Lentera 24 .com | BATAM -- Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengapresiasi kekompakan dan eksistensi Persatuan Masyarakat Aceh ...
Lentera24.com | BATAM -- Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengapresiasi kekompakan dan eksistensi Persatuan Masyarakat Aceh (Permasa) di Provinsi Kepulauan Riau. Hal tersebut disampaikan oleh Plt Gubernur, dalam sambutannya saat bersilaturrahmi dengan pengurus Permasa di Restauran Golden Prawn, Senin (10/2/2019) malam.
“Eksistensi Permasa sangat luar biasa terutama di bidang keagamaan dan sosial, ini tentu membanggakan bagi saya. Ini menunjukkan betapa kuatnya rasa ke-Acehan di jiwa kita,” ujar Nova, usai mendengarkan penjelasan dari Ketua Permasa Provinsi Kepri T Nanggroe Sulaiman, terkait aktivitas paguyuban yang sudah berdiri sejak tahun 1996 itu, Senin (10/2/2020) malam.
“Silaturrahmi adalah ajaran dan peninggalan Rasulullah yang sangat bernilai tinggi. Dari pemaparan Pak Ketua tadi, membuktikan bahwa Permasa sangat menjunjung tinggi silaturrahmi. Permasa memiliki Masjid, ada 12 rayon yang aktif menggelar pengajian, mengasuh 4 pesantren. Aktif dalam kegiatan sosial termasuk permasalahan TKI dan nelayan. Pemerintah Aceh merasa sangat merasa terbantu dengan keberadaan dan aktivitas Permasa,” kata Nova.
Plt Gubernur mengungkapkan, dirinya telah berkomitmen untuk bersilaturrahmi dengan paguyuban Aceh, dimana pun dirinya sedang bertugas, baik di dalam maupun di kuar negeri.
Sebelumnya, Nanggroe menjelaskan, bahwa Permasa selalu menjunjung tinggi adat dan menonjolkan ciri ke-Acehan dalam berbagai kegiatan yang digelar di Provinsi Kepri.
“Adat istiadat tetap kita junjung tinggi Pak. Ciri ke-Acehan masih terus kita pertahankan, karena memang itu salah satu tujuan kita berhimpun di paguyuban ini. Mempertahankan identitas dan memperkuat silaturrahmi,” kata Nanggroe.
Nanggroe menambahkan, setiap tahun Permasa rutin menggelar Maulid dan suguhan khas kuah beulangong. Selain itu pengajian-pengajian juga rutin dilakukan. Dan, di setiap kegiatan anggota Permasa selalu menggunakan bahasa Aceh.
“Alhamdulillah kita telah membangun Masjid Syiahkuala di Kota Batam ini, lokasinya di pusat kota. Di sini setiap bulan kita menggelar Dzikir akbar. Saat ini, Permasa sudah ada di 12 rayon, di setiap rayon kita punya Meunasah. Selain itu, ada 4 pesantren yang dikelola masyarakat Aceh di sini Pak,” kata Nanggroe.
Nanggroe mengungkapkan, letak geografis Provinsi Kepri yang berbatasan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura, juga berpengaruh terhadap kegiatan sosial Permasa. Nanggroe mencontohkan, banyak TKI bermasalah yang dikirim ke Tanjung Pinang. Jika ada TKI asal Aceh, maka Permasa akan memfasilitasi dan menjemput dari sana.
“Keberadaan Permasa juga sangat membantu aparatur di Kepri. Salah satu contoh adalah saat beberapa waktu lalu ada warga Aceh yang terkatung-katung di tengah laut. Alhamdulillah, mereka ditemukan dan diselamatkan oleh Angkatan Laut AS. Kemudian mereka diantarkan ke Polda kepri. Nah, karena keberadaan Permasa, pihak Polda langsung menghubungi dan menyerahkan 12 saudara kita itu kepada Permasa,” ungkap Nanggroe.
Nanggroe juga menjelaskan, anggota Permasa memiliki aktivitas keseharian yang beragam. Mulai dari ASN, Polisi, pedagang, pengusaha di berbagai bidang. Selain itu, sambung Nanggroe, hubungan Permasa dengan semua unsur dan elemen masyarakat di Kepri terjalin dengan baik.
“Saat ini Permasa juga sudah memiliki aset berupa Tanah seluas 1.600 hektar yang merupakan waqaf dari Pak Zul. Saat ini belum ada bangunan apa-apa, hanya sebuah balai yang kita dirikan untuk menggelar pengajian rutin. Rencananya kami akan bangun gedung serbaguna di lahan itu untuk mendukung berbagai kegiatan Permasa,” kata Nanggroe.
Di akhir sambutannya, Plt Gubernur kembali mengingatkan pentingnya menjaga dan asat dan menunjukkan spirit ke-Acehan. “Jangan lupakan adat istiadat Bumi Serambi Mekah. Aceh adalah tanah dan bangsa yang mulia. Permasa adalah salah satu paguyuban yang sangat aktif, lanjutkan dan terus jaga marwah bangsa Aceh,” pesan Nova.
