HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pro Kontra Penghentian Ekspor Batubara

Diva Kyla Salsabillah  Mahasiswa Semester 1 Teknik Pertambangan UIN Jakarta Syarif Hidayatullah Lentera24.com - Batubara merupakan sumber e...

Diva Kyla Salsabillah Mahasiswa Semester 1 Teknik Pertambangan UIN Jakarta Syarif Hidayatullah

Lentera24.com - Batubara merupakan sumber energi terpenting untuk pembangkit listrik dan bahan bakar pokok produksi baja dan semen. Walau polusinya mengandung karbon tinggi, batubara tetap dicari di pasar dunia karena harganya lebih stabil dibanding dengan sumber energi lainnya. Contoh konkretnya terlihat pada perbedaan harga minyak dan batubara khususnya bagi Indonesia pada tahun 2022. Alasan kestabilan harga batubara ketika gempar dalam anjloknya harga minyak adalah pertama wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 membuat negara penyuplai batubara ke China yaitu Mongolia membatasi interaksi dengan China sehingga China hanya mendapat 50% dari suplai biasanya dan juga disebabkan oleh cuaca Australia sebagai pengekspor batubara sebagian besar Asia Pasifik menghambat pengiriman batubara menggunakan kargo. Dalam hal ini Indonesia memanfaatkan kesempatan untuk menjadi pemasok ekspor batubara yang sedang banyak diminati. Berhubung Indonesia juga merupakan produsen batubara terbesar kelima setelah China, Amerika Serikat, Australia, dan India.

Miniatur area pertambangan batubara. Kredit foto: Bengkel PTP 06 Desember 2022. 

Indonesia pernah mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Namun penjualan domestik agak tidak signifikan karena konsumsi batubara dalam negeri relatif sedikit di Indonesia. Maka dari itu, Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari total produksi batubara, sisanya dijual di pasar domestik. Ekspor besar - besaran inipun terjadi dengan alasan batubara dalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik, ndonesia memiliki cadangan batubara kualitas menengah dan rendah yang melimpah yang jenisnya dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar internasional, dan karena Indonesia memiliki posisi geogrfis strategis untuk pasar raksasa negara-negara berkembang seperti RTT dan India. Nam un dengan tingkat produksi saat ini, cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan.


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap bahwa stok batu bara di PLN sampai saat ini masih aman. Namun hanya saja, diakui bahwa ada beberapa perusahaan yang belum memenuhi Domestic Market Obligation (DMO). "Kondisi stockpile (batu bara) di PLN itu sampai dengan saat ini masih aman. Namun mungkin hanya 1 atau 2 (perusahaan) yang berada di bawah target produksi stockpile nya," kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, dalam diskusi publik BLU Batu Bara di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2022).


Menurut Arif, kendalanya untuk perusahaan kecil belum memenuhi DMO adalah soal pengetahuan terkait harga. Sekretaris Jendral Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Muhammad Arif mengungkap perbedaan harga yang terjadi saat ini menyebabkan pasokan batu bara PT PLN (Persero) tersendat. Memang diakui sejumlah pengusaha memilih untuk ekspor. Untuk itu, dia mendukung agar pemerintah segera meresmikan Badan Layanan Umum (BLU). Dalam permasalahan penghentian ekspor batubara di Indonesia ini terbagi menjadi pihak yang pro akan keputusan yang diambil yaitu pemerintah itu sendiri dengan berbagai pertimbangan mereka dan pihak kontra yaitu pelaku usaha penambang batubara yang merasa dirugikan dengan pengambilan keputusan oleh pemerintah.


Kementerian ESDM menjelaskan alasan pemerintah menghentikan sementara ekspor batu bara. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, hal itu terjadi karena pasokan batu bara untuk PLN dan IPP sangat minim bahkan terancam kosong jika tidak melakukan pengamanan. Arifin memaparkan, sebesar 40 persen dari jumlah produksi batu bara secara nasional dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PLN. Produksi batu bara sendiri sekitar 600 juta ton. Batu bara yang memenuhi spesifikasi sekitar 240 juta ton. Sedangkan, kebutuhan batu bara untuk pembangkit hanya sekitar 150 juta ton. jika produsen batu bara memenuhi komitmen tersebut seharusnya tidak terjadi krisis.  Menurutnya, sinyal krisis ini sudah terlihat sejak Agustus 2021 dan sudah diatasi. Namun, tren ini belanjut hingga mengkhawatirkan.


Perusahaan pelaku usaha pengekspor batu bara terkejut akan adanya kebijakan larangan ekspor batubara ke luar negeri sejak tanggal 1 sampai 31 Januari karena defisit pasokan batubara untuk sektor kelistrikan dalam negeri. Alasan protes mereka adalah seharusnya dalam pencarian solusi terbaik bagi semua pihak harus didiskusikan bersama dengan para pelaku usaha penambang batubara. Penerapan sanksi larangan ekspor kepada seluruh pelaku usaha pada tanggal 1 Januari 2022 dalam rangka pemenuhan DMO 2022 juga dianggap tidak tepat karena seharusnya pelaksanaan DMO 2022 dihitung dari bulan Januari 2022 sampai dengan Desember 2022.


Selain itu, APBI beranggapan bahwa pasokan batubara ke masing-masing PLTU, baik yang ada di bawah manajemen operasi PLN maupun IPP, sangat bergantung pada kontrak-kontrak penjualan atau pasokan batubara antara PLN dan IPP. APBI juga menyampaikan bahwa larangan ekspor yang berlaku secara umum dan luas ini memiliki dampak signifikan terhadap pelaku usaha industri pertambangan batubara dan APBI berharap agar pemerintah juga fokus dalam upaya pencarian upaya solusi permanen penyelesaian permanen structural pasokan batubara domestik.


Dalam surat nomor B-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang dikeluarkan pada 31 Desember 2021 lalu, pemerintah hanya menyatakan bahwa penghentian ekspor batubara ini hanya akan berlaku sampai Desember 2022 yang berarti sudah tidak akan lama lagi. Keputusan apa lagi yang akan dibuat oleh pemerintah selanjutnya? Apakah penghentian ekspor ini akan berlanjut ataukah pemerintah telah menemukan titik tengah yang terbaik tanpa ada pihak yang merasa dirugikan?


Mungkin dengan mencari alternatif energi dari batubara ini dapat menjadi solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai pilihan dalam pemecahan masalah pasokan. Alternatif yng mungkin dapat dipertimbangkan adalah biomasssa, air, geothermal, angin, dan sinar matahari selain karena jumlah besarnya di alam sehingga persediaannya yang tidak terbatas, juga mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu pemicu pemanasan global. Namun dalam pencarian alternatif ini memang dibutuhkan lebih dalam penelitian dari segala aspek-aspek nya oleh para ahli di bidangnya. ***