Aindana Zulfa mahasiswi UIN Ar-Raniry Banda Aceh Dosen Iping rahmat saputra M. Sc. Mata kuliah politik hukum islam di indonesia ...
Aindana Zulfa mahasiswi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Dosen Iping rahmat saputra M. Sc. Mata kuliah politik hukum islam di indonesia
Lentera24.com | Pohon karet merupakan salah satu tumbuhan yang menghasilahkan banyak manfaat, pohon yang besar yang tumbuh keatas dapat mencapai kira-kira 20-25 Meter dan mampu bertahan hidup sampai 100 tahun.
Salah satu manfaatnya yang dapat di peroleh yaitu getah yang terdapat pada batangnya yang besar atau disebut juga dengan “Lateks”.
Getah atau Lateks inilah yang menjadi penghasilan oleh para petani karet yang mana mereka menggunakan pisau khusus atau di sebut dengan sebutan “pisau deres”.
Pohon karet ini juga biasanya digunakan sebagai alternatif kedua pengganti dari pada pohon sawit. Kedua jenis tanaman ini merupakan jenis tanaman yang mempunyai hasil yang cukup memuaskan selain dari pada perawatan yang mudah, hasil yang didapatkan juga relatif lebih banyak dari pada tanaman lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan manusiapun semakin meningkat kini sebahagian mereka telah merubahnya kembali tanaman pohon karet menjadi tanaman pohon sawit.
Meskipun demikian, masih banyak juga petani yang menjadikan tanaman pohon karet sebagai andalan mereka dan menanam beberapa tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan untuk keseharian mereka.
Dikatakan bahwa Pohon karet yang sudah dewasa dan siap untuk di sadap adalah pohon yang sudah berumur 4,5-6 tahun dengan ukuran lingkaran batangnya mencapai 45 cm dan diukur pada bagian 100 cm di atas penyatuan akulasi.
Ini dilakukan untuk mencegah penyedapan yang terlalu dini yang akan berimbas pada kurangnya getah (Lates) yang keluar.
Akan tetapi hasil yang di dapatkan tidak semudah apa yang di bayangkan, pergi pagi pulang siang demi mendapatkan hasil getah (Lateks) yang sempurna.
Banyak Cobaan dan Rintangan Yang Harus Dihadapi
Getah (Lateks) yang sempurna akan didapatkan ketika Penyedapannya itu lebih bagus lakukan dipagi hari tepatnya pukul 05:50 sesuai dengan waktu daerah masing-masing, karena pada saat itu tekanan turgor berada pada titik tertinggi mencapai 10-14 atm dan tekanan akan menurun seiring bertambahnya waktu.
Kemudian setelah itu dibiarkan selama lebih kurang 1 hari 1 malam sampai ia menbeku langsung dapat di panen atau di angking dengan sempurna juga tentunya selama 2 kali dalam seminggu.
Jika hujan turun pada saat penyadapan, maka getah (Lateks) akan mencair dan proses penyedapannya pun tidak berhasil disebabkan percampuran air dengan getah (Lateks) tersebut, maka getah (Lateks) tidaklah sempurna dan peroses penghasilannya pun tidak membaik semakin melambat dan tidak memuaskan.
Begitulah yang mereka hadapi oleh para petani karet setiap hari dan setiap minggunya sampai mereka harus bertahan hidup demi keluarga dan anak-anaknya.
Berbeda halnya dengan tanaman pohon sawit, yang terkadang dapat dipanen 10 -15 hari, belum lagi dengan suasana yang mengharukan ini masih di tengah masa pendemi Covid-19, tercatat beberapa hari yang lalu tepat pada hari Kamis 21 Mai 2020 di desa Sunting Kec. Bandar Pusaka Kab. Aceh Tamiang khususnya telah terdata harga getah sangatlah menurun yaitu 5000/kg-nya sebahagian masyarakat begitu sedih dan resah di karnakan harga yang begitu menurun bagi mereka saat itu.
Akan tetapi sekarang sudah naik kembali menjadi 6000/kgnya dan itu terdata pada hari Rabu 10 Juni 2020 sehingga dapatlah hasil yang minimum terkadang lebih kurang 400-600rb/bulannya.
Dengan penghasilan yang seperti ini masyarakat terus bekerja tanpa harus mengenal kata Lelah demi kehidupan keluarganya.
Memang semenjak dimasa pandemi Covid-19 ini begitu banyak sektor perekonomian di Indonesia yang menurun, namun pantaskah hal itu juga terjadi pada tanaman karet? Adakah juga faktor yang membuat harganya itu semakin menurun bagi masyarakat?.
Harga mulai tidaklah stabil semenjak adanya pandemi Covid-19, yang mana seperti biasanya yang terkadang sampai 8000/kilonya atau bahkan pernah sampai 10.000/kilonya, dan inilah yang membuat resah masyarakat.
Semoga hari hari mendatang akan membaik dan semakin meningkat sampai seterusnya, Itulah yang diharap-harapkan oleh penduduk masyarakat khususnya oleh para petani karet.[]***