Foto : Jamaluddin, Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) BPJS Kesehatan Langsa | dok-redaksi Lenter...
Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ini dinilai merupakan program yang memberikan manfaat besar dan nyata bagi seluruh kalangan masyarakat. Begitu juga seperti yang dirasakan salah satu peserta Program JKN-KIS Jamaluddin (43), pria asal Desa Rantau Pauh. Pada saat itu, status kepesertaan Jamal dan keluarga adalah peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas II.
“Dulu saya mendaftar atas kesadaran diri saya sendiri, karena program JKN-KIS ini pasti suatu saat akan dibutuhkan keluarga saya. Saya juga mendaftarkan keluarga orang tua beserta mertua. Saya selalu rutin membayar setiap tanggal 10, saya takut lupa membayar iuran BPJS Kesehatan jika lewat dari tanggal tersebut,” kata Jamal kepada Wartawan, pada Kamis (01/07).
Namun suatu ketika Jamal harus mengalami kesulitan ekonomi dan saat itu dirinya menurunkan kelas Program JKN-KIS menjadi kelas III.
“Jual beli yang sepi sangat mempengaruhi ekonomi saya. Sehingga saya harus menurunkan kelas. Akan tetapi hingga saat ini, untuk orang tua saya kelasnya tidak pernah saya turunkan. Bagi saya kartu KIS harus tetap aktif walaupun pada saat itu belum pernah saya gunakan, hanya orang tua saya yang sudah berulang kali menggunakannya,” ungkap Jamal.
Pada tahun 2018, istri Jamal melahirkan anak ketiga dan harus dioperasi dengan metode caesar. Jamal sangat bersyukur ada Program JKN-KIS yang menangung seluruh biaya operasi melahirkan istrinya. Di akhir tahun 2018, keadaan ekonomi Jamal semakin menurun sehingga ia harus memilih antara membayarkan iuran keluarganya atau orangtuanya. Pada akhirnya Jamal memilih untuk membayarkan iuran JKN-KIS orangtuanya. Hal itu menyebabkan kartu JKN-KIS milik Jamal dan keluarga tidak dapat dimanfaatkan.
“Jujur pada saat itu saya merasa sangat berhutang pada BPJS Kesehatan, karena biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk keluarga saya sangat besar dibandingkan iuran yang saya bayarkan sejak tahun 2015. Ibu saya saja sejak tahun 2016 sampai sekarang sering dirawat inap,” sambung Jamal.
Selama menunggak iuran, Jamal tidak tenang karena khawatir salah satu dari keluarganya mengalami sakit. Namun kekhawatiran Jamal hilang saat Tim BPJS Kesehatan Cabang Langsa datang menghampirinya dalam rangka kegiatan Jumat berbagi.
“Saya sangat terharu ketika Tim BPJS Kesehatan seminggu yang lalu melunasi tunggakan BPJS Kesehatan saya dan langsung mengalihkan iuran BPJS saya sehingga ditanggung Pemerintah Aceh. Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat khususnya untuk saya. Semoga BPJS Kesehatan dapat terus berkelanjutan. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Duta BPJS Kesehatan diseluruh Indonesia yang telah melunasi tunggakan iuran saya, sekarang saya sudah bisa menggunakan kembali,” tutup Jamal. [] L24-004