Dalam pertemuan tersebut, Plt Gubernur turut didampingi oleh Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, Inspektur Aceh Zulkifli, Kepala Dinas Perhubungan Junaidi, Kepala Biro Humas dan Protokol Muhammad Iswanto, Direktur PT Pema Zubir Sahin dan Ketua Kadin Aceh Makmur Ibrahim. [] L24-017
“Eksistensi Permasa sangat luar biasa terutama di bidang keagamaan dan sosial, ini tentu membanggakan bagi saya. Ini menunjukkan betapa kuatnya rasa ke-Acehan di jiwa kita,” ujar Nova, usai mendengarkan penjelasan dari Ketua Permasa Provinsi Kepri T Nanggroe Sulaiman, terkait aktivitas paguyuban yang sudah berdiri sejak tahun 1996 itu, Senin (10/2/2020) malam.
“Silaturrahmi adalah ajaran dan peninggalan Rasulullah yang sangat bernilai tinggi. Dari pemaparan Pak Ketua tadi, membuktikan bahwa Permasa sangat menjunjung tinggi silaturrahmi. Permasa memiliki Masjid, ada 12 rayon yang aktif menggelar pengajian, mengasuh 4 pesantren. Aktif dalam kegiatan sosial termasuk permasalahan TKI dan nelayan. Pemerintah Aceh merasa sangat merasa terbantu dengan keberadaan dan aktivitas Permasa,” kata Nova.
Plt Gubernur mengungkapkan, dirinya telah berkomitmen untuk bersilaturrahmi dengan paguyuban Aceh, dimana pun dirinya sedang bertugas, baik di dalam maupun di kuar negeri.
Sebelumnya, Nanggroe menjelaskan, bahwa Permasa selalu menjunjung tinggi adat dan menonjolkan ciri ke-Acehan dalam berbagai kegiatan yang digelar di Provinsi Kepri.
“Adat istiadat tetap kita junjung tinggi Pak. Ciri ke-Acehan masih terus kita pertahankan, karena memang itu salah satu tujuan kita berhimpun di paguyuban ini. Mempertahankan identitas dan memperkuat silaturrahmi,” kata Nanggroe.
Nanggroe menambahkan, setiap tahun Permasa rutin menggelar Maulid dan suguhan khas kuah beulangong. Selain itu pengajian-pengajian juga rutin dilakukan. Dan, di setiap kegiatan anggota Permasa selalu menggunakan bahasa Aceh.
“Alhamdulillah kita telah membangun Masjid Syiahkuala di Kota Batam ini, lokasinya di pusat kota. Di sini setiap bulan kita menggelar Dzikir akbar. Saat ini, Permasa sudah ada di 12 rayon, di setiap rayon kita punya Meunasah. Selain itu, ada 4 pesantren yang dikelola masyarakat Aceh di sini Pak,” kata Nanggroe.
Nanggroe mengungkapkan, letak geografis Provinsi Kepri yang berbatasan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura, juga berpengaruh terhadap kegiatan sosial Permasa. Nanggroe mencontohkan, banyak TKI bermasalah yang dikirim ke Tanjung Pinang. Jika ada TKI asal Aceh, maka Permasa akan memfasilitasi dan menjemput dari sana.
“Keberadaan Permasa juga sangat membantu aparatur di Kepri. Salah satu contoh adalah saat beberapa waktu lalu ada warga Aceh yang terkatung-katung di tengah laut. Alhamdulillah, mereka ditemukan dan diselamatkan oleh Angkatan Laut AS. Kemudian mereka diantarkan ke Polda kepri. Nah, karena keberadaan Permasa, pihak Polda langsung menghubungi dan menyerahkan 12 saudara kita itu kepada Permasa,” ungkap Nanggroe.
Nanggroe juga menjelaskan, anggota Permasa memiliki aktivitas keseharian yang beragam. Mulai dari ASN, Polisi, pedagang, pengusaha di berbagai bidang. Selain itu, sambung Nanggroe, hubungan Permasa dengan semua unsur dan elemen masyarakat di Kepri terjalin dengan baik.
“Saat ini Permasa juga sudah memiliki aset berupa Tanah seluas 1.600 hektar yang merupakan waqaf dari Pak Zul. Saat ini belum ada bangunan apa-apa, hanya sebuah balai yang kita dirikan untuk menggelar pengajian rutin. Rencananya kami akan bangun gedung serbaguna di lahan itu untuk mendukung berbagai kegiatan Permasa,” kata Nanggroe.
Di akhir sambutannya, Plt Gubernur kembali mengingatkan pentingnya menjaga dan asat dan menunjukkan spirit ke-Acehan. “Jangan lupakan adat istiadat Bumi Serambi Mekah. Aceh adalah tanah dan bangsa yang mulia. Permasa adalah salah satu paguyuban yang sangat aktif, lanjutkan dan terus jaga marwah bangsa Aceh,” pesan Nova.
Dalam pertemuan tersebut, Plt Gubernur turut didampingi oleh Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, Inspektur Aceh Zulkifli, Kepala Dinas Perhubungan Junaidi, Kepala Biro Humas dan Protokol Muhammad Iswanto, Direktur PT Pema Zubir Sahin dan Ketua Kadin Aceh Makmur Ibrahim. [] L24-017