Tamiang News .com | ACEH TIMUR - Nama H.Sulaiman alias Toke Leman (Tole) tidak begitu asing lagi ditelinga masyarakat Aceh Timur, meskipun...
TamiangNews.com| ACEH TIMUR - Nama H.Sulaiman alias Toke Leman (Tole) tidak begitu asing lagi ditelinga masyarakat Aceh Timur, meskipun belum pernah berjumpa dengan orangnya secara langsung tapi nama "Tole" sudah familiar di berbagai kalangan di Aceh Timur.
Pria kelahiran Desa Seuneubok Bayu Kecamatan Banda Alam Aceh Timur tahun 1984 dengan nama lengkap Sulaiman bin H. Rusli M.Dia, atau yang lebih dikenal panggilan akrabnya ,"Tole", sosok "Tole" dikenal bukan hanya sekedar kepiawannya dalam dunia intepreneur tapi kedekatannya dengan semua kalangan masyarakat serta jiwa kedermawanannya membuat nama "Tole" makin dikagumi oleh masyarakat.
Putra kedua dari Lima bersaudara pasangan suami istri H.Rusli M.Dia dan Harijah. sejak kecil mereka mendapatkan didikan yang sangat disiplin baik dalam belajar pendidikan formal maupun non formal, begitu juga halnya dalam bekerja, keinginan orang tua agar anak-anaknya menjadi pribadi yang sukses dan pekerja keras, selanjutnya menuntun menjadi kepribadian yang baik, sopan santun dan juga berjiwa sosial.
Sejak mengenyam pendidikan di tingkat dasar, "Tole" kecil sudah memulai dunia usaha dagang, hal itu tak terlepas dari keluarga besarnya berjiwa pedagang, walaupun sekedar membantu orang tuanya mengelola usaha dagang, pun demikian orang tuanya pedagang bukan berarti latar belakang bukanlah keluarga hartawan.
Setelah tamat SMP "Tole" sudah mulai bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka dimasa Aceh berkecamuk konflik 1998, bahkan pada awal tahun 2002 disaat Aceh diterapkan operasi darurat militer, "Tole" aktif membantu perjuangan Gerakan Aceh Merdeka.
Menurut warga Banda Alam, dari neneknya Tole merupakan pejuang bersama deklarator Aceh Merdeka Teungku Hasan Muhammad Ditiro pada tahun 1976. Eksistensi gerakan perjuangan hingga berakhirnya konflik, lahirnya perjanjian MoU Helsinki tahun 2005.
Pasca Damai Aceh, "Tole" menikah dengan seseorang wanita asal Keude Keumuneng Idi Tunong, dari pernikahan tersebut dikarunia 5 putra-putri.
"Tole" menggeluguti dunia usaha bisnis, sejak masih kelas 4 SD mengikuti orang tuanya, karena orang tuanya berasal dari keluarga pedagang, hingga akhirnya "Tole" mampu berdikari membangun usaha bisnis sendiri mulai tahun 2004 sampai sekarang.
Selain menjadi pengusaha sukses, Tole sangat aktif diberbagai organisasi di Aceh Timur, diantaranya Ketua Korwil IMI Aceh Timur, Sekretaris DPC KNPI Aceh Timur, Bendahara Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid (BKPRMI) Aceh Timur, Wakil Ketua dewan pakar APDESI, Wakil Ketua Gapensi Aceh Timur, ketua MPO Pemuda Pancasila, menjadi Penasehat di Persatuaan Wartawan Online (PWO) Aceh, Lembaga Anti Narkoba (LAN) Aceh Timur, dan beberapa organisasi lainnya.
Sosok yang hobby berolah raga berdayung sepeda dan bulu tangkis membuat dirinya juga sangat peduli terhadap dunia olah raga, maka sangat wajar bila "Tole" juga didapuk menjadi Wakil Ketua PBSI Aceh Timur, Sekretaris KONI Aceh Timur dan Cabor lainnya.
Bukan hanya berhenti disitu kepeduliannya terhadap dunia pendidikan juga tak bisa dipungkiri, hal ini dibuktikan dari partisipasinya sebagai Bendahara Umum di Tim Task Force Pendirian Perguruan Tinggi (TFP2T) di Aceh Timur, yang digagas lintas tokoh di Aceh Timur, "Tole" membantu secara all out baik tenaga, pikiran maupun membantu finansial untuk kelancaran operasional kerja tim.
Sementara Jiwa Leadership nya juga dapat dilihat dari keberhasilan berbagai upaya penyelesaian masalah yang ia lakukan, contoh nya saja dalam membantu mediasi kekisruhan APDESI Aceh Timur dengan LSM KANA, yang sama- sama melaporkan ke pihak berwajib terkait persoalan Bimbingan Teknis(Bimtek) perangkat Desa yang menuai pro -kontra sebulan yang lalu, berakhir berdamai secara kekeluargaan. Begitu juga beberapa kasus pertikaian masyarakat lainnya yang sukses diselesaikan secara damai.
Selanjutnya "Tole" juga hadir dalam penyelesaian konflik pengadaan tanah untuk pembangunan jalan baru di Gampong Pante Rambong Kec. Pante Bidari, yang berujung aksi pemblokiran jalan oleh pemilik tanah, karena pemilik tidak mau menunggu pembayaran terlalu lama, sedangkan Pemerintah Aceh Timur baru bisa membayar pada pertengahan tahun 2021, atas permintaan tokoh setempat "Tole" membantu menginisiasi dalam proses pembayaran dengan mencari pengusaha atau pihak ketiga untuk menanggulangi pembayaran tanah tersebut.
Kemudian Masih terbesit dalam ingatan kita, bagaimana sosok "Tole" membantu warga Peudawa dan Banda Alam dalam merehab jembatan dengan menggunakan uang pribadinya, demi kepentingan masyarakat umum.
Dalam setiap perbincangan "Tole" sering mengungkapkan kepuasan bathinnya selalu berbuat kebaikan untuk orang lain, sepanjang memiliki kemampuan, minimal berbuat kebaikan tersebut menjadi amal ibadah bagi dirinya serta sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan rezeki.
Sebagai orang yang terlahir di Gampong nun jauh dari kota, tentu bagi "Tole" sangat memahami bagaimana kondisi seluk beluk, suka dan duka masyarakat, serta bagaimana harapan dan impian masa depan mereka. [] L24.Zal.