Oleh : Moulidia (Menteri Kesejahteraan Mahasiswa Dema UIN Ar-Raniry) Lentera 24 .com | Pandemi ini sungguh membuat banyak hal semakin...
Oleh : Moulidia (Menteri Kesejahteraan Mahasiswa Dema UIN Ar-Raniry)
Lentera24.com | Pandemi ini sungguh membuat banyak hal semakin kacau, termasuk dalam masalah mahasiswa saat ini.
Diberlakukannya Kuliah Daring adalah solusi saat ini untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19, bukan hanya UIN Ar-Raniry tetapi seluruh perguruan tinggi serentak melakukan kuliah secara online.
.
Tentu dibalik hal ini terdapat masalah lain yang menjadi perhatian bagi kalangan mahasiswa yaitu mengenai Uang Kuliah Tunggal atau dikenal dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Perkuliahan yang tidak efektif ini tentu saja menyayangkan mahasiswa terhadap UKT mereka yang tidak bisa dipergunakan seperti biasa, maka tidak heran jika seluruh mahasiswa meminta untuk dikembalikannya uang kuliah tersebut.
.
Beberapa hari yang lalu sempat keluar surat dari Kementrian Agama Republik Indonesia mengenai pengurangan UKT Mahasiswa PTKIN, yang mana pengurangan UKT dikurangi 10% dari masing-masing UKT mahasiswa.
Jelas ini tidak adil, jika dikurangi 10% dari masing-masing UKT mahasiswa maka yang dirugikan adalah mahasiswa dengan pendapatan menengah ke bawah. Kampus pasti mempunyai solusi yang lebih baik agar semua merata dan adil.
.
Wabah Covid-19 bukan hanya membuat masyarakat resah, tetapi perekonomian juga terhenti seketika, semua mengalami dampak dari pandemi ini.
Maka UKT dikembalikan atau digratiskan kuliah semester depan adalah hal penting yang harus dipenuhi.
.
Mahasiswa bukan semua dari kalangan menengah ke atas, bagaimana dengan mahasiswa dengan pendapatan orang tuanya yang sangat kurang, ditengah wabah ini makan saja mungkin sangat sulit apalagi untuk kebutuhan lainnya yaitu harus membayar uang kuliah, apa tidak dipikirkan sama sekali.
Tempat pendidikan seharusnya bisa membuat orang semakin berpendidikan dan berkarakter bukan membuat orang semakin tertekan, seharusnya kampus punya solusi bukan hanya berdiam diri.
.
Situasi ini adalah hal yang sangat relevan untuk menjadikan tuntutan uang kuliah dikembalikan atau kampus mempunyai solusi yang lebih baik lagi.
Biaya kuliah yang semakin hari semakinml bertembah, tentu hal ini semakin membuat orang tua terbebani apalagi dalam situasi seperti ini.
Lantas mengapa mereka tidak berpikir bagaimana mahasiswa bisa memenuhi biaya kuliah seorang online yang membutuhkan kuota internet, hal ini jelas semakin mencekik orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah.
.
Maka dari itu pimpinan kampus mempunyai kekuasaan untuk melakukan suatu kebijakan terhadap biaya kuliah mahasiswa nya, dengan pengurangan 10% sangat tidak adil, sebagai pemimpin Rektor harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk mensejahaterakan mahasiswa nya dalam masalah ini, karena pengurangan UKT segitu bukan solusi yang tepat.
Bapak Rektor UIN Ar-Raniry tercinta saya sebagai mahasiswa biasa dalam tulisan ini menyampaikan bahwa kami bukan semua dari kalangan ekonomi teratas seperti yang bapak pikirkan, biaya kuliah adalah hal penting bagi kami yang harus diselesaikan dalam masalah ini supaya orang tua kami tidak semakin tercekik dengan keadaan terus meresahkan seperti ini.
Hari ini tentang kemanusiaan adalah hal yang sangat penting, krisis kesehatan adalah hal utama yang harus diperhatikan, bukankah kampus tempat mendidik bukan tempat bisnis, kami mahasiswa juga ingin diperhatikan bukan hanya tenaga kerja kampus yang selalu dipedulikan.
Mahasiswa adalah populasi dominan kampus, maka setiap kebijakan yang dilahirkan di kampus harusnya atas dasar kebutuhan dan kondisi mahasiswa pula.[]Lentera24