HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tradisi Wiwitan Sebagai Bentuk Kearifan Lokal yang Masih Dilestarikan

Sabtiya Pratiwi Mahasiswa Semester 6 Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember   Lentera24.com - In...

Sabtiya Pratiwi Mahasiswa Semester 6 Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember 

Lentera24.com - Indonesia merupakan salah satu bangsa yang kaya akan budaya dan tradisi setempat. Kedua unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat khususnya bagi para petani. Bahkan saat melakukan kegiatan para `petani pun masih mempercayai adanya suatu tradisi yang sudah melekat sejak dulu. Tradisi adalah adat istiadat atau kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat. Tradisi sendiri berasal dari bahasa Latin “Tradere” yang berarti mentransmigrasikan dari satu tangan ke tangan lain untuk dilestarikan. Secara umum tradisi merujuk pada perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu.


Salah satu tradisi yang masih dipercayai dikalangan para petani yaitu “Tradisi Wiwitan”. Tradisi wiwitan ialah bentuk kebudayaan yang mempunyai makna, fungsi dan tata cara pelaksanaannya. Dimana tradisi wiwitan ialah wujud rasa syukur atas hasil panennya yang melimpah. Selain itu, tradisi wiwitan juga sebagai persembahan dan rasa syukur petani terhadap bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri yang melambangkan kemakmuran & Kesuburan. 


“Wiwitan” berasal dari kata “Wiwit” yang artinya mulai memotong padi sebelum panen. Maka, tradisi wiwitan menjadi simbol waktu bermulai panen yang diawali dengan aksi potong padi. Tradisi wiwitan termasuk keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam bahwa “Tuhan menganugrahkan alam kepada manusia dan manusia berkewajiban untuk mengelolanya dengan baik.” Dengan itulah tradisi wiwitan mempunyai nilai kearifan lokal yang cukup tinggi. Bagi para petani khususnya di Desa Plumbon (Blora) tradisi ini bukan sesuatu yang asing karena sering dilakukan sebelum mereka memotong padinya. Desa Plumbon adalah sebuah desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Di desa Plumbon sendiri tradisi ini sudah ada sejak dulu, dan dilakukan secara turun temurun. Mereka menganggap bahwa tradisi wiwitan merupakan hal yang penting dan bertujuan baik misalnya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan terhindar dari segala bahaya. Akan tetapi sebelum melakukan upacara wiwitan itu, para petani mencari hari yang baik misalnya para petani menghindari hari kematian keluarganya yang dikenal dengan istilah “Geblak” .


Tradisi wiwitan dilakukan di sawah dengan membawa uborampe. Uborampe berupa makanan seperti nasi, sayur bayam, telur, sambel teri, sambel terong, gereh petek, kupat, lepet, cengkaruk, pisang dan jajanan pasar lainnya. Perlengkapan yang digunakan yaitu ani-ani (alat pemotong padi), kendil yang berisikan air, kaca, dan lain sebagainya.  


Sebagai wujud persembahan dan rasa syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa tradisi wiwitan dipimpin oleh “Sesepuh desa” atau tokoh yang dipercayai oleh masyarakat sekitar. Setelah ritual selesai para petani harus memotong sebagian padi sebagai tanda bahwa padi sudah siap untuk dipanen. Kemudian uborampe diberikan kepada sesepuh yang memimpin tradisi upacaran tersebut dan dibagaikan pada masyarakat sekitar. Adanya trasisi wiwitan juga membentuk hubungan yang harmonis dan menjaga silaturahmi antar warga.


Nilai-nilai moral yang terkandung dalam tradisi wiwitan sebagai berikut:

1. Nilai Moral Individu

Nilai moral individu ialah nilai baik mapun nilai buruk yang terjadi pada individu yang menyebabkan seorang berubah menjadi lebih baik misalnya bertanggung jawab, patuh, dan sabar. Pada tradisi wiwitan ini,petani senantiasa harus bisa bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat lahan pertanian dengan baik. Nilai patuh yaitu petani harus menaati segala aturan yang sudah ada sejak dulu dan dilakukan secara turun temurun. Sedangkan nilai sabar yaitu petani harus menjaga amarahnya dan menciptakan kondisi aman dan nyaman terhadap para petani lainnya.

2. Nilai Moral Sosial

Nilai moral sosial ialah nilai yang bisa memberikan motivasi terhadap diri sendiri dan merealisasikan kebaikan pada masyarakat lainnya. Dalam tradisi wiwitan nilai moral sosial seperti menghormati orang lain, bergotong royong dan menjaga kerukunan antar masyarakat lainnya.

3. Nilai Moral Ketuhanan

Nilai moral ketuhanan ialah nilai yang berhubungan dengan keterkaitan antara sesuatu yang memiliki kemampuan diluar kemampuan manusia. Dimana dalam tradisi wiwitan nampak pada perilaku masyarakat yang membawa sesajen untuk menceagah terjadinya bahaya yang tidak diinginkan.

Sampai sekarang tradisi wiwitan masih dilestarikan oleh masyarakat desa Plumbon. Sebagai bentuk kearifan lokal yang sudah turun temurun hingga saat ini. Tradisi ini juga merupakan harapan serta doa para petani agar selalu diberikan hasil panen yang baik nantinya. ***