HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Prokrastinasi: Mager Berkelas yang Disalahartikan

Maryam Sholihah dan Syavina Aulia Nabila Mahasiswa Semester: 4 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Lentera24.com - ...

Maryam Sholihah dan Syavina Aulia Nabila Mahasiswa Semester: 4 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Lentera24.com - “Kalau bisa besok, kenapa harus sekarang?”

Kalimat singkat nan penuh makna tersebut sepertinya sudah menjadi kalimat turun menurun yang dibudayakan dalam kehidupan mahasiswa. Kalimat retoris tersebut seakan menegaskan bahwa penundaan adalah yang wajar dan sudah biasa dilakukan oleh kaum pelajar dengan sebutan “maha” ini. Penundaan ini umumnya lebih sering dijumpai ketika mahasiswa mendapatkan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas, projek atau kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan akademik. Ternyata, kebiasaan menunda ini memiliki namanya tersendiri, yaitu prokrastinasi. Lalu, apa itu prokrastinasi?

Menurut Ghufron & Risnawati (2020), definisi dari prokrastinasi adalah perilaku menunda yang dilakukan seseorang didasari oleh beberapa alasan tertentu. Dalam kasus yang sedang kita bahas, dimana mahasiswa menunda untuk mengerjakan atau menyelesaikan atau mengumpulkan tugas akademik perilaku ini disebut prokrastinasi akademik. Mahasiswa yang melakukan perilaku prokrastinasi seringkali dijuluki sebagai pemalas dan bodoh karena dianggap alasan ia menunda tugas disebabkan oleh rasa malas yang mereka miliki. Tapi apakah benar bahwa alasannya hanya sebatas rasa malas atau yang sering kita kenal dengan kata “mager” itu muncul? Jawabannya tidak.

Memang benar bahwa yang paling sering menjadi alasan itu rasa mager yang mahasiswa rasakan, namun itu bukan menjadi penyebab utamanya. Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Nisa dan kawan-kawan (2019), ada dua faktor nih yang ternyata menjadi penyebab dari prokrastinasi ini, yakni faktor internal atau faktor dalam diri mahasiswa, dan faktor eksternal atau faktor yang berada di luar diri mereka. Faktor internal bisa menjadi penjelas dari alasan mager yang sering dilontarkan teman-teman mahasiswa. Rasa malas ini tidak hanya disebabkan karena kebiasaan individu yang sudah dilakukannya selama berulang-ulang dalam jangka waktu lama, tapi ternyata juga disebabkan oleh kurangnya motivasi internal (Fauziah, 2015). Untuk lebih jelasnya, malas ini disebabkan karena kurangnya pendorong dalam diri mahasiswa.

Selain karena rasa malas yang disebabkan oleh kurangnya motivasi internal, ada juga alasan lain yang menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi, yaitu kebutuhan untuk mencari informasi dan pemahaman yang lebih mendalam sebelum mengerjakan tugas yang diberikan. Perilaku prokrastinasi dengan alasan ini disebut dengan functional procrastination. Perilaku menunda ini tentunya tidak dilakukan oleh mahasiswa yang dianggap “mageran" seperti yang dicap oleh kebanyakan orang. Jadi anggapan bahwa mahasiswa yang melakukan prokrastinasi adalah individu pemalas akhirnya terbantahkan dengan munculnya penyebab ini.

Selanjutnya, faktor di luar diri atau bisa kita katakan adalah faktor lingkungan. Kegiatan non-akademik seperti nongkrong, mabar atau bahkan yang formal kayak ikut organisasi adalah faktor luar yang menyebabkan perilaku prokrastinasi muncul. Disebutkan oleh Suhadianto dan Pratitis (2019) dalam penelitiannya tentang prokrastinasi bahwa adanya ajakan dan pengaruh teman untuk bermain dan membiarkan tugas mencapai waktu deadline adalah faktor yang paling mempengaruhi mahasiswa jika ditelaah dari kehidupan sosialnya. Hal ini disebabkan karena teman sekelas, sebaya atau pun sekedar teman sepermainan bisa sangat mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk berperilaku, termasuk keputusan untuk memilih untuk memprioritaskan tugas akademik atau menghabiskan waktu bersama teman. 

Selain itu, kegiatan ormawa seperti BEM, HIMA atau kegiatan organisasi di luar kegiatan akademik lainnya juga menjadi penyebab prokrastinasi muncul (Iswahyudi, 2016). Alasan ini dilandasi dengan kenyataan bahwa mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan organisasi biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menyelesaikan program kerja yang mereka telah rancang. Sehingga, waktu mereka untuk menyelesaikan tugas akademik bisa saja tidak terselesaikan karena harus tertunda untuk menyelesaikan kegiatan organisasi tersebut. Akibatnya, tugas akademik mereka terbengkalai dan tentu saja bisa berpengaruh sangat buruk pada hasil akhir belajar mahasiswa selama perkuliahan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, ada dua dampak yang dampak yang muncul sebagai akibat dari prokrastinasi baik negatif ataupun positif. Berbicara tentang dampak negatif, sebelumnya telah sempat disinggung bahwa akibat prokrastinasi adalah memburuknya hasil belajar mahasiswa yang berpengaruh pada prestasi akademik mereka selama masa perkuliahan. Dampak buruk lainnya adalah menurunnya kesehatan fisik maupun psikis karena mahasiswa yang terbiasa menunda tugas hingga batas waktu pengumpulan hampir berakhir akan terbiasa pula untuk begadang hingga ia kekurangan waktu istirahat. Tapi, tidak selamanya ini berpengaruh buruk pada mahasiswa. Prokrastinasi juga membawa pengaruh baik pada nilai akhir mahasiswa. Dampak positif ini hanya muncul jika alasan prokrastinasi disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk mempersiapkan dan memperdalam pemahaman materi pada tugas yang diberikan.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari dampak negatif yang muncul akibat prokrastinasi? Ada dua hal yang dapat dilakukan oleh teman-teman mahasiswa, yaitu.

1. Meningkatkan regulasi diri. Regulasi diri adalah kemampuan untuk melakukan kontrol diri. Kemampuan ini sangat berguna apabila digunakan untuk mengendalikan diri dalam melakukan kegiatan perkuliahan atau pun aktivitas harian lainnya.

2. Meningkatkan management waktu. Selain regulasi diri, kemampuan mengatur dan mengelola waktu juga membantu mahasiswa terutama untuk menyusun prioritas pembagian waktu untuk menyelesaikan tugas, istirahat dan mengerjakan aktivitas lainnya.

Inilah penjelasan singkat tentang prokrastinasi yang dianggap sebagai budaya oleh mahasiswa dan banyak disalahartikan oleh kebanyakan orang. Perilaku menunda ternyata tidak selamanya berkonotasi buruk. Prokrastinasi bisa menjadi hal yang buruk tergantung dari penyebabnya, apakah untuk kebaikan individu seperti mendalami materi untuk hasil yang lebih maksimal, atau karena rasa “mager” yang sebenarnya bisa dikontrol dengan membangun motivasi internal dan regulasi diri. Sehingga, teman-teman mahasiswa diharapkan mampu untuk dapat menempatkan diri dengan tepat di setiap situasi sehingga mencapai tujuan utama untuk berkuliah, yaitu untuk mencapai kesuksesan dan masa depan yang lebih baik. ***