Fauzan Nazim, Mahasiswa Semester 1 Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Lentera24.com ...
Lentera24.com - Pendidikan karakter adalah langkah sengaja untuk memupuk kebajikan moral dan intelektual melalui setiap fase sekolah contoh kehiduan orang dewasa, hubungan antara teman sebaya, penanganan disiplin, resolusi konflik, isi kurikulum, proses pembelajaran, standar akademik yang diterapkan di lingkungan sekolah dan keterlibatan orang tua. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sekolah adalah pendidikan karakter, karena semuanya mempengaruhi karakter siswa
Dalam penelitian ini pendidikan karakter lebih dekat dengan paradigma yang dimana pendidikan karakter ini sebagai proses pendidikan dan pembelajaran yang mengutamakan siswa sebagai bentuk cara perubahan karakter menuju good-character dalam kehidupan dan bertanggung jawab dalam kehidupan sendiri dan bermasyarakat dengan nilai-nilai moral yang baik. Jadi, pendidikan karakter adalah pendidikan yang berupaya dengan sengaja untuk mengembangkan kemampuan siswa yang terkait dengan sengaja untuk mengembangkan kemampuan siswa yang terkait dengan penalaran moral, tindakan moral, sopan santun, berperilaku yang baik, pengembangan inelektual, kritis, yang sesuai serta dapat diterima dalam kehidupan sosial.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk karakter yang baik kepada peserta didik. Karakter tersebut menyangkut unsur nilai-nilai moral, tindakan moral, kepribadian moral, emosi moral, penalaran moral, identitas moral, dan karakteristik dasar dalam memberikan respon terkait dengan moralitas seseorang yang harus dimiliki siswa dan kemudian mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah adanya tujuan tersebut, pendidikan islam harus mempunyai prinsip dasar dalam pendidikan islam, menurut Q-Anees (2008: 103) menyebutkan bahwa prinsip dasar pendidikan karakter ialah, manusia adalah makhluk yang dipengaruhi dua aspek yaitu pada dirinya ada juga dorongan atau kondisi yang mempengaruhi kesadaran, karena menganggap bahwa perilaku yang dibimbing oleh nilai-nilai utama sebagai bukti dari karakter sebagai bukti dari karakter, pendidikan karakter tersebut mengutamakan munculnya kesadaran pada dirinya untuk secara ikhlas mengutamakan karakter positif dan juga kesadaran untuk terus mengembangkan diri, untuk memperhatikan masalah lingkungannya, dan memperbaiki kehidupan sesuai dengan pengetahuan dan karakter yang dimilikinya.
Dari prinsip tersebut, pendidikan karakter Islam juga memerlukan metode atau cara untuk membangun pendidikan karakter tersebut. Supradi (2009) dalam program pendidikan karakter di Lingkungan BPK PENABUR Jakarta menjelaskan metode penanaman karakter harus berpikir untuk menguatkan nilai diri yang bertumpu pada penerimaan kita oleh tuhan karena kasih-Nya. Berdasakan hal ini kita mengasihi orang lain serta membuka diri terhadap hubungan saling mempedulikan antarsesama.
Dari cara yang telah kita dapati dan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan mendapatkan nilai-nilai islami dalam pendidikan karakter. Nili-nilai konteks pendidikan karakter islam telah ada sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dimana pada zaman itu bangsa Arab masih menjadi bangsa yang “Jahiliyah” dan bangsa yang tida berbudaya, kemudian setelah diutusnya rosulullah SAW. Sedikit demi sedikit menjadi berubah baik hingga sekarang. Hal ini menjadi bukti keberhasilan rasulullah saw dalam mendidik kaum jahiliyah menjadi kaum yang berakhlakul karimah dan menjadi kaum yang berbudaya.
Dalam perspektif islam inilah akan dibangun kembali pondasi moralitas peserta didik dalam pndidikan islam agar tumbuh menjadi manusia yang mulia, manusia yang memberi manfaat bagi makhluk lainnya.
Dalam tulisan ini akan dikaji tentang nilai-nilai islami yang dapat dikembangkan dalam pendidikan karakter, diantaranya ialah arus akidah, ibadah, syariah, dan akhlak. Kemudian ada juga insan kamil, ulul albab, khalifah fil-ardl, arus akidah, ibadah, syariah, dan akhlak.
