HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Menerapkan Gaya Belajar Yang Sesuai Dengan Perkembangan Anak

Faiz Zulfadhli, Semester 2, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Univ Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Anak usia dini merupakan anak yan...

Faiz Zulfadhli, Semester 2, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Univ Muhammadiyah Malang

Lentera24.com - Anak usia dini merupakan anak yang berada dalam jenjang usia nol sampai dengan enam tahun yang tengah berada pada masa eksplorasi. Pada masa ini anak mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang ia dapatkan. Dari lingkungan anak mendapatkan stimulasi yang mendukungnya membantu membentuk sebuah konsep berfikir. Sumber belajar anak sangatlah luas, apapun yang ditangkap oleh indera anak merupakan informasi yang akan membentuk konsep berfikir yang akan ia ingat sampai kelak ia dewasa.


Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya begitu unik. Karakteristik pada anak akan berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Begitu pula dengan aspek perkembangan anak yang akan terus berkembang dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Orang tua, guru, dan lingkungan tempat anak tinggal turut bertanggung jawab dalam mendukung perkembangan anak. 


Untuk mendukung perkembangan anak agar mendapat hasil yang optimal maka diperlukan pemberian model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak. Maka dari itu penting bagi orang tua dan guru untuk mengamati jenis gaya belajar anak untuk dapat memberikan model pembelajaran yang cocok untuk anak.


Sejauh ini dikenal ada tiga gaya belajar utama yang kerap ditemui dalam suatu populasi. Gaya belajar tersebut adalah gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan juga gaya belajar kinsetetik atau taktil. Ketiga gaya belajar tersebut sebetulnya dimiliki orang seluruh orang, dengan maksud sejatinya manusia dapat belajar menggunakan seluruh gaya belajar. Namun di antara ketiganya terdapat suatu kecenderungan yang lebih menonjol yang mana merupakan suatu gaya yang lebih digemari anak dan membuat anak lebih nyaman untuk belajar. Sehingga penyerapan informasi dalam kegiatan belajar dan membentuk kecerdasan menjadi lebih optimal.


Gaya belajar visual adalah gaya belajar sejatinya dapat di amati melalui gerak-gerik anak. anak yang mencurahkan seluruh perhatiannya melalui pandangan matanya cenderung memiliki gaya belajar visual. Umunya anak dengan gaya belajar visual dapat belajar dan mengamati suatu fenomena dengan jangka waktu yang lama. 

Anak dengan gaya belajar visual cenderung lebih nyaman memperhatikan apa yang guru jelaskan. Ia akan tenang dan seksama selama proses belajar.


Gaya belajar auditori adalah seseorang yang cenderung mencari informasi menggunakan indera pendengaran yang ia miliki. Anak dengan gaya ini lebih berfokus mendengarkan apa yang ditangkan oleh telinganya daripada apa yang ditangkan oleh indra penglihatannya. Gaya belajar auditori cenderung terganggu dengan keadaan kelas yang berisik dan ramai. Maka dari itu pendampingan belajar dengan jumlah siswa yang lebih sedikit justru disarankan demi memberikan kenyamanan belajar pada anak. Ciri-ciri anak dengan belajar auditori biasanya ditandai dengan antusiasme mendengarkan dan memahami lagu yang ia dengar. Ia akan lebih suka apabila kegiatan belajar diawali dan didominasi oleh cerita atau dongeng.


Gaya belajar akinestetik adalah definisi sesungguhnya dari istilah belajar “learning by doing”. Anak-anak dengan gaya belajar kinestetik cenderung lebih bersifat agresif dibandingkan anak dengan gaya belajar visual dan auditori. Apabila anak dnegan gaya belajar lain baik dalam menyerap informasi dengan melalui indera penglihatan dan indera pendengaran, maka gaya belajar akinestetik dapat menyerap informasi secara baik melalui percobaan langsung. Anak akan menyentuh, membongkar, dan menyusun suatu obyek yang kemudian akan membantunya membangun konsep berfikir. Anak dengan gaya ini tidak cukup melihat dan mendengar saja, tapi ia perlu menjangkau obyek tersebut, entah hanya untuk disentuh maupun sampai ia bongkar. 

Pemberian materi dengan melibatkan banyak media pendukung lebih disarankan dalam kegiatan belajar anak.


Model pembelajaran ini sangat penting untuk dipahami oleh orang tua, agar tidak terjadi salah paham mengenai sikap anak yang lebih aktif daripada temannya. Sehingga label anak tidak bisa diam dan sikap galak bisa digantikan dengan sikap luwes dan fleksibel setelah mengeathui jenis gaya belajar anak. ***