan dalam pengiriman pesan umumnya dapat berbentuk oral, tertulis, visual, maupun elektronik.

4. Pengirim pesan mengirimkan pesan melalui sebuah saluran komunikasi.
Saluran komunikasi atau media komunikasi yang akan digunakan untuk mengirimkan pesan tentu berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Berbagai teknologi yang ada kini dapat digunakan oleh pengirim pesan untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak. Saluran komunikasi umumnya terkait dengan sistem yang digunakan untuk mengirim pesan

5. Khalayak menerima pesan.
Jika saluran komunikasi berfungsi dengan baik, maka pesan-pesan akan dapat menjangkau khalayak sasaran. Perlu dipahami pula bahwa sampainya pesan kepada khalayak tidaklah menjamin khalayak akan memberikan perhatian ataupun memahami isi pesan secara tepat. Hal ini disebabkan adanya penafsiran yang berbeda yang dilakukan oleh khalayak serta adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi

6. Khalayak melakukan decode terhadap pesan.
Setelah pesan diterima oleh khalayak, tahap yang dilakukan selanjutnya oleh khalayak adalah melakukan decode terhadap pesan.

7. Khalayak memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan.
Pengirim pesan dapat menciptakan ruang atau kesempatan bagi penerima pesan untuk memberikan respon atau tanggapan dengan cara-cara yang positif. Pemberian respon atau tanggapan oleh khalayak tergantung pada kemampuan khalayak untuk mengingat pesan dan bertindak, kemampuan khalayak untuk bertindak, serta motivasi khalayak untuk memberikan respon.
8. Khalayak memberikan umpan balik kepada pengirim pesan
Dalam rangka memberikan respon atau tidak memberikan respon terhadap pesan, khalayak dapat memberikan umpan balik yang dapat membantu pengirim pesan melakukan evaluasi usaha komunikasi yang efektif. Umpan balik dapat diberikan dapat berupa komunikasi verbal (menggunakan kata-kata tertulis atau ujaran), komunikasi nonverbal (menggunakan gestur, ekspresi wajah atau perlambang lainnya) ataupun keduanya. Sebagaimana pesan, umpan balik yang disampaikan oleh khalayak juga memerlukan proses decode karena adanya pemaknaan yang beragam.

Kedelapan tahap tersebut menggambarkan bagaimana sebuah ide atau gagasan mengalir dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam proses komunikasi, pesan-pesan yang mengalir dari pengirim pesan dimungkinkan mengalami distorsi atau salah penafsiran yang dilakukan oleh penerima pesan. Kita dapat melakukan berbagai tindakan pada setiap tahap dalam proses komunikasi untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya keberhasilan dalam komunikasi. ***