Lentera24.com | ACEH TIMUR - Musibah yang menimpa 118 KK atau 433 jiwa warga Gampong Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam yang harus mengun...
Lentera24.com | ACEH TIMUR - Musibah yang menimpa 118 KK atau 433 jiwa warga Gampong Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam yang harus mengungsi ke halaman Kantor Camat setempat dikarenakan adanya dugaan gas beracun dari aktifitas pekerjaan PT. Medco E&P Malaka di lokasi AS 11 Alue Siwah, mengetuk hati Nurul Akla selaku Anggota DPRK Aceh Timur untuk membantu memberikan tambahan logistik untuk pengungsi, Selasa 29/6/2021.
Akla yang juga merupakan salah satu warga Banda Alam langsung turun ke Halaman kantor Camat untuk menyerahkan tambahan logistik berupa Beras,mie instan, telur untuk dimasak di Dapur umum milik Dinsos Aceh Timur.
"Alhamdulillah, Hari ini saya ikut hadir menyerahkan sedikit bantuan logistik makanan untuk para pengungsi, ini tidak banyak, tapi mudah mudahan dapat membantu,"ujarnya.
"Ini untuk dimasak di dapur umum, karena mereka sarapan pagi disediakan di dapur umum Dinsos,"ungkapnya.
Menurut beberapa sumber terpercaya dilokasi pengungsian, bahwa pihak Medco hanya menyediakan makan siang dan sore, sedangkan untuk sarapan paginya ditanggung oleh pihak lainnya,
"Ia bg, saya mendengar kesepakatannya bahwa pihak perusahaan hanya menanggung untuk makan siang dan sore, sedangkan untuk sarapan pagi dari pemkab atau lainnya,"ungkap sumber tersebut.
Diberitakan sebelumya bahwa ratusan warga Gampong Panton Rayeuk T harus mengungsi untuk kedua kalinya akibar dugaan terpapar racun yang diduga dari aktifitas pekerjaan PT.Medco.
Sementara itu, PT. Medco E&P Malaka (Medco E&P) dalam siaran pers nya mengatakan Pihaknya bersama aparat terkait tengah berkoordinasi untuk mencari sumber bau yang dikeluhkan warga. Perusahaan juga langsung mengukur kadar gas di pemukiman warga dan lokasi sumur pada minggu (27/6) malam dengan hasil aman dan tidak ditemukan adanya gas yang menyebabkan timbulnya bau.
Perusahaan juga telah berkoordinasi dengan Puskesmas, Rumah Sakit dan aparat daerah terkait warga yang saat ini mengungsi.
Berdasarkan monitoring pekerja Perusahaan di lokasi, hingga Minggu malam lalu tidak ditemukan adanya bau gas. Selain itu, Perusahaan juga tidak sedang melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan bau. Namun, Perusahaan terus memonitor aktivitas operasi.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan BPMA dan aparat terkait serta berharap dukungan masyarakat, pemerintah serta pemangku kepentingan agar operasi Perusahaan dapat berjalan aman,” ujar VP Relations & Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi.
Sebelumnya diberitakan, Pada 9 April 2021 lalu masyarakat Aceh Timur tepatnya di kecamatan Banda Alam Gampong/Desa Panton Rayeuk T, dihebohkan dengan bau gas beracun yang diduga berasal dari sumur bor Gas AS 11 milik PT. Medco E&P Malaka Blok A. [] L24.Zal.
Teks Foto : Nurul Akla (kiri atas) Anggota DPRK Aceh Timur saat memberikan bantuan logistik makanan kepada Pengungsi dugaan keracunan gas PT.Medco.