Lentera24.com | JAKARTA – Menyikapi peningkatan kasus konfirmasi Omicron di tanah air, pemerintah kembali menekankan agar masyarakat jangan ...
Lentera24.com | JAKARTA – Menyikapi peningkatan kasus konfirmasi Omicron di tanah air, pemerintah kembali menekankan agar masyarakat jangan panik, namun tetap berlaku waspada. Sebagai tindak kewaspadaan, masyarakat diminta terus melakukan upaya intervensi seperti vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan, terlebih karena bertambahnya kasus transmisi lokal varian ini. Hal tersebut diutarakan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate (foto), Senin (10/1/21).
Diketahui, jumlah
kasus konfirmasi Omicron di tanah air terus meningkat. Kementerian Kesehatan mencatat
terdapat penambahan kasus Omicron sebanyak 75 orang pada Sabtu (8/1) lalu.
Dengan demikian, hingga Sabtu (8/1), total jumlah kasus Omicron adalah sebanyak
414 orang di Indonesia.
Angka total ini
terdiri atas 136 kasus terdeteksi pada Desember tahun lalu, serta 278 kasus
konfirmasi pada awal tahun ini (1-8 Januari 2022).
“Data menunjukkan
bahwa peningkatan jumlah kasus Omicron di Indonesia berlangsung cepat,”tandas
Johnny seraya menyebutkan bahwa setiap pihak juga perlu memperhatikan
pertambahan jumlah kasus transmisi lokal yang ada.
“Dari 414 orang,
mayoritas memang pelaku perjalanan luar negeri, namun sebanyak 31 di dalamnya merupakan
kasus transmisi lokal. Ini berarti proses penularan sudah terjadi di tengah
masyarakat,” papar Johnny, “artinya, meski tidak ke mana-mana, kita tetap
berisiko tertular. Jadi upaya intervensi harus tetap dilakukan,” imbuhnya.
Salah satu upaya
intervensi dimaksud, adalah vaksinasi. “Terbukti, vaksinasi berperan penting agar
terhindar dari gejala sakit berat saat terinfeksi virus COVID-19, termasuk pada
Omicron,” ujar Menkominfo.
Karena itu, kata
Johnny, pemerintah meminta masyarakat menyegerakan vaksinasi. “Menurut Badan Kesehatan
Dunia WHO, vaksin masih menjadi senjata ampuh mencegah dan melawan COVID-19, bersama
dengan 3M, 3T, dan sirkulasi udara yang baik,” tegasnya.
Seluruh bangsa
telah bekerja keras menjalankan akselerasi vaksin COVID-19 dan masih terus berlangsung.
Per tanggal 9 Januari 2022, sudah lebih dari 170 juta penduduk Indonesia
mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan lebih dari 116 juta di antaranya sudah
mendapatkan dosis lengkap.
Capaian tersebut
menjadikan Indonesia masuk jajaran 5 besar negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak
di dunia.
Adapun terkait
vaksinasi penguat atau booster yang diperlukan untuk meningkatkan kembali efektivitas
vaksin, mencegah penularan varian Omicron, dan mengendalikan laju COVID-19,
Johnny mengatakan bahwa program vaksinasi COVID-19 dosis ketiga akan segera
dimulai.
Saat ini,
ujarnya, pemerintah terus mematangkan skema pemberian vaksin booster. “Ketika
sudah saatnya, diharapkan masyarakat untuk segera lakukan booster sesuai aturan
yang nantinya berlaku,” imbau Johnny.
Kesempatan yang
sama, Johnny menyampaikan bahwa mengingat mayoritas kasus Omicron ditemukan
pada pelaku perjalanan luar negeri, maka andil proses karantina juga signifikan
dalam mengendalikan laju penyebaran Omicron. “Patuhi dan laksanakan dengan baik
proses karantina bagi mereka yang masuk ke Indonesia,” tandasnya.
Pemerintah telah
mengatur bahwa pelanggar ketentuan karantina ini akan ditindak tegas, seperti mengembalikan
yang bersangkutan ke tempat karantina yang seharusnya. Jika orang tersebut
tidak kooperatif maka dapat berlaku sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 14 UU
Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan Pasal 93 UU Nomor 6 tahun
2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
“Dukungan
masyarakat sangat kita perlukan. Semua pihak diminta ikut serta mengawal
implementasi aturan karantina ini di lapangan,” pungkas Johnny. []L24.Sai.Ril