Lentera 24 .com | RUSIA -- Sebanyak 140 orang Rusia yang baru pulang dari China masuk klinik karantina di kota besar Tyumen, Rusia. Mereka ...
Lentera24.com | RUSIA -- Sebanyak 140 orang Rusia yang baru pulang dari China masuk klinik karantina di kota besar Tyumen, Rusia. Mereka diisolasi sampai ada keterangan mereka bebas dari virus corona.
Untuk mengatasi kejenuhan, mereka mengakses media sosial agar tetap terhubung dengan teman dan keluarga juga kekasih. Namun berbeda dengan Inna Savintseva dan Daniil Parfenovich yang saling jatuh cinta meski mereka berada di tengah-tengah karantina.
Keduanya berjumpa pertama kali ketika menunggu proses evakuasi di bandara di Wuhan, China. Savintseva tadinya bekerja sebagai jurnalis musik dan Parfenovich adalah seorang pelajar.
Kedua orang itu mulai saling berbincang dan menemukan ketertarikan masing-masing dalam perbincangan mereka tentang musik dan teknologi.
"Dia bicara tentang musik, aku menjawabnya tentang pahatan dan rencana-rencana yang indah tentang kehidupan.
Kedua mata kami bertemu dan kami saling jatuh cinta dalam pandangan pertama." ujar Parvenofich kepada Moscow Times. Menurut pria itu, dokter karantina mereka tidak mempermasalahkan hubungannya dengan Savintseva.
Namun, karena Savintseva dirawat terpisah karena penyakit lain, Parfenovich tidak dapat berjumpa dengannya dalam beberapa hari terakhir. Bahkan mereka harus menjalani Hari Valentine dengan berjarak.
Meski begitu, Parfenovich mengirimi Savintseva sebuah hadiah berupa gelang yang dia titipkan kepada dokter jaga karantina. "Kami ingin bersama saat hari valentine namun kenyataan berkata lain.
Tapi kami bahagia dengan hal-hal lainnya," Ungkap Parfenovich. Baik Savintseva dan Parfenovich tentu sama-sama berharap bisa keluar dari karantina dalam beberapa hari terdekat.
Mereka berencana akan tinggal bersama di Tyumen dan mengeksplorasi kota tersebut bersama. Setelahnya, mereka masih belum dapat memastikan. Parfenovich berasal dari Krasnoyarsk sementara kekasihnya berasal dari pusat Rusia, Kirov.
"Sampai hari ini komunikasi kami masih lancar dan saya mendukungnya sambil membiarkannya menunjukkan kebebasannya--itu merupakan satu-satunya cara," ungkap Parfenovich.
Dilansir dari akun instagramnya, Savintseva melaporkan perkembangannya selama berada di karantina di Tyumen.
Pada mulanya dia merasa senang akan pulang ke rumahnya di Kirov, tapi kemudian dia harus masuk karantina karena tiba dari kota Wuhan, China. Meski negatif mengidap corona, Savintseva masih belum boleh keluar dari karantina.
Karena peraturan pemerintah Rusia yang harus memastikan seluruh warganya yang baru kembali dari China benar-benar tidak terinfeksi virus corona. Dia bahkan menginformasikan melalui salah satu video singkatnya, bahwa 10 tablet obat antivirus harus diminum dalam waktu dua jam.
Pihak medis bahkan memepersilakan jika seseorang merasa perutnya kuat meminum semuanya dalam sekali teguk. Menurutnya, info itu bukan sekedar lelucon.
Savintseva tidak bisa melakukan wawancara karena kondisi kesehatannya, tapi dia dinyatakan negatif terinfeksi corona. Rusia hanya mengonfirmasi dua kasus virus corona, kedua kasus tersebut diidap oleh orang kebangsaan China yang mana mereka baru saja dinyatakan sembuh. [] SERAMBINEWS
(Instagram/saymealien, lighter_mind via The Moscow Times) | Serambinews.com |
Untuk mengatasi kejenuhan, mereka mengakses media sosial agar tetap terhubung dengan teman dan keluarga juga kekasih. Namun berbeda dengan Inna Savintseva dan Daniil Parfenovich yang saling jatuh cinta meski mereka berada di tengah-tengah karantina.
Keduanya berjumpa pertama kali ketika menunggu proses evakuasi di bandara di Wuhan, China. Savintseva tadinya bekerja sebagai jurnalis musik dan Parfenovich adalah seorang pelajar.
Kedua orang itu mulai saling berbincang dan menemukan ketertarikan masing-masing dalam perbincangan mereka tentang musik dan teknologi.
"Dia bicara tentang musik, aku menjawabnya tentang pahatan dan rencana-rencana yang indah tentang kehidupan.
Kedua mata kami bertemu dan kami saling jatuh cinta dalam pandangan pertama." ujar Parvenofich kepada Moscow Times. Menurut pria itu, dokter karantina mereka tidak mempermasalahkan hubungannya dengan Savintseva.
Namun, karena Savintseva dirawat terpisah karena penyakit lain, Parfenovich tidak dapat berjumpa dengannya dalam beberapa hari terakhir. Bahkan mereka harus menjalani Hari Valentine dengan berjarak.
Meski begitu, Parfenovich mengirimi Savintseva sebuah hadiah berupa gelang yang dia titipkan kepada dokter jaga karantina. "Kami ingin bersama saat hari valentine namun kenyataan berkata lain.
Tapi kami bahagia dengan hal-hal lainnya," Ungkap Parfenovich. Baik Savintseva dan Parfenovich tentu sama-sama berharap bisa keluar dari karantina dalam beberapa hari terdekat.
Mereka berencana akan tinggal bersama di Tyumen dan mengeksplorasi kota tersebut bersama. Setelahnya, mereka masih belum dapat memastikan. Parfenovich berasal dari Krasnoyarsk sementara kekasihnya berasal dari pusat Rusia, Kirov.
"Sampai hari ini komunikasi kami masih lancar dan saya mendukungnya sambil membiarkannya menunjukkan kebebasannya--itu merupakan satu-satunya cara," ungkap Parfenovich.
Dilansir dari akun instagramnya, Savintseva melaporkan perkembangannya selama berada di karantina di Tyumen.
Pada mulanya dia merasa senang akan pulang ke rumahnya di Kirov, tapi kemudian dia harus masuk karantina karena tiba dari kota Wuhan, China. Meski negatif mengidap corona, Savintseva masih belum boleh keluar dari karantina.
Karena peraturan pemerintah Rusia yang harus memastikan seluruh warganya yang baru kembali dari China benar-benar tidak terinfeksi virus corona. Dia bahkan menginformasikan melalui salah satu video singkatnya, bahwa 10 tablet obat antivirus harus diminum dalam waktu dua jam.
Pihak medis bahkan memepersilakan jika seseorang merasa perutnya kuat meminum semuanya dalam sekali teguk. Menurutnya, info itu bukan sekedar lelucon.
Savintseva tidak bisa melakukan wawancara karena kondisi kesehatannya, tapi dia dinyatakan negatif terinfeksi corona. Rusia hanya mengonfirmasi dua kasus virus corona, kedua kasus tersebut diidap oleh orang kebangsaan China yang mana mereka baru saja dinyatakan sembuh. [] SERAMBINEWS