Oleh Dandi Pratama, Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Dosen: Iping Rahmat Syahputra M. Sc. Mata Kuliah : Politik Hukum Islam di Ind...
Oleh Dandi Pratama, Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Dosen: Iping Rahmat Syahputra M. Sc.
Mata Kuliah : Politik Hukum Islam di Indonesia
Lentera24.com | Kota Subulussalam adalah kota yang subur dan terkenal dengan areal perkebunan kelapa sawit, sebuah kota di Provinsi Aceh, Indonesia.
Photo : Kuliah daring, atau kuliah secara online dengan mendaki gunung untuk mendapatkan sinyal |
Kota Subulussalam dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 2007, pada tanggal 2 januari 2007. Kota ini merupakan pemekaran dari kabupaten Aceh Singkil.
Kota Subulussalam, untuk sector pariwisata, Kota Sada Kata ini pantas menjadi tujuan para pencinta alam, namun yang ingin kita bahas di sini adalah bagai mana mahasisswa dari Bumi Sada Kata yang ingin berkuliah secara daring dengan bertemankan jaringan yang kurang bersahabat.
Semenjak pertengahan bulan Maret, beberapa dari universitas di Indonesia sudah mulai melakukan kuliah daring, atau kuliah secara online.
Kuliah daring akan terus dilaksankan sampai akhir semester, dan menghimbau kepada mahasisawa untuk tidak melakukan kegiatan tatap muka. Hal ini tentu untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid19.
Namun bagaimana tanggapan para mahasiswa dari Bumi Sada Kata, mengenai kuliah daring ditengah pandemic ? dan berteman kan dengan signal yang kurang bersahabat?
Berikut beberapa keluhan mahasisawa dari Bumi Sada Kata.
1. Jaringan yang kurang bersahabat.
Dengan di alihkannya perkuliahan tatap muka menjadi perkuliahan online, perkuliahan di harapkan akan berjalan dengan efektif dan efision, serta tidak melupakan dari masing-masing elemen pembelajaran dikampus.
Namun banyak dari mahasiswa mengeluhkan tentang kuliah daring, terutama mahasisawa dari Bumi Sada Kata. Hal ini disebabkan banyak kendala dalam pelaksanaannya.
Banyaknya kendala dalam pelaksanaanya salah satunya susah sinyal, hal ini di karenakan rumah yang terletak di desa, sehingga sinyal tidak setabil, bukan semua mahasiswa berasal dari daerah yang sama, ataupun berbeda namun dengan sinyal yang memadai, untuk mahasiswa tersebut melakukan perkuliahan online.
Terutama dari mahasiswa dari Bumi Sada Kata, dimana jika berkuliah harus turun naik kegunung agar bias mendapatkan jaringan yang memadai untuk berkuliah secara online.
Inilah salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh mahasiswa yang daripada melakukan perkuliahan online, yaitu masalah singnal.
2. Tugas yang Menjibal.
Ekspektasi kebanyakan mahasiswa mengenai kuliah online yang menyenagkan, karena biasa berkuliah santai dari rumah seakan-akan lenyap karena realita yang terjadi, banyak mahasiswa yang mengeluh karena kuliah modal itu yang seharusnya dilaksanakan justru beralih menjadi tugas secara daraing.
Tidak hanya itu, tenggang waktu yang di berikan pun semakin membuat mahasiswa merasa ingin memiliki otak seperti Alert Eintenin yang cerdas dalam hal pengetahuan.
Kuliah online seakan mimpi buruk bagi mahasiswa pedalaman, karena dihantui dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosennya tanpa menjelaskan menjelaskan materi perkuliahan yang seharusnya mereka terima.
Tak tahu siapa yang salah pengertian, antara dosen yang memiliki pengertian bahwa tugas banyak yang mereka berikan termasuk dalam kegiatan kuliah online, atau mahasiswa yang mimiliki pengertian bahwa tugas yang banyak bukanlah kegiatan dari kuliah online.
Ya, tidak hanya tugas ternyata ada pula yang mengungkapkan bahwa saat ini sedang melakukan ujian dan entah kenapa karena kegiatan kuliah online ini tingkat kesulitan ujiannya menjadi meningkat.
Di daerah masa-masa kuliah online ini perlu ditanamkan kepada semua mahasisawa, bukan hanya mahasiswa yang merasakan kelimpungan, bahkan dosen yang memberikan tugas banyak kepada mahasiswa, hakikatnya mereka juga merasakan apa yang di rasakan oleh mahasisawa, bila kita kaji lebih jauh, berapa Universitas, berapa lembar setiap harinya ia harus periksa, sambil tertawa membaca story-story mahasiswanya yang mengatakan kuliah online adalah mimpi buruk. Yang hanya di benaknya, apa yang bisa saya berikan kepada anak-anak saya di hari minggu, bahkan di bulan kedepannya. Sambil berkata dalam hati cepatlah kau selesai pandemic covid19 ini ujar dosen dalam hati.[]***