Akidah sebagai sistem keyakinan yang dilakukan melalui wujud ibadah sebagai penghambaan diri kapada tuhan dengan jalan penguasaan syariat sebagai media yang harus dikuasi dengan akidah, syariah dan ibadah.
Berdasarkan keterkaitan dengan aspek akidah, ibadah, syariah dan akhlak dalam arus beragama maka dalam pendidikan akhlak nilai keempat di atas harus digali dan dikembangkan sehingga menjadi sebuah karakter yang berakhlakul karimah
Insan Kamil, Ulul albab, Khalifah fil-Ardl Insan kamil adalah tujuan dari pendidikan islam untuk mencetak generasi muslim menjadi manusia yang menjadi pengganti (kholifah) Allah dimuka bumi ini. Konsep insan kamil terkait dengan konsep kholifah yaitu pemimpin yang diberikan kepada manusia untuk dapa menunaikan tugas di muka bumi ini.
Dalam konsep ulul abab juga terdapat dua aspek penting yaitu tafakur dan tasyakur, tafakur lebih berorientasi pada usaha untuk menemukan hukum-hukum untuk kemudian digunakan dalam menciptakan hal-hal yang baru, sedang tasyakur merujuk pada bagaimana menggunakan atau memanfaatkan nikmat Allah dengan secukupnya dan menggunakan akal pikirannya agar kegunaannya bertambah
Berdasarkan konsep Insan Kamil, Kholifah fil ardl dan ulul albab ketiganya memiliki kesamaan dalam peran dan fungsinya sebagai manusia yang harus menjaga, memperbaiki, dan mengembangkan alam ini sebaik-baiknya.
Setelah itu bagaiman mana cara menerapkan pendidikan karakter islam di lingkungan umum ataupun dilingkukan sekolah atau madrasah? Pendidikan karakter yang ideal dalam islam tadi belum memiliki makna yang berarti, bila hanya sebatas ide dan teori saja, untuk itu diperlukan bagaimana implementasinya dalam praksis di dalam lingkungan sekitar maupun di lingkungan sekolah atau Madrasah
Madrasah sebagai bentuk penerapan pendidikan islam sudah ada sejak islam itu ada seperti juga pendidikan karakter, itu sudah ada sejak islam itu ada. Namun dalam perjalanan sejarah pendidikan islam itu sendiri juga menampakkan wajahnya dalam berbagai variasi dan banyak juga terjadi berbagai isu dan konflik baik menyangkut kualitas pendidikan islam maupun adanya konflik-konflik seputar agama yang banyak memicuh kurangnya pemahaman dalam menyikapi persoalan-persoalan di dalam beragama. Seperti munculya berbagai kericuhan, kekerasan antar agama, radikalisme, dan sebagainya. Dalam menyikapi ini yang dapat dilakukan oleh pendidikan islam ialah memberikan kedamaian, kesejukan saling menyayangi, mengasihi, dan menyantuni sesama manusia walaupun berbeda agama sekalipun.
Untuk menciptakan manusia yang santun dan berbudaya serta mau dan mampu menerima perbedaan tersebut perlu penerapan pendidikan karakter dalam kurikulum dari muatan masing-masing bidang studi yang diajarkan dimadrasah atau sekolah. Dalam hal tersebut dapat ditempuh dengan berikut :
Mendesain pendidikan karakter melalui penataan muatan-muatan yang dapat diterapkan pada masing-masing bidang studi, seperti penanaman nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan ibadah pada bidang Akidah Akhlak dengan membudayakan praktek ibadah dalam kesehariannya serta membiasakan sikap dan perilaku yang baik.
Setalah itu perlunya penyadaran bagi semua orang, baik guru ataupun pendidik untuk selalu merealisasikan pendidikan karakter, dan berusaha memahami ilmu-ilmu pendidikan untuk mengsukseskan pendidikan karakter berbasis islam
Kemudian diperlukan Evaluasi dan kontrol untuk memperbaiki pelaksanaan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai islami. ***