HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Universitas Brawijaya Dan YSLI Ajak Lestarikan Mangrove Dan Spesies Tuntong Laut

Lentera 24. com | ACEH TAMIANG --  Untuk meningkatkan pemahaman dan mendukung serta kerjasama dalam menjaga pelestarian lingkungan alam dip...

Lentera24.com|ACEH TAMIANG -- Untuk meningkatkan pemahaman dan mendukung serta kerjasama dalam menjaga pelestarian lingkungan alam dipesisir Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh dari semua pihak, Universitas Brawijaya (UNIBRAW) dan Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) telah menggelar sosialisasi dan Forum Group Diskusi (FGD), Kamis (3/9/2020).

foto: Syifa Saputra sedang dalam paparannya terkait pentingnya menjaga dan melestarikan mangrove bagi kehidupan makhluk hidup. [] L24-Suparmin
Tujuan kegiatan yang digelar di aula Kantor Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang tersebut difokuskan untuk membahas tentang peranan semua elemen dalam konservasi mangrove dan pelestarian  spesies satwa langka "Tuntong Laut" (Batagur borneoensis).

Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur melalui  Syifa Saputra,  dalam forum menyatakan, hasil dari FGD yang melibatkan sejumlah instansi pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan perpanjangan tangan Pemerintah Provinsi Aceh seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan (DPKP), Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (DISPARPORA), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, BAPPEDA, PT Pertamina EP Fileld  Rantau, BKSDA Resor 12 Langsa, KPH Wilayah III Langsa, Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Kota Malang Jawa Timur, YSLI dimaksud akan dijadikan sebagai penyusunan rekomendasi.

"Rekomendasi dari FGD ini nanti kita dijadikan untuk penentuan kebijakan dalam pengelolaan ekosistem mangrove di pesisir Aceh Tamiang ini," ujar Syifa Saputra.

Dalam paparannya Syifa juga mengatakan betapa pentingnya menjaga  dan melestarikan mangrove dipesisir bagi kelangsungan kehidupan maupun bagi kelestarian alam.

Sebab selain sebagai tempat berkembang biaknya makhluk hidup, tumbuhan mangrove juga sebagai sumber kehidupan bagi makluk hidup,. Bahkan dengan adanya tumbuhan tersebut, segala bentuk dan jenis zat berbahaya mengandung racun akibat limbah produksi dan lainnya yang mencemari perairan dapat terserap olehnya.


Selama setahun lebih berada di Kabupaten Aceh Tamiang dalam kegiatan penelitiannya, atasnama Universitas Brawijaya, Syifa menyatakan rasa terimakasihnya kepada semua pihak terkait di Kabupaten Aceh Tamiang dan Provinsi Aceh yang telah mendukung dan mensupport semua tahapan dalam penelitian terhadap Mangrove dan satwa liar Tuntong Laut yang dilindungi karena keberadaannya sudah diambang kepunahan.

Lebih detail dikatakan  tim penelitian mangrove dan spesies yang nama latinnya disebut Batagur borneoensis di Kabupaten Aceh Tamiang dari Universitas Brawijaya ini terdiri dari Dr. Endang Arisoesilaningsih, Nia Kurniawan, S.Si., MP., D. Sc, Dr. Catur Retnaningdyah, M. Si dan Syifa Saputra.

Sementara itu diacara yang sama, Ketua Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) Yusriono mengajak Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, pihak swasta serta para akademisi agar kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian mangrove dan satwa Tuntong Laut tetap dilanjutkan.

Semua elemen diminta menyatukan persepsi yang bertujuan untuk percepatan program-program dan kegiatan konservasi manggrove yang merupakan habitat bagi kelangsungan hidup Tuntong Laut.

"Tanpa ada dukungan dari semua pihak, kegiatan konservasi lingkungan yang didalamnya ada mangrove dan Tuntong Laut, maka kegiatan dalam upaya pengembalian populasi Tuntong Laut dan pelestariannya tentu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat dicapai," ungkap Yusriono. [] L24-002