HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hak Asasi Anak

Laily Syifa Idrus Mahasiswa Semester 1 Fakultas P endidikan Agama Islam U niversitas Muhammadiyah          Malang Lentera24.com -- Hak Asas...

Laily Syifa Idrus Mahasiswa Semester 1 Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah          Malang

Lentera24.com -- Hak Asasi Manusia merupakan hak mutlak yang menjadi kepemilikan seseorang yang mendasar dimiliki oleh setiap manusia yang telah dilahirkan didunia. Seringnya para orang dewasa sering lupa bahwa Hak Asasi Manusia juga termasuk Hak Asasi Anak, para orang tua seringnya hanya mengartikan Hak Asasi Anak sebagai perlindungan materi atau finansial saja, sedangkan lalai dalam memberi perlindungan emosional anak. 


Tak jarang kita menjumpai banyak berita buruk seperti pergaulan bebas hingga psikologis anak yang terganggu, apabila kita cermati dari skala terkecil maka muncul suatu hepotesa bahwa anak mendapatkan lingkungan pertama dan lingkungan intinya dalam keluarga sehingga apabila terjadi gangguan mental psikologi pada anak maka perlu digali apakah peran “parenting” dari orang tua anak sudah sesuai atau tidak. 


Contoh kasus yang paling sering kita jumpai adalah pemaksaan anak untuk mendapat nilai tinggi disekolah, hal ini merupakan hal yuang dianggap remeh dan disepelekan akan tetapi berdampak besar hingga anak tumbuh dewasa, dampak negatif yang mungkin terjadi antara lain: 

1. Tingkat percaya diri yang rendah, ini terjadi akibat orang tua sering men-doktrin anak bahwa tingkat kesuksesan hanya dilihat dari nilai tinggi sehingga anak yang sedari kecil tidak mendapat nilai tinggi dibeberapa bidang poelajaran merasa dirinya gagal dan tidak percaya diri dalam melangkah lagi, padahal sejatinya setiap anak lahir dengan keunggulan dibidang yang berbeda-beda, dan mustahil bisa sempurna disemua bidang pelajaran atayu materi yang ditempuh, 


2. Anak tidak mengerti makna keberhasilan, pada masa perkembangan anak, orang tua perlu mengajarkan anak agar bisa mengatur emosi dan menerima kegagalan, misal : apabila mendapat nilai buruk. Dikhawatirkan anak akan tumbuh menjadi anak yang hanya fokus pada hasil tanpa mengetahui proses dan makna keberhasilan yang sesungguhnya.


3. Dihantui perasaan malu, rendah diri, dan kurangnya keterampilan sosial. Dampak negatif ini muncul karena tingkat kenyamanan anak yang terganggu akibat sering dihantui ekspektasi orang tua yang menggebu-gebu tanpa memperdulikan keinginan anak.


4. Depresi, ini meupakan dampak yang menyebabkan gangguan kesehatan mental yang serius dan dapat memengaruhi cara anak dalam bersosialisasi, anak akan tumbuh dengan perasaan negatif hingga bisa mengurung dirinya dan tidak percya pada siapapun dan masih banyak lagi dampak buruk yang ditimbulkan akibat pemaksaan keinginan orang tua pada anak tanpa memberi ruang kebebasan pada anak.

Kasus lain yang dianggap tabu oleh sebagian orang tua adalah menghargai privasi anak. 


Istilah privasi berarti hak untuk mengatur atau menyimpan beberapa akses yang dianggap raha pribadi atau tidak boleh diketahui orang lain apalagi secara detail. 


Seiring bertambahnya usia anak memerlukan space atau ruang yang semakin luas untuk mengatur dan menyimpan privasinya sendiri, memang terasa sulit bagi orang tua untuk tidak mencampuri atau terlibat lebih jauh dalam fase ini karena orang tua mempunyai rasa khawatir atau cemas kepada anak, apalagi sebagian orang tua dan anak sudah terbiasa dengan keterbukaan sejak kecil. Namun memberi ruang privasi merupakan salah satu pemenuhan Hak Asasi Anak yang sering terlupakan tau dianggap remeh, menghargai privasi anak juga bagian dari kepercayaan orang tua kepada anak, apalgi jika anak sudah diusia yang cukup matang untuk mengolah ranah pribadinya, selain itu pemenuhan Hak Asasi Anak dibilang privasi juga dapat melatih anak untuk lebih mandiri, bijak, dan mempelajari Problem Solving sebagai bekal kehidupannya kelak.


Diluar dari pemahaman dibidang parenting, Hak Asasi Manusia dasarnya universal, dan berlaku untuk siapapun serta dimapaun. Tak adil rasanya apabila orang tua tidak memberikan Hak Asasi Anak dengan sebaik-baiknya karena setiap orang mempunyai hak masing masing untuk menjalani hidupnya dengan aman dan nyaman.***