HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dampak COVID-19 Memperlebar Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

Zahrotus Stania Abidin Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam Lentera24.com -- Sudah beberapa kurun ini dunia digem...

Zahrotus Stania Abidin Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam

Lentera24.com -- Sudah beberapa kurun ini dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang disebabkan virus covid-19 atau corona. Karena hampir keseluruh dunia penyakit ini ditetapkan sebagai pandemi global. Penularan penyakit ini sangat mudah melalui kontak antar manusia sehingga tidak memungkinkan manusia untuk menjalankan kegiatan sehari harinya yang biasanya dilakukan secara ramai ramai atau berkerumun.

Wabah yang menjalar sampai ke seluruh penjuru negeri memang membawa dampak yang sangat signifikan tehadap kehidupan masyarakat salah satunya dalam ranah pendidikan. Bisa dilihat pada kegiatan belajar mengajar yang kesulitan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasinya. Dalam kurun waktu ini, sementara pembelajaran dilakukan secara online learning yang memanfaatkan teknologi secara menyeluruh sebagai bentuk alat perantara jarak jauh. Untuk meminimalisir adanya kesenjangan dalam dunia pendidikan pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan kebijakan belajar dari rumah pada pertengahan Maret 2020.

Seperti halnya penggunaan aplikasi video conference atau Zoom Meeting, Google meet, dan WhatsApp Group yang kemudian menjadi bagian penting dalam kegiatan pembelajaran.

Pada saat pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial yang memaksa masyarakat untuk di rumah saja termasuk dengan kelangsungan pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh sangat tergantung pada jangkauan jaringan internet. Padahal, data menunjukkan bahwa jangkauan internet di setiap daerah berbeda-beda. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018, desa-desa di Pulau Jawa menerima sinyal Internet yang lebih kuat daripada wilayah lain di Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan serta daerah berpenduduk sedikit lainnya, dan jangkauan sinyal sulit.

Akses Internet yang tidak merata dan jangkauan Internet yang tidak memadai telah menghalangi banyak guru untuk mengajar dengan kemampuan terbaik mereka. Setiap hari, sekitar 30% guru di Pulau Jawa tidak bisa mengajar secara efektif dan hanya bisa mengandalkan media Zoom Meet. Rasio ini bahkan lebih besar untuk guru di luar Jawa, dan sekitar 50% dari mereka tidak mengajar setiap hari karena faktor ini (yaitu, pembatasan jaringan). Jadi mereka hanya bisa melakukan pembelajaran online atau online learning.

Karena pembelajaran era pandemi berpusat pada teknologi, sehingga anak perlu mengembangkan kemampuan dalam penggunaan jaringan teknologi dengan sasaran utama berada pada ponsel (handpone). Masa pandemi seperti ini ponsel merupakan hal yang penting agar bisa mengikuti pembelajaran secara online (daring). Banyak pelajar yang tidak bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan tidak mempunyai handphone.

Tidak sedikit pula anak yang berbuat kriminal seperti mencuri uang agar dapat membeli ponsel. Kejadian tersebut sudah tidak asing diberitakan di televisi maupun di media sosial lainnya, sehingga mengungkap fakta bahwa pandemi covid-19 memperbesar kesenjangan pendidikan yang sudah ada di Indonesia.

Peran antara pendidik (guru) dengan orang tua memiliki kaitan dan pengaruh  penting dalam mendukung akses kemampuan berpikir anak-anak semakin seimbang dan berdaya pikir maksimal. Dalam situasi seperti ini, perlu adanya bimbingan lebih daripada peran utama guru yang dipusatkan hanya sebagai fasilitator pendidikan. Namun, pendidik (guru) mempunyai peran ganda sebagai pembimbing dan pengarah terhadap kegiatan anak.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa anak yang memiliki kemampuan akademis diatas rata rata cenderung memiliki lingkungan yang rumah yang baik akses internet mendukung untuk melaksanakan pembelajaran online, orang tua mereka perpendidikan tinggi sehingga dapat memandu mereka aktif dalam belajar. Sedangkan, anak anak dengan orang tua yang berpendidikan rendah, tinggal diwilayah pedesaana, akses internet yang tidak memadai cenderung mereka lebih menghabiskan waktu dengan bermain daripada belajar. Kecil kemungkinan mereka ikut mendukung pembelajaran anak karena tidak mengetahui caranya.

Untuk mencegah kesenjangan pendidikan yang lebih besar, guru perlu memahami kemampuan siswa selama pembelajaran jarak jauh hingga sekolah dibuka kembali. Dengan bantuan dinas pendidikan setempat, sekolah dapat melakukan penilaian secara berkala untuk mengetahui tingkat belajar siswa.

Dalam jangka panjang, pemerintah harus mendorong pemerataan pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga perlu berinvestasi dalam reformasi pendidikan guru, seperti pengembangan kursus khusus untuk pembelajaran jarak jauh dan pendidikan darurat, dan penguasaan teknik pengajaran.

Singkatnya, pandemi Covid-19 di Indonesia telah memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan kita, salah satunya dalam bidang pendidikan. Efek ini juga mencakup efek positif dan negatif. Efek positifnya adalah siswa tidak akan menutup mata terhadap teknologi di zaman sekarang ini. Dampak negatifnya adalah kesenjangan pendidikan dan pembentukan kepribadian generasi yang mengandalkan smartphone. []***