Lentera 24 .com | YERUSALEM -- Masjid Al Aqsa di Yerusalem tidak akan dibuka untuk pelaksanaan ibadah salat tarawih sepanjang Ramadan tahun...
Lentera24.com | YERUSALEM -- Masjid Al Aqsa di Yerusalem tidak akan dibuka untuk pelaksanaan ibadah salat tarawih sepanjang Ramadan tahun ini. Menurut dewan ulama masjid, langkah ini bertujuan mencegah penyebaran virus corona.
Ketika Ramadan, puluhan ribu umat Islam mengunjungi Masjid Al Aqsa setiap harinya untuk menunaikan tarawih.
Keputusan untuk melarang tarawih di kompleks seluas 35 hektar itu merupakan perpanjangan dari kebijakan yang sudah dikeluarkan sejak 23 Maret lalu.
Dalam pernyataan tertulis, dewan ulama menyebut bahwa keputusan tersebut memang menyakitkan, tetapi sejalan dengan fatwa hukum dan anjuran kesehatan. Dewan pun meminta semua umat Islam melaksanakan ibadah di rumah masing-masing selama Ramadan.
Walaupun begitu, azan untuk salat lima waktu masih akan dikumandangkan dari Masjid Al Aqsa selama Ramadan, dan para petugas di kompleks masjid juga masih diperkenankan masuk.
Kompleks Masjid Al Aqsa merupakan situs yang disucikan dalam ajaran tiga agama, yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Ketiganya telah mengambil langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Misalnya, pada pekan lalu, umat Yahudi di sekitar Yerusalem diminta merayakan Paskah di rumah dan hanya berkumpul dengan keluarga inti. Padahal biasanya ibadah Paskah dilangsungkan bersama-sama di Tembok Ratapan.
Bagi umat Nasrani, peringatan dan ritual Paskah, yang biasanya digelar dengan ramai oleh umat di Gereja Makam Kudus, pada pekan lalu hanya dilakukan oleh sekelompok kecil rohaniwan gereja yang mengenakan masker.
Sejauh ini, otoritas Israel melaporkan setidaknya 140 kasus kematian akibat virus corona dan hampir 12.600 kasus infeksi virus tersebut. Sementara pasien meninggal dunia dan hampir 300 kasus infeksi tercatat di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina. Semua masjid di Gaza telah ditutup per 25 Maret, di tepi Barat sejak 14 Maret. [] JPNN
Foto : JPNN |
Keputusan untuk melarang tarawih di kompleks seluas 35 hektar itu merupakan perpanjangan dari kebijakan yang sudah dikeluarkan sejak 23 Maret lalu.
Dalam pernyataan tertulis, dewan ulama menyebut bahwa keputusan tersebut memang menyakitkan, tetapi sejalan dengan fatwa hukum dan anjuran kesehatan. Dewan pun meminta semua umat Islam melaksanakan ibadah di rumah masing-masing selama Ramadan.
Walaupun begitu, azan untuk salat lima waktu masih akan dikumandangkan dari Masjid Al Aqsa selama Ramadan, dan para petugas di kompleks masjid juga masih diperkenankan masuk.
Kompleks Masjid Al Aqsa merupakan situs yang disucikan dalam ajaran tiga agama, yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Ketiganya telah mengambil langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Misalnya, pada pekan lalu, umat Yahudi di sekitar Yerusalem diminta merayakan Paskah di rumah dan hanya berkumpul dengan keluarga inti. Padahal biasanya ibadah Paskah dilangsungkan bersama-sama di Tembok Ratapan.
Bagi umat Nasrani, peringatan dan ritual Paskah, yang biasanya digelar dengan ramai oleh umat di Gereja Makam Kudus, pada pekan lalu hanya dilakukan oleh sekelompok kecil rohaniwan gereja yang mengenakan masker.
Sejauh ini, otoritas Israel melaporkan setidaknya 140 kasus kematian akibat virus corona dan hampir 12.600 kasus infeksi virus tersebut. Sementara pasien meninggal dunia dan hampir 300 kasus infeksi tercatat di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina. Semua masjid di Gaza telah ditutup per 25 Maret, di tepi Barat sejak 14 Maret. [] JPNN