Rafia Mahasiswi Semester 5, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang Sawah di Sado Island ...
Rafia Mahasiswi Semester 5, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang
Sawah di Sado Island Jepang pada musim gugur |
Burung Toki di persawahan (Sumber : dokumentasi Mitsuyo Toyoda, dosen di Universitas Niigata, Jepang ) |
Tak hanya itu sawah ramah satwa liar juga memiliki manajemen perairan yang sangat bagus untuk menjaga kelestarian makhluk hidup yang ada, agar mampu bertahan dari perubahan 4 musim. Sawah pulau ini tidak menggunakan teknologi modern, hal ini sebagai upaya pelestarian dan pencegahan hilangnya organisme yang hidup bergantung pada sawah. Disamping itu setiap sawah terdapat pengairan khusus untuk musim dingin, dan juga dibuatkan fishways atau tempat ikan agar dapat berpindah dari daerah yang tertinggi menuju persawahan, hal ini bertujuan agar menjaga jumlah ikan yang ada di persawahan sebagai makanan utama dari burung toki. Padi dari persawahan ramah satwa liar ini menguntungkan petani dengan membuat brand beras tersendiri yaitu beras toki bird yang dijual dengan harga yang lebih mahal.
Upaya konservasi yang telah dilakukan menguntungkan semua pihak, berpengaruh terhadap lingkungan, masyarakat dan kelangsungan hidup burung toki yang sudah pernah punah beberapa tahun lalu. Melalui ini kita dapat belajar dan berkaca menjadikan sistem pertanian Indonesia ramah dengan satwa-satwa liar. Mengingat Indonesia merupakan negara agraris, yang artinya sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2019 mencatat ada sebanyak 49,41% rumah tangga miskin menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian di Indonesia. Tantangan sekaligus peluang menjadikan persawahan indonesia menjadi proyek peduli lingkungan serta meningkatkan perekonomian petani, melalui branding biodiversitas yang ada.
" Tantangan kita kedepannya dalam mewujudkan pengembangan agrikultur berkelanjutan karena berkurangnya jumlah petani, serta butuh perbaikan perekonomian petani melalui hasil panen”, ungkap Mitsuyo Toyoda, dosen di universitas Niigata, Jepang. **