Lely wahyu ningrat Semester 1 Falkutas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com -- Pada saat ini dunia sedang mengalami co...
Lentera24.com -- Pada saat ini dunia sedang mengalami cobaan yanng sangat besar, yaitu sebuah pendemi yang bernama covid-19 atau corona. Hampir semua aspek mengalami perubahan, hari demi hari semakin mengkhawatirkan penduduk dunia. Seluruh dunia perekonomian, pendidikan,dan hubungan sosial semakin melemah dan mengkhawatirkan.
Kurang lebih tedapat 210 negara termasuk Indonesia yang sedang berjuang untuk melawan virus ini. Indonesia dan negara lainnya juga sedang memikirkan solusi agar pandemi ini cepat mereda. Indonesia sendiri mengeluarkan kebijakan social distancing, yaitu memberi jarak kepada individu lainnya dan lebih menekankan komunikasi digital.
Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan kepada lembaga pendidikan agar meliburkan pembelajaran tatap muka sementara mulai dari TK (taman kanak-kanak) sampai Perguruan Tinggi. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pemutusan penularan virus corona atau covid-19 ini. Kebijkan ini tentu sangat berdampak bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru atau dosen dan siswa atau mahasiswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet. Ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru dan dosen, karena dalam kondisi seperti ini guru dan dosen dituntut untuk bisa mengelolah media pembelajaran sedemikian rupa agar mencegah kebosanan siswa dalam pembelajaran model daring tersebut.
Pembelajaran daring dimulai sejak Maret 2020 tahun lalu. Bagi perguruan tinggi, khususnya mahasiswa. Secara mandiri harus aktif mengikuti update informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran daring, pemberian tugas dan juga penyediaan materi.
Platform yang sering dimanfaatkan dalam sistem pembelajaran daring adalah google classroom dan zoom. Beberapa juga ada yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat pengumpulan tugas, dan menggunakan platform Learning Management System (LMS). Lembaga Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) misalnya, memanfaatkan aplikasi lms.umm.ac.id. Pembelajaran daring ini merupakan salah satu inovasi dibidang pendidikan agar mahasiswa lebih paham tentang teknologi.
Pembelajaran daring memang unggul dalam waktu dan tempat, bisa dimana saja dan kapan saja.Tetapi metode kuliah daring memiliki beberapa kekurangan, yaitu tidak semua dosen dan mahasiswa memiliki fasilitas yang memadai untuk kuliah daring, seringkali terdapat beberapa gangguan akses internet, terutama untuk daerah yang sedikit kearah timur. Yang menyebabkan tidak bisa mengikuti perkuliahan,atau hanya sekedar absen.
Bukan hanya itu saja, dalam penerapan sistem pembelajaran online ini. Tidak sedikit siswa TK sampai SMA mengalami kesulitan belajar. Masalah utama yang dialami siswa adalah masih sama yaitu jaringan yang tidak memadai, atau siswa belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi yang biasa terjadi pada siswa sekolah dasar.
Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses pembelajaran online tersebut. Kenyataan yang ada juga bahwa tidak sedikit orang tua yang masih kurang paham mengenai teknologi. Jelas saja hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.
Lalu kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa, sering diketahui bahwa peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tugas tanpa penjalasan yang lebih paham, dan pemberian tugas yang banyak dalam waktu singkat. Banyak siswa yang mengeluh bahwa pembelajaran daring ini membuat siswa lebih terkekan dan bosan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membagi hasil survei tentang pelaksanaan proses belajar daring di 20 provinsi dan 54 kabupaten/kota. Menyebut 73,2% siswa dari 1.700 responden, atau 1.244 siswa, mengaku terbebani tugas dari para guru. Sebanyak 1.323 siswa dari seluruh responden berkata sulit mengumpulkan tugas karena guru meminta mereka mengerjakannya dalam waktu singkat.
