HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pendidikan Di Era New Normal

Sabtiya Pratiwi Semester 6 Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas FKIP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Lentera24.com - ...

Sabtiya Pratiwi Semester 6 Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas FKIP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Lentera24.com - Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang begitu berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan hampir melumpuhkan sektor-sektor yang ada dari sektor kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan, dalam prosesnya menjadi aktivitas yang paling penting. Proses pembelajaran menjadi titik kunci kesuksesan dari generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, sektor pendidikan hingga proses pembelajarannya tidak pernah luput menjadi perhatian dari pemerintah.


Dengan pengaruh yang dibawa oleh pandemi ini membuat banyak perubahan kebijakan terkait pelaksanaan pembelajaran di sektor pendidikan. Proses pembelajaran pada umumnya dari TK hingga tingkat perguruan tinggi dibagi menjadi dua yaitu secara tatap muka atau offline dan secara daring atau online. Pelaksanaan pembelajaran selama ini yang sudah dilaksanakan bertahun-tahun lamanya dilakukan secara tatap muka. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan keefektifan dari proses pembelajaran itu sendiri.


Sejak meningkatnya kasus positif COVID-19 di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan di bidang pendidikan. Dengan pertimbangan menakan kasus positif COVID-19 dengan terpaksa pemerintah pun melaksanakan serangkaian usaha salah satunya adalah social distancing. Kebijakan tersebut yang kemudian menjadi awal mula perubahan proses kegiatan pembelajaran di bidang pendidikan. 


Dengan adanya social distancing mengharuskan orang-orang untuk menjaga jarak satu sama lain. Selain itu, pemerintah juga menerapkan physical distancing. Jadi, orang-orang tidak hanya menjaga jarak sosial namun juga menjaga sentuhan fisik dengan orang lain. Upaya lainnya adalah dengan menggunakan masker dan rajin mencuci tangan. Semua itu dilakukan untuk menekan kasus COVID-19. Upaya terbaru ini yang kemudian membentuk sebuah tatanan konstruksi dan pola kehidupan masyarakat Indonesia yang baru dan dikenal sebagai era new normal. Sebuah era dimana manusia tidak lagi harus bertatap muka, melakukan aktivitas sosial, mengenakan masker kemanapun manusia pergi, dan membiasakan diri untuk beradaptasi dengan penggunaan teknologi di berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali aspek pendidikan.


Kasus COVID-19 yang semakin meninggi menimbulkan kekhawatiran di berbagai pihak. Dengan melihat situasi dan kondisi yang urgen, pemerintah kemudian menetapkan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan secara daring. Kebijakan baru tersebut menjadi perubahan yang dilakukan tanpa persiapan matang sebelumnya bahkan tidak terencana. Pada awal adanya kebijakan pembelajaran daring ini baik pemerintah maupun pihak-pihak yang berada di ranah pendidikan sama-sama merasakan kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi.


Seiring berjalannya waktu, proses pembelajaran daring di berbagai tingakatan pendidikan mulai dibiasakan. Kegiatan ajar-mengajar berubah dari yang dilakukan secara tatap muka dengan mahasiswa yang berangkat ke kampus. Kini berubah menjadi kuliah daring dimana mahasiswa atau pun dosen tidak harus datang ke kampus. Pembelajaran sekarang dapat dilakukan dari rumah atau work from home. 


Untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran daring di kampus dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang dapat menjadi media komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Aplikasi pendidikan tersebut seperti zoom, G-meet, g-classroom, hingga website kampus untuk menunjang e-learning. Tidak hanya itu, terdapat aplikasi yang digunakan oleh sebagian besar dosen dan mahasiswa untuk saling berkomunikasi secara online yaitu dengan menggunakan whatsapp.


Pembelajaran daring di ranah kampus memang sudah berjalan lebih dari satu tahun. Namun, perbedaan yang terasa antara pembelajaran secara tatap muka dan daring tetap terasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dirasa jauh lebih efektif daripada pembelajaran daring. Pembelajaran daring tersebut ternyata memiliki beberapa kendala seperti keterbatasan sinyal dan kuota, fasilitas mahasiswa yang tidak mendukung pembelajaran online, hingga kurang fokus dan motivasi dari mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Bahkan dosen pun ikut merasakan kesulitan dari adanya proses pembelajaran daring ini.


Dengan adanya pembelajaran daring di lingkungan universitas membuat mahasiswa mau tidak mau harus menyesuaikan diri mereka. Hanya dengan menggunakan aplikasi online yang dapat menghubungkan mereka dengan teman-teman dan dosen untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, dari berbagai fenomena yang terjadi akibat pandemi tersebut terdapat pengaruh dari penggunaan media daring terhadap proses komunikasi. Khususnya pada mahasiswa jurusan pendidikan sejarah yang harus merasakan proses perkuliahan secara daring sedaris awal semester 2 hingga saat ini. ***