Lentera 24 .com | ACEH TAMIANG - M.Yusuf (65) seorang ayah yang berkerja sebagai buruh kasar bongkar muat pasir untuk memenuhi kebutuhan...
Lentera 24.com | ACEH TAMIANG - M.Yusuf (65) seorang ayah yang berkerja sebagai buruh kasar bongkar muat pasir untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya pada salah satu usaha galian C bongkar muat pasir milik juragannya yang ada di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.
Tinggal bersama isteri dan tiga orang anaknya serta dua orang cucunya bertempat tinggal dusun Makmur/Tanah Berongga Desa Kebun Tanjung Seumantoh, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang.
Untuk menopang kebutuhan keluarganya, M. Yusuf berkerja sebagai buruh bongkar muat pasir yang telah di tekuni nya sejak 17 tahun.
Semangatnya tak terkalahkan oleh keadaan, walaupun pendapatan kesehariannya sebagai buruh kasar tak seberapa jika di bandingkan dengan biaya pengeluaran.
Selain itu, pendapatannya juga tidak terlepas dengan kondisi alam, jika air sungai banjir maka sama sekali M. Yusuf tidak mendapatkan penghasilan dan pulang kerumah dengan tangan kosong karena tidak adanya konsumen untuk memesan material.
Tak jarang banyak truk (konsumen) yang kecewa saat tiba di lokasi pasir tidak ada tersedia material yang akan di ambil dikarenakan air sungai sedang banjir, sementara mereka datang dari luar kota, kata M.Yusuf.
Jika kondisi air sungai stabil (tidak banjir) dan adanya konsumen untuk memesan material melalui truk pengangkut pasir, maka rezeki pun akan kami terima, ungkapnya pada awak.media, Minggu, (20/12/20) di lokasi tempat ia berkerja.
Saat melakukan bongkar muat pasir, M Yusuf tidak sendiri dan beberapa rekannya yang lain secara bersama untuk memuat pasir kedalam mobil Dam truk, kemudian upahnya dibagi rata.
Setiap hari M. Yusuf harus menempuh perjalanan untuk menuju ke tempat galian c berkerja kurang lebih dengan 3 KM menggunakan sepeda motor butut miliknya.
Jika di hitung rata-rata penghasilannya perhari hanya mendapatkan Rp. 40.000 dari hasil pekerjaannya sebagai buruh kasar bongkar muat pasir.
Menurutnya, penghasilan tersebut masih sangat minim sekali untuk memenuhi kebutuhan keluarganya jika di bandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan setiap harinya.
Namun apa hendak di kata, ini harus tetap dilakukannya, agar kebutuhan hidup terus berlangsung dan agat anaknya tetap bersekolah di bangku SMA sederajat.
Ia tak dapat berbuat banyak, dengan kondisi usianya yang telah senja, terlebih dimasa Pandemi Covid-19, harus tetap berusaha agar tetap bertahan hidup dan tetap mensyukuri atas rezekinya.
Semua rezeki telah di atur oleh Allah SWT, tinggal lagi kita tetap harus berusaha dan tetap mensyukuri apa yang telah diberikannya dan kita tidak boleh putus asa, pungkasnya sembari mengharapkan semoga Allah SWT tetap memberikan kesehatan dan rezeki baginya.[]L24-Red