Mitha Maria Jacob, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntansi Universitas Negeri Manado NIM : 21304114 Lentera24.com --- Semua orang pasti...
Lentera24.com --- Semua orang pasti pernah mengalami patah hati ditinggal pasangan, meninggalnya orang tersayang, putus cinta, hubungan tidak direstui orang tua, diselingkuhi dan masih banyak lagi alasan seseorang biasa patah hati.
Dunia seakan runtuh seketika mengalaminya, tak sekedar membuat dunia "runtuh" dampaknya terhadap kesehatan pun tidak main-main. Bahkan secara medis, ada yang disebut dengan sindrom patah hati.
Apa itu sindrom patah hati?
Broken Heart Syndrome atau Syndrome patah hati adalah suatu gangguan yang terjadi pada otot jantung, bersifat sementara dan sering kali disebabkan oleh kondisi stress karena patah hati (misalnya, akibat putus cinta atau kehilangan orang yang dicintai).
Pada dasarnya, penyebab sindrom patah hati sama dengan stress emosional yang anda alami ketika patah hati ketika anda mengalami stress, tubuh akan menghasilkan hormon stress yang di sebut hormon kortisol (dikenal juga hormone stres) dan adrenalin secara berlebihan.
Dengan adaya efek tersebut ketika anda sedang patah hati, maka akan berpengaruh pata otot jantung sehingga resiko terjadinya penyakit jantung akan meningkat. Hal inilah disebut dengan sindrom patah hati.
Gejala sindrom patah hati yakni nyeri dada dan sesak napas.
Untuk mencegah terjadinya sindrom patah hati, tentunya anda perlu menghindari penyebabnya, yaitu stress emosional. Pastinya hal ini tidak akan mudah mengingat anda baru saja putus cinta, perceraian, atau bahkan orang yang di cintai meninggal dunia.
Meskipun demikian temukan cara yang paling sesuai bagi anda untuk mengolah stress. Sebagai contoh, ada orang mengolah stress dengan mengalihkan perhatiannya untuk berolahraga atau travelling dan jangan lupa bercerita kepada orang terdekat jika masalah yang dihadapi berat. Selain itu belajar ikhlas dan beribadah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.[]***
