HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Mencari Sosok Presiden Setelah Jokowi

Miftakhul Anam Mahasiswa Semester 1 Fakustas Pendidikan Agama Islam Universiatas Muhammadiyah Malang  Lentera24.com -- Masa jabatan preside...

Miftakhul Anam Mahasiswa Semester 1 Fakustas Pendidikan Agama Islam Universiatas Muhammadiyah Malang 

Lentera24.com -- Masa jabatan presiden itu akan berakhir pada tahun 2024. Mengingat akan hal yang sangat penting ini, kita sebagai warga negara Indonesia harus memikirkan sesosok pemimpin yang akan menggantikan Presiden Joko Widodo. Maka dari itu kita harus memikirkan dengan seksama dan harus teliti memilih sesosok pemimpin yang akan memimpin bangsa kita yaitu bangsa Indonesia ini.


Kita disini tidak akan membawa si A, si B, atau si C. Akan tetapi ingin mencari ciri-ciri sesosok pemimpin Indonesia pada tahun 2024-2029 yang akan mendatang. Soal siapa yang akan menjadi pemimpin nanti itu urusan dinamika poolitik di pilpres 2024 yang akan maju dan di rasa bisa memenuhi kualitas-kualitas menjadi seorang pemimpin bangsa Indonesia ini di tahun mendatang.


Presiden kita Joko Widodo menegaskan bahwa  ia tidak punya keinginan atau niat sama sekali untuk menjadi Presiden untuk tiga periode. Jadi jika masih ada yang menyuarakan beliau itu adalah isu. Kemungkinan isu itu terdiri dari “ 3 isu” yaitu yang pertama orang yang mencari muka kepada Presiden Jokowi dikarenakan hal tertentu. Kedua  mau menjerumuskan Presiden Jokowi. Ketiga, mereka yang memang sengaja bikin rusuh, karena butuh kehebohan untuk mendongkrak citra diri.


Komitmen yang kuat

Pemimpin Nasional pasca-Jokowi memiliki komitmen yang tegas dan jelas. Bangsa indonesia itu memiliki 275 juta penduduknya, yang terbagi dalam 1.340 suku, lebih dari 700 bahasa daerah, dan enam agama resmi yang diakui, tidak bisa disatukan tanpa komitmen kebangsaan yang kuat. Bangsa inonesia juga harus bangsa memiliki kemampuan merespons secara kreatif dan beradaptasi secara cepat dan tepat, jika mau survive.


Bangsa Indonesia harus pintar-pintar bermanuver, dan cerdas menempatkan diri di tengah tarik-menarik kekuatan besar, seperti AS dan China. pemimpin nasional pasca-Jokowi perlu menunjukkan komitmen untuk membangun dan menguatkan ekonomi rakyat, khususnya kalangan UMKM. Beliau juga membangkitkan seluruh potensi ekonomi dalam negeri, dengan mengurangi ketergantungan pada impor untuk berbagai komoditi, yang seharusnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri secara mencukupi.


Maka dari itu ini cambukan bangsa Indonesia untuk mencari pemimpin di masa depan. Kita harus melepas ketergantungan dengan bangsa-bangsa lain, ini adalah misi penting untuk pemimpin bangsa kita di masa yang akan datang. Memanfaatkan infrastruktur memang tidak bisa langsung jadi atau instan akan tetapi melui proses yang panjang dan rumut. Maka dari itu pemimpin setelah Presiden Jokowi harus bisa menghendel infrastuktur atau menjalankan struktur yang sudah di bangun di berbagai daerah khususnya di daerah luar jawa.


Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemimpin harus memiliki karakteristik yang sabar, tenang, mengayomi, dan tidak mudah terpancing umtuk berkreasi keras. Pemimpin  Bangsa Indonesia harus memilki solidarity maker yakni yang bisa mengayomi banyak pihak untuk kepentingan nasional atau bersama.


Indonesia juga harus menanamkan jiwa demokrasi di karenakan bahwasanya presiden kita yaitu presiden Jokowi itu sudah ada yang namanya demokrosi. Bahkan beliau pernah berkata bahwa Bangsa Indonesia tidak mengenal oposisi. Menurut beliau, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi gotong royong. Bahkan beliau pernah menyakatan “Kita ini ingin membangun sebuah demokrasi gotong royong. Jadi perlu saya sampaikan bahwa di Indonesia ini tidak ada yang namanya oposisi kaya di negara lain. Demokrasi kita ini adalah demokrasi gotong royong," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019).

Bahka beliau juga berkata kalau mang itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, ya kenapa tidak. Dan sistem presidensial yang kita miliki memang tidak kaya di luar, hanya ada dua partai besar. Saat ini ndak Meski dua yang berkompetisi, tapi partainya banyak,"


Maka dari itu kita sebagai Bangsa Indonesia harus memilih dengan seksama dan dengan pemikiran yang matang. Jika kita memilih Presiden di masa yang akan datang dengan asal-asalan makanya bisa saja yang kita pilih itu bukan hanya di manfaatkan bagi bangsa lain dan bahkan bisa di bodohi oleh bangsa lain. Maka dari itu harus memilih dengan baik dan seksama. Presiden yang akan datang juga harus menanamkan jiwa demokrosi gotong royong. []***