Foto : Zul Haidir, Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Pro vinsi Yogyakarta Program Studi Manajemena Fakultas Ekonomi | dok-red...
Lentera24.com | YOGYAKARTA -- Pandemi yang disebabkan oleh COVID-19 banyak berdampak pada sebagian besar sektor global. Pengaruh ini juga membawa pada dunia akademik yang terdiri dari jutaan pelajar terdaftar seperti mahasiswa dan akademisi aktif yang sebelumnya memiliki kelas reguler atau luring di institusi mereka, namun dikarenakan pandemi yang menyebabkan mahasiswa terpaksa mengambil kelas di rumah. Untuk melanjutkan proses pendidikan di tingkat universitas dan institusi, kelas online banyak diterapkan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Dalam mode daring ini, proses belajar mengajar banyak dilakukan melalui bantuan device berupa platform dan website pendukung proses pembelajaran. Pandemi COVID-19 yang berlangsung telah menyebabkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kegiatan yang dilakukan oleh institusi pendidikan di seluruh dunia. Salah satu perubahan besar yang muncul adalah adanya digitalisasi atau virtualisasi dari kegiatan belajar mengajar yang secara signifikan membentuk kembali pengalaman belajar dan praktik komunikatif mahasiswa dalam berbagai konteks.
Wabah COVID-19 ini sendiri merupakan salah satu permasalahan terbesar di sistem pendidikan universitas dan institusi di Indonesia. Menurut seorang peniliti dari Hong Kong in University ( Gu et al. 2021 ) bahwa teknologi digital dan jaringan online dapat membawa berbagai manfaat bagi pendidikan, namun peralihan yang tiba-tiba dan sebagian besar berpindah haluan ke mode pendidikan online dikarenakan pandemi telah mengakibatkan banyak masalah seperti akses yang tidak setara ke internet atau sumber daya digital beserta kurangnya pengetahuan dan keterampilan akademisi pengajar dan mahasiswa tentang cara mengoperasikan platform atau website pendidikan online secara efektif. Dikarenakan semua jenis pembatasan perjalanan selama pandemi, pendidikan tinggi di Indonesia juga harus mencari bentuk alternatif dibandingkan dengan metode tradisional yang mengandalkan mobilitas fisik antar mahasiswa dan akademisi. Oleh karena itu, artikel ini ditulis untuk mengetahui bagaimana pandemi dapat membawa banyak perbedaan yang signifikan terhadap sistem pembelajaran dan komunikasi mahasiswa di tengah terjadinya pandemi ini untuk menginformasikan kebijakan dan praktik pendidikan di masa depan. Pandemi COVID-19 secara tidak langsung banyak mempengaruhi gaya belajar dan komunikasi mahasiswa saat sedang melangsungkan kelas.
Berdasarkan rujukan dari Tavares ( seorang peniliti dari Canadian university, 2021 ) bahwa para mahasiswa sebaiknya mengubah kebiasaan belajar dan sosial mereka dengan menggeser gaya dan strategi pembelajaran beserta gaya komunikasi mereka dengan mengembangkan lebih banyak kesadaran dan keterampilan yang terkait dengan kemampuan media digital untuk mengatasi berbagai tantangan wabah COVID-19. Dimana perguruan tinggi di Indonesia tidak memiliki keistimewaan dalam hal sumber daya dan fasilitas untuk pembelajaran daring. Kondisi seperti itu telah menimbulkan tantangan ekstra bagi komunitas universitas dan institusi di Indonesia. Tidak semua mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran online. Apalagi banyak tenaga pengajar dan akademisi yang belum mahir mengajar menggunakan teknologi internet, khususnya di berbagai universitas daerah di Indonesia. Oleh karena itu, artikel yang berjudul Pengaruh Kuliah Online Terhadap Mahasiswa di Masa Pandemi ini ditulis dengan bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh dari wabah COVID-19 terhadap model belajar dan komunikasi mahasiswa saat sedang kelas. Pembahasan Permasalahan dan Pengaruh Pandemi pada Mahasiswa Telah diketahui bahwa para mahasiswa merasa terpaksa beralih ke pembelajaran di rumah tanpa sarana dan prasarana yang memadai di rumah. Laptop, komputer, atau ponsel serta akses internet sangat penting untuk kelancaran pembelajaran di rumah.
Mahasiswa dengan infrastruktur yang memadai di rumah juga dapat mengalami tantangan dengan pembelajaran di rumah, karena pembelajaran jarak jauh belum menjadi bagian dari budaya belajar. Menurut peniliti sekaligus Dosen Unimuda ( Widiyono,2020 ), Sebagian besar Universitas sangat bergantung pada tatap muka, dengan beberapa pembelajaran campuran di sekolah yang lebih maju. Mahasiswa terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi secara sosial dan fisik bertemu dengan teman-teman mereka. Meskipun sesi online interaktif memungkinkan mahasiswa untuk bertemu secara virtual dengan tenaga pengajar dan akademisi, namun hal tersebut tidak menjanjikan tidak adanya kecanggungan. Menurut seorang peniliti Hasanah et al. , 2020. Tidak semua mahasiswa merespons hal yang sama seperti biasanya dalam interaksi tatap muka. Selain membiasakan diri bersosialisasi melalui platform online, mahasiswa membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh.
Banyak peneliti telah mengakui bahwa Penerapan Teknologi Digital pada Pembelajaran online dapat membuat Mahasiswa lebih nyaman, efisien dan ekonomis oleh karena itu bisa dibilang lebih adil untuk menyatukan mahasiswa, tenaga pengajar dan akademisi sebagai sumber pengetahuan, keterampilan atau keahlian dari konteks geografis, nasional atau budaya yang berbeda dibandingkan dengan jenis pendidikan internasional tradisional yang bergantung pada mobilitas fisik. Menurut peniliti dari Hong Kong in Universities ( Obadire et al. 2020 ) bahwa pendekatan pembelajaran kolaboratif yang diwujudkan secara digital memungkinkan mahasiswa untuk membandingkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan di berbagai institusi, disiplin ilmu, dan budaya sebagai komunitas pembelajaran kolegial. Namun, mereka juga mencatat bahwa kelas asinkron cenderung menunda interaksi dan diskusi yang sangat penting di antara mahasiswa beserta tenaga pengajar dan akademisi meskipun kekuatannya dalam mengakomodasi kebutuhan praktis mahasiswa di berbagai belahan dunia. Selain itu, beberapa orang berpendapat bahwa sebagian besar platform pengajaran dan pembelajaran online cenderung menempatkan tenaga pengajar dan akademisi beserta mahasiswa pada pijakan yang lebih setara dibandingkan dengan pengaturan kelas fisik dan dengan demikian mendorong partisipasi yang lebih aktif dari mahasiswa dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih demokratis, sementara beberapa yang lain telah mengamati masalah yang muncul di sekitar otoritas untuk berbicara dan menghasilkan pengetahuan yang kredibel dalam mode pengajaran dan pembelajaran ini. Murphy et al. , 2020. Semua pendekatan atau kegiatan belajar mengajar digital yang dibahas di atas telah membantu banyak mahasiswa untuk menerapkan atau mempraktikkan yang tidak mengharuskan mahasiswa dan staf untuk melakukan perjalanan jarak jauh untuk mencapai pendidikan internasional. [] L24-Red
Artikel ini merupakan karya Zul Haidir, Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Provinsi Yogyakarta Program Studi Manajemena Fakultas Ekonomi