Hal ini mengakibatkan banyak nilai siswa yang turun, tidak paham tentang materi, bahkan ada yang memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari uang saja demi membantu perekonomian keluarga yang juga terdampak pandemi. Para siswa sudah mengalami stres, tekanan, belum lagi orang tua mereka yang terkena dampak ekonomi, pasti secara emosi mereka labil. Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental itu sangat banyak, terutama karena kondisi pandemi, gurunya, atau fasiltas yang belum mumpuni.
Bagi siswa dan mahasiwa baru mereka juga tidak bisa merasakan serunya belajar secara tatap muka, tidak bisa merasakan fasilitas yang disediakan pihak sekolah, dan bertemu teman secara langsung. Belum lagi karena ada kebijakan PPKM yang membuat siswa tidak bisa menyalurkan rasa tertekan selama pembelajaran dirumah atau hanya sekedar mencari angin diluar.
Maka dari ini Mendikbud RI mengisyaratkan untuk tidak memelaksakan target capaian ketuntasan kurikulum pembelajaran disekolah. Beberapa kebijakan tersebut adalah meniadakan Ujian Nasional serta memperbolehkan sekolah yang belum menyelenggarakan Ujian Sekolah untuk tidak menyelenggarakannya. Beberapa kebijakan juga memberikan toleransi kepada sekolah untuk menyesuaikan proses pembelajaran dari rumah.
Dalam hal ini baik guru-siwa maupun dosen-mahasiswa dituntut agar bisa menyesuaikan ke adaan disaat pandemi seperti ini. Bagaimana caranya agar siswa dan mahasiswa tetap bisa mendapatkan pengalaman belajar yang mendekati sama dengan kondisi normal sebelum pandemi terjadi. Dan tidak terlalu membebani dan memberikan tekanan kepada murid.
Dengan atau tanpa persiapan, berncana selalu terjadi sewaktu-waktu. Selama ini langkah pencegahan bencana lebih ditekankan untuk mengantisipasi bencana alam. Bencana wabah seperti covid-19 ini memang sangat jarang terjadi. Perlu memikirkan upaya manakala proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara langsung atau tatap muka disekolah dalam waktu yang cukup lama.
Bagaimana hak siswa untuk tetap memperoleh pembelajaran yang baik dan sesuai target. Setelah pandemi covid-19 ini selesai nantinya, perlu langkah perbaikan untuk capaian kurikulum. Dengan memprogramkan ulang materi pembelajaran untuk mempercepat mengejar ketinggalan. Hal ini dapat dilakukan jika sekolah serta dinas pendidikan mendukung dan menyetujui hal tersebut.
Mungkin program ini belum dapat dimulai karena pandemi covid-19 belum berakhir. Namun sekolah dan dinas pendidikan dapat mulai memikirkan untuk mempersiapkan hal tersebut. Pemerintah juga mengusahakan yang terbaik untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran dimasa pandemi covid-19 ini, seperti contohnya memberi subsidi kouta bagi mahasiswa, maupun dosen tiap bulannya. Karena saat ini bentuan subsidi baru sebatas untuk murid disekolah-sekolah.
Mari bersama-sama untuk saling membangun tekad dan semangat dalam menghadapi cobaan pandemi covid-19 ini, memang sangat sulit untuk melaluinya tetapi kita harus tetap optimis bahwa kita bisa melewati cobaan. Mungkin dalam pemelajaran daring ini lebih banyak terdapat hal kekurangan dari pada pembelajaran tatap muka secara langsung.
Memang dalam masa pandemi covid-19 seperti ini, dimaklumi bahwa proses pembelajaran menemui banyak kendala dan kemungkinan tidak memenuhi capaian kurikulum. Meski demikian, kebijakan pendidikan harus tetap berjalan dan mengedepankan kepentingan siswa-mahasiswa.
Upaya yang dilakukan tidak hanya berhenti pada masa pandemi covid-19 . setelah pandemi covid-19 berakhir nantinya, perlu disiapkan langkah - langkah antisipasi untuk menghadapi cobaan bencana lain yang tidak bisa diprediksi. Sehingga masa depan siswa tetap dapat berlanjut sesuai dengan kurikulum pembelajaran dan siswa-mahasiwa bisa menjalani hal tersebut tanpa tekanan. []***