Penulis: Khairul Azmi (Pendidikan Matematika) Universitas IAIN Langsa Lentera 24 .com | Kota Lintang Bawah Kecamatan Kota Kuala Simpang Kab...
Alasan mereka memilih sebagai buruh kayu lebih tinggi dibandingkan sebagai tambang pasir, sebagai buruh kayu, mereka menggantungkan hidupnya kepada keadaan sungai Tamiang, karena sungai ini merupakan sarana transportasi untuk membawa kayu dengan menggunakan rakit.
Keadaan Sungai Tamiang sangat di pengaruhi keadaan cuaca yang saat ini tidak bisa diprediksikan apalagi akhir - akhir tahun di bulan Desember biasa sering kali terjadi banjir, oleh karena itu sangat terganggu aktivitas masyarakat yang bekerja sebagai buruh kayu dan petambang pasir di sungai, mereka tidak dapat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari.
Pendapatan buruh kayu di ukur dari beberapa ton kayu yang ia kerjakan selama satu hari kerjanya. Jenis upahnya berbeda-beda sesuai tingkat jenis pekerjaannya dan besar resiko kerja yang ditanggung.
Jika hitungan kasarnya, pendapatan buruh kayu yang dapat diperoleh selama sebulan bisa mencapai Rp.1.000.000,- hingga Rp.3.000.000. namun pendapatan tersebut tidak pasti dapat di peroleh setiap bulannya, tergantung adanya kayu yang akan di belah menjadi bahan baku ataupun keadaan sungai yang kurang mendukung untuk bekerja, sehingga pendapatan seadanya saja dengan pekerjaan yang beresiko beresiko besar dan jam kerja yang tinggi.[]***