Lentera24.com | ACEH TAMIANG - Pasang surut harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit kerap dikeluhkan petani Aceh. Kondisi ini terjadi di...
Berdasarkan informasi yang diterima Lentera24.com dari sejumlah pemilik kebun kelapa sawit dan pihak ketiga pengumpul TBS juga mempertanyakan mengapa pihak PKS Tanjung Seumantoh dan PKS Pulo Tiga tidak menerima TBS mereka sejak seminggu belakangan ini.
Menanggapi hal tersebut Manejer Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanjung Seumantoh PTPN I didampingi Kepala Tata Usaha (KTU) Sartim kepada Lentera24.com di ruang kerjanya Rabu 11 Mei 2022 menjelaskan belum melakukan Pembelian TBS (Tanda Buah Segar) milik masyarakat karena stok TBS yang ada di Loading masih belum diolah sekitar 1000 ton.
Sementara kapasitas olah di PKS hanya 650 ton per hari, sedangkan masing masing kebun produksi TBS perharinya mencapai 600 ton, seperti kebun lama sebanyak 250 ton per hari, kebun Baru 250 ton per hari dan kebun Tualang Sawit 100 ton perhari.
Dijelaskan Basri, saat ini PKS Cot Girek sedang mengalami perbaikan menurut rencana TBS yang diolah disana milik TBS Julok Utara dan Kebun Cot Girek mereka juga akan diolah di disini. Jadi untuk sementara kami terpaksa tidak menerima dulu TBS pihak ketiga, ungkap Basri.
Lebih jauh dijelaskan nya terkait crude palm oil (CPO) yang masih menumpuk di Dispak (Tangki) saat ini sudah mencapai 372 ton sedangkan kapasitas tangki yang ada hanya cukup 1000 ton, hal ini hanya mampu bertahan hingga senin depan jika CPO tidak diangkut kami tidak tau mau bagaimana.
Tertimbun nya crude palm oil ini karena belum adanya pengiriman CPO untuk penjualan, Insya Allah hari Rabu akan diangkut sebut Basri.
Sementara Kasubbag Humas PTPN I Febriansyah yang dikonfirmasi melalui telepon selular mengaku dirinya masih di Jakarta jadi dia tidak tau masalah tertumpuknya TBS dan CPO di PKS, " belum ada laporan dari PKS ke saya jadi saya belum tau, nanti saya tanya ke sana, jawab kasubbag Humas dingin. []L24.Sai
Teks foto : tumpukan Tandan Buah Segar (TBS) di Loading PKS Tanjung Seumantoh sebanyak 1000 ton akan terus bertambah. (Saiful Alam/Lentera24.com).