HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kader PAN Bekerjasama Dengan DLH Dibekali Keahlian Pembuatan Paving Blok Dari Sampah Plastik

Lentera 24 .com | ACEH TAMIANG -- Mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat yang masih sangat tergantung kepada kantong plastik memang bu...


Lentera
24.com | ACEH TAMIANG -- Mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat yang masih sangat tergantung kepada kantong plastik memang bukan persoalan mudah. Sebagai langkah awal, kini mulai diterapkan kantong plastik berbayar guna mengurangi sampah plastik.


Namun sebaiknya, sampah plastik juga harus dikelola dengan baik agar menjadi hal yang bermanfaat. Salah satu yang dipandang penting oleh Partai Amanat Nasional adalah memanfaatkan limbah ini menjadi paving block.

 

"Kebijakan kantong plastik berbayar haruslah dipandang sebagai langkah awal penanganan yang lebih sistematis, terpadu, dan komprehensif. Ia juga menjadi langkah awal menuju zero kantong plastik. Memang, semuanya membutuhkan proses dan waktu serta pasti ada berbagai kendala. Tetapi, itulah tantangan kita semua," kata Politisi Amanat Nasional Juanda.S.IP pada acara Pendidikan Politik Upaya Membekali Keahlian Pembuatan Paving Blok dari Sampah Plastik bagi Kader PAN Aceh Tamiang Kerjasa dengan DLH setempat Senin (7/12/20).

 

Ketua DPD Partai Amanat Nasional ini yang akrab disapa Bang Juanda mengatakan, penerapan kebijakan kantong plastik berbayar oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Asprindo) sejak 1 Maret lalu memang mengundang silang pendapat. Menurutnya, munculnya pro kontra itu terkait dengan belum terwujudnya kesepahaman baik menyangkut faktor konseptual, regulasi maupun operasional.

 

"Karena itu, sudah saatnya seluruh stake holder kembali duduk bersama merumuskan dan menyatukan sikap serta pandangan tentang kebijakan kantong plastik berbayar, utamanya dari sisi konseptual, otorisasi, regulasi, dan operasional yang komprehensif," ujarnya.

 

Lebih lanjut Bang Juanda mengatakan, sasarannya plastik berbayar memang jelas, antara lain yakni mengurangi pemakaian kantong plastik. Konsumen diharapkan akan beralih kepada kantongan yang lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama.

 

Kebijakan kantong plastik berbayar ini selaras dengan komitmen Partai Amanat Nasional yang sedang giat mengampanyekan slogan 'sayangi bumi dengan diet plastik'.

 

"Acara ini bertujuan memberikan informasi tentang dampak ketergantungan konsumsi plastik bagi lingkungan hidup dan mengedukasi warga untuk beralih ke bahan ramah lingkungan," tuturnya.

 

Bang Juanda pun akan mengajak Kadernya untuk memanfaatkan sampah menjadi paving block. Jadi sampah yang dihasilkan bisa daur ulang dimanfaatkan untuk pembangunan.

 

"Selain itu, kita juga ingin terus mendorong kreativitas dan inovasi yang dilakukan sejumlah warga yang mengubah limbah plastik menjadi paving block (konblok)," tuturnya.

 

Sebelumnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang Sayed Mahdi, SP. M.MI. MMA diwakili Sekretaris DLH Ismawati SP, didampingi Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbahaya dan Peningkatan Kapasitas DLH, pada kesempatan itu mengatakan acara Pendidikan Politik Upaya Membekali Keahlian Pembuatan Paving Blok dari Sampah Plastik bagi Kader PAN Aceh Tamiang Kerjasama dengan DLH sangat bermanfaat nantinya bagi Kabupaten Aceh Tamiang secara umumnya.

 

TPA Kampung Durian merupakan tempat pengelolaan akhir sampah sumber bahan baku pembuatan paving block itu ada disini di TPA, kami perkenalkan tempat pengelolaan akhir sampah Kp Durian ini terdiri dari kolam Sanitary Landfill yaitu kolam tempat pembuangan sampah.

 

Terima kasih kepada peserta teman-teman dari partai PAN sudah mempersiapkan kader-kader sebagai motivator yang nantinya bermanfaat ditengah-tengah masyarakat dalam hal pemanfaatan sampah plastik.

 

Harapan kami mungkin ini bisa diperluas kalau hari ini kita belajar pelatihan tentang pengelolaan Penggunaan plastik tetapi mungkin di lain hari dan waktu bisa dalam hal lainnya.

 

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melakukan berbagai cara melalui Dinas Lingkungan Hidup yang pertama sekali menyediakan tong tong sampah pilah ini adalah fungsinya untuk memilah sampah yang nantinya setelah dipilah langsung bisa dimanfaatkan berdasarkan sampah ataupun jenis sampah, melakukan pengurangan sampah rumah tangga ini sudah kita rencanakan melalu Perbup Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di tahun 2021 akan selesai perbupnya.

 

Sampah rumah tangga yang tidak dapat dimanfaatkan kembali inilah yang akan   dikutip dan dikumpulkan dan dibuang ke TPA. Pengelolaan sampah selama ini  masih kita kumpul-kumpul kita buang keseluruhannya ke dalam kolam sanitary landfill ini ada kelemahannya di mana kolam sanitary landfill waktu pemakaiannya lebih cepat penuh Jadi kalau di pillah yang tidak bisa kita olah yang kita buang ke TPA masa pakai tpa lebih lama. pengelolaan sampah dilaksanakan dengan 3R Reuse, Reduce dan Recycle, jadi pembuatan paving blok dari sampah plastik merupakan salah satu cara pemanfaatan dan pengurangan sampah.

 

Di kesempatan lain, Ketua Bank Sampah Induk Syahrial, menilai pengelolaan sampah di Indonesia masih memprihatinkan. Perlu keseriusan kita semua terutama pemerintah agar pengelolaan sampah lebih baik.

 

"Masalah pengelolaan sampah masih belum efektif. Manajemennya masih sangat buruk," kata Syahrial aktivis sampah di Aceh Tamiang.

 

Dia menjelaskan undang-undang sebenarnya sudah cukup baik dalam mengatur pengelolaan sampah. Tetapi pada peraturan pelaksana dan impelementasi di lapangan, masih banyak kendala.

 

Dia menjelaskan saat ini hampir seluruh kabupaten kota kapasitas pengelolaan sampah hanya lima puluh persen. Artinya, hanya 50 persen sampah yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

 

"Sisanya dibuang ke kali, sungai atau kebun," kata Syahrial.

 

Metode pengelolaan sampah pun masih sangat tradisional yaitu mengumpulkan, mengangkut dan membuang. Belum ada metode yang efektif misalnya bagaimana melakukan daur ulang atau memanfaatkan sampah.

 

Bahkan yang memprihatinkan ialah kebanyakan kabupaten/kota di Indonesia tidak mempunyai data yang jelas mengenai volume sampah dan jenis-jenisnya. "Karena itu yang perlu dilakukan salahsatunya pendataan sampah. Mana sampah organik, mana sampah yang bisa didaur ulang, mana saja sampah plastik," ujarnya.

 

Bahkan yang lebih memprihatinkan ialah dana pengelolaan sampah di kabupaten sangat kecil. "Bagaimana mau mengelola sampah, kalau anggarannya kecil sekali," paparnya.

 

Karena itu perlu langkah-langkah dari parlemen dan pemerintah terutama untuk menyokong anggaran. Dia menjelaskan, kampanye pendidikan kepada warga penting agar pengelolaan sampah lebih baik. [] L24.Sai