HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pundi Rupiah yang Tersembunyi Dibalik Sayur Genjer

Oleh : Bella Safitri dan Di Ami Fitri * Foto : Bella Safitri Bertani, salah satu profesi yang sering dianggap remeh dan tidak bergengsi diba...

Oleh : Bella Safitri dan Di Ami Fitri *


Foto : Bella Safitri

Bertani, salah satu profesi yang sering dianggap remeh dan tidak bergengsi dibandingkan banyak pilihan profesi di indonesia. Padahal profesi bertani merupakan profesi yang sangat berperan dalam keberlanjutan hidup manusia.


Bahkan di negara maju profesi bertani tidak lagi dianggap remeh karena peran besar petani telah banyak memberi peran dalam ketersediaan bahan pokok yang merupakan syarat manusia mampu bertahan hidup dengan potensi dan kendala alam disekitarnya.


Di indonesia sektor pertanian masih belum terlalu mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk menjadi sektor utama yang sangat perlu untuk mendapat perhatian dalam pengembangan dan kesejahteraannya.


Para petani berjuang dengan segala potensi dan kendala yang mereka miliki untuk mampu bertahan dalam profesi ini. Walau bukannya tidak banyak yang berhasil, namun kegagalan dan berbagai resiko terlilit hutang tidak pernah mendapat perhatian untuk dapat diberikan solusi secara  kelembagaan. 


Dari sekian banyak kisah gagal, tulisan kali ini akan mengangkat kisah sukses dari seorang wanita yang memilih profesi bertani dan mampu menjalankan perekonomian sebagai tulang punggung keluarga.


Dan uniknya lagi jenis tanaman yang fokus dipilih oleh wanita yang akrab disapa bik Lis dengan nama lengkap Listriani (46 tahun) ini adalah tanaman genjer. Sejak tahun 2012 bik lis mulai menanam genjer dari bibit yang dia dapat di sawah sekitar tempat tinggalnya, Desa Suka Jadi, dusun Dana Mulia lorong 2 Kec. Banda Mulia Aceh Tamiang. " awalnya saya hanya coba coba saja, terus saya kembangkan dan ternyata hasilnya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari keluarga" 


"Tiap hari saya panen sekitar 400 ikat genjer dari lahan saya yang satu rante ini, dari hasil itu saya bisa membangun rumah saya. Ya alhamdulillah kali lah hasilnya. Sekarang ini saya cuma fokus dengan genjer. Jadi lahan sawah saya mulai saya kembangi buat nanam genjer" cerita bik lis.


Pilihan bik lis mengganti tanaman di sawah nya hanya fokus ke genjer bukan tanpa alasan ekonomis, karena dari pengalaman beliau menanam jenis tanaman lain seperti salah satu nya tanaman padi.


Ketika menanam padi modal yang dikeluarkan saja lebih besar dari modal beliau menanam genjer. Belum lagi masa perawatan dari mulai tanam hingga panen untuk padi butuh waktu 3-4 bulan. Sementara untuk genjer hanya 2-3 bukan saja sudah bisa dipanen.


Jika untuk lahan seluas satu rante ( 20 m x 20 m) padi dapat menghasilkan 250 - 350 kg/rante dengan harga rata-rata Rp.4.500.- per kg nya maka pendapatan petani berkisar Rp.1.125.000.-  - Rp.1.575.000.-  per rante nya. 


Sedangkan untuk genjer diakui bik lis per hari nya panen 100 - 400 ikat. Jika dirata- ratakan perhari nya 200 ikat genjer saja, tiap ikat nya diambil Agen dengan harga Rp. 1000. -/ ikat. Dalam satu bulan bik lis mampu mengumpulkan pendapatan sebesar Rp.6.000.000.- . Beberapa kali lipat lebih besar dari pendapatan beliau menanam padi.

Foto : Rumah bik Lis yang dibangun dari hasil menanam genjer

Alasan ekonomis itu yang menjadikan bik lis memilih fokus dengan tanaman genjer. Hasil nya pun beliau tunjukkan dengan bangunan rumah bertingkat 2 miliknya yang beliau bangun dari hasil bertani genjer ini.


Berdasarkan sejarahnya genjer berasal dari Amerika Tropis (Amerika tengah dan amerika selatan). Tanaman ini masuk ke indonesia dibawa oleh bangsa portugis dan belanda sebagai tanaman hias. Dengan nama latin Limnocharis flava tanaman genjer merupakan jenis tanaman rawa yang banyak ditemukan di sawah atau perairan dangkal.


Biasanya ditemukan bersama dengan tanaman eceng gondok. Pada daerah persawahan tanaman genjer menjadi gulma yang serius bila tidak dikendalikan. Tanaman genjer ini baru bisa tumbuh optimal di lahan yang tergenang air. Sebagian pelepah daunnya bisa tergenang dalam air, tapi daunnya harus berada di atas permukaan air. Itu kenapa tanaman genjer ini harus dibudidayakan di lahan yang tergenang air minimal sedalam 20 cm. Tanpa genangan air tanaman akan merana dan mati.


Adapun beberapa manfaat yang bisa didapat dari tanaman genjer adalah membantu memproduksi sel-sel baru menggantikan sel-sel lama yang sudah tidak berfungsi lagi dan menjadi sumber energi dalam tubuh. [] Winda


*Penulis merupakan Mahasiswi IAIN Langsa