HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hubungan Kecemasan Dengan Kemampuan Mengajar Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mhd. Sahrizal Mahasiswa Semester 1 Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Prodi Ekonomi Syariah STAIN Bengkalis Lentera24.com - Pendidikan sanga...

Mhd. Sahrizal Mahasiswa Semester 1 Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Prodi Ekonomi Syariah STAIN Bengkalis

Lentera24.com - Pendidikan sangat menentukan kemajuan dan kualitas suatu bangsa. Pendidikan akan mempengaruhi kualitas bangsa apabila bangsa tersebut memperoleh Pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik berasal dari kualitas guru yang baik (Akbar, 2021). Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh guru, apabila suatu negara tidak memperhatikan guru, maka negara tersebut cenderung susah untuk maju karena generasi penerus bangsa diperoleh dari guru, selain dengan orang tua dan pemerintahan. Oleh karena itu guru merupakan faktor utama untuk menentukan kemajuan dan kualitas suatu negara.

Indonesia termasuk negara terbesar ke empat di dunia karena memiliki penduduk yang banyak dengan jumlah penduduk yang sangat besar pada usia Pendidikan. Namun sampai saat ini, Indonesia menempati posisi tingkat pendidikan yang masih tergolong sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) lainnya. Hal tersebut disebabkan karena berbagai faktor yang kurang mendukung; misalnya, pendidikan belum tersebar secara merata, fasilitas dan infrastruktur Pendidikan di Indonesia belum memadai, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan bagi kehidupan, dan kualitas guru masih di bawah standar. 

Sebagaimana dikutip dari (Gerintya, 2019) dalam media online www.tirto.id dijelaskan bahwa Indonesia berada di posisi ketujuh di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan skor 0,622 berdasarkan Education Index yang dikeluarkan oleh Human Development Reports pada 2017. Sedangkan skor tertinggi diraih Singapura, yaitu sebesar 0,832. Peringkat kedua ditempati oleh Malaysia (0,719) dan disusul oleh Brunei Darussalam (0,704).

Pada posisi ke-empat ada Thailand dan Filipina dengan skor 0,661. Salah satu faktor yang menjadikan Indonesia masih rendah adalah kualitas guru yang tidak melewati standar mutu (Dudung, 2018). Faktor yang mempengaruhi kualitas guru yang rendah salah satunya dikarenakan kualifikasi guru yang belum memenuhi standar mutu pendidikan yang dibutuhkan (Anggranei, 2020). Masih banyak guru yang malas untuk mengembangkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan ini berdampak pada siswa yang diajar tidak mengalami perubahan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan, karena guru hanya sebatas mengajar sebagai kewajiban dan tidak diiringi dengan kemampuan yang memadai. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengajar dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sangat penting. 

Ada beberapa kemampuan mengajar yang harus dimiliki oleh guru, diantaranya kemampuan bertanya, kemampuan memberi penguatan, kemampuan Mengajar kelompok kecil dan perorangan, kemampuan menjelaskan, kemampuan membuka dan menutup pembelajaran, kemampuan membimbing diskusi kelompok kecil, kemampuan mengelola kelas dan kemampuan mengadakan variasi (Irawati, 2020).

Kedelapan kemampuan tersebut harus dikuasai oleh seorang guru agar mampu mengajar dengan baik sehingga hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia. Namun demikian, diantara sebagian guru tersebut mengalami kendala dalam proses pembelajaran seperti masalah emosi yang berubah-ubah. Diantara emosi tersebut diantaranya yaitu kecemasan dalam mengajar (Heru et al., 2020). Rasa cemas timbul ketika seseorang merasa terancam dengan sesuatu keadaan atau peristiwa yang belum pasti atau jelas. (Ika Mustika, Latifah, 2020); Spitzer dalam (Zulfa, Elfan, 2021); (Rajitha & Alamelu, 2020); (Yuliani et al., 2019) mengemukakan anxiety (kecemasan) merupakan perasaan yang terganggu dan menimbulkan kekhawatiran serta memiliki gejala fisik yang menggambarkan rasa tidak aman, tidak matang, dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan dan tekanan kehidupan. Rasa cemas yang ditimbulkan oleh Guru atau calon pendidik akan mempengaruhi pada proses kegiatan belajar mengajar.

Kecemasan dalam proses mengajar menjadi suatu permasalahan yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitas. (Nurfaidah, 2018) menerangkan bahwa kecemasan mengajar, sebagai bagian dari emosi negatif pada calon guru, dapat dipengaruhi oleh ketidak pastian atau kondisi yang tidak bisa mereka ramalkan seperti berada di tempat mengajar baru dengan situasi yang lain dari biasanya. Ketidakpastian atau keadaan yang dianggap tidak bisa mereka prediksi seperti penerimaan pihak sekolah, baik pihak kepala sekolah, guru termasuk siswa terhadap keberadaan mereka di tempat baru tersebut yang menuntut mereka untuk melakukan adaptasi. 

Sumber kecemasan calon guru sangat beragam termasuk diantaranya karena harus menyesuaikan dengan lingkungan baru, kurang matang dalam persiapan mengajar, kurangnya kemampuan dalam mengajar mata pelajaran tertentu, kurang dalam dan luasnya ilmu pengetahuan, keprobadian siswa yang akan dihadapi, hubungan dengan pihak sekolah, kondisi fisik sekolah dan sebagainya. Kecemasan tersebut dapat ditandai oleh gejala-gejala fisik diantaranya jari tangan dingin, tangan gemetar, kepala pusing, jantung berdetak ***