Lentera 24 .com | BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh menginformasikan bahwa lokasi posko layanan untuk informasi masyarakat Aceh di Kota Wuhan, ...
Lentera24.com | BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh menginformasikan bahwa lokasi posko layanan untuk informasi masyarakat Aceh di Kota Wuhan, China akan dipindahkan dari Dinas Sosial Aceh ke Dinas Kesehatan Aceh. Pemindahan itu efektif dimulai sejak besok, Rabu (12/2).
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, saat menggelar konferensi pers dan makan bersama dalam rangka pemindahan posko informasi masyarakat Aceh di Wuhan, di Dinas Sosial Aceh, Selasa, (11/2).
Sebelumnya, sejak Minggu (26/1) Pemerintah Aceh membuka posko komunikasi guna mempermudah pemantauan informasi mahasiswa Aceh yang terisolir virus corona di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
"Terimakasih atas dukungan kawan-kawan media terhadap kami, yang terus memberitakan penanganan mahasiswa Aceh di China kepada masyarakat," kata Alhudri.
Alhudri mengatakan, total jumlah Mahasiswa Aceh yang berada di China berjumlah 65 orang. Sebanyak 13 orang yang dipulangkan dari Kota Wuhan kini sedang diobservasi di Pulau Natuna, sementara di Kota Changcun, masih terdapat 2 orang lagi mahasiswa Aceh. Sisanya, ada yang sudah pulang secara mandiri ada juga yang dipulangkan oleh Pemerintah Aceh.
"Yang 2 orang di Changcung itu, besok satu diantaranya akan berangkat pulang ke Aceh, sementara satu lagi memilih tetap menetap di sana," kata Alhudri.
Alhudri mengaku, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan mahasiswa Aceh yang kini sedang diobservasi di Natuna. Ia mengatakan, mereka dalam keadaan yang sehat.
Alhudri menyampaikan, mahasiswa Aceh yang sedang diobservasi itu akan dipulangkan pada tanggal 16 Februari 2020 mendatang. Mereka terlebih dahulu dibawa ke jakarta, lalu di sana akan ada proses penyerahan dari Kementrian Luar Negeri RI kepada Pemerintah Aceh.
"Jadi nanti kita yang akan membawa mereka pulang ke Aceh," kata Kadis Sosial Aceh itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, mengatakan, permasalahan virus corona belum berhenti. Bahkan, kata dia, jumlah korban yang terpapar maupun yang meninggal akibat virus tersebut terus bertambah.
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah telah menyiapkan sejumlah hal untuk mengantispasi dan mencegah agar masyarakat Aceh terhindar dari virus corona.
"Di sejumlah rumah sakit, kita sudah menyiapkan sejumlah peralatan medis yang memadai untuk menangani pasien yang terpapar virus corona," kata dia.
Di samping itu, Hanif juga mengimbau agar masyarakat tidak cemas. Ia meminta agar masyarakat tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan, tubuh, sanitasi serta mengkonsumsi makanan yang sehat.
"Syukur kita masyarakat Aceh tidak makan yang macam-macam, masyarakat kita mengkonsumsi makanan yang halal. Kita tahu virus ini berasal dari hewan liar yang dikonsumsi oleh manusia, seperti kelelawar," kata Hanif.
Hanif mengatakan, kini virus corona sudah merebak ke 26 negara dan semua negara di Asia Tenggara termasuk yang terpapar virus itu, kecuali Indonesia. Ia mengajak semua pihak untuk bersyukur.
Ikut hadir dalam acara itu, Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). [] L24-017
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, saat menggelar konferensi pers dan makan bersama dalam rangka pemindahan posko informasi masyarakat Aceh di Wuhan, di Dinas Sosial Aceh, Selasa, (11/2).
Sebelumnya, sejak Minggu (26/1) Pemerintah Aceh membuka posko komunikasi guna mempermudah pemantauan informasi mahasiswa Aceh yang terisolir virus corona di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
"Terimakasih atas dukungan kawan-kawan media terhadap kami, yang terus memberitakan penanganan mahasiswa Aceh di China kepada masyarakat," kata Alhudri.
Alhudri mengatakan, total jumlah Mahasiswa Aceh yang berada di China berjumlah 65 orang. Sebanyak 13 orang yang dipulangkan dari Kota Wuhan kini sedang diobservasi di Pulau Natuna, sementara di Kota Changcun, masih terdapat 2 orang lagi mahasiswa Aceh. Sisanya, ada yang sudah pulang secara mandiri ada juga yang dipulangkan oleh Pemerintah Aceh.
"Yang 2 orang di Changcung itu, besok satu diantaranya akan berangkat pulang ke Aceh, sementara satu lagi memilih tetap menetap di sana," kata Alhudri.
Alhudri mengaku, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan mahasiswa Aceh yang kini sedang diobservasi di Natuna. Ia mengatakan, mereka dalam keadaan yang sehat.
Alhudri menyampaikan, mahasiswa Aceh yang sedang diobservasi itu akan dipulangkan pada tanggal 16 Februari 2020 mendatang. Mereka terlebih dahulu dibawa ke jakarta, lalu di sana akan ada proses penyerahan dari Kementrian Luar Negeri RI kepada Pemerintah Aceh.
"Jadi nanti kita yang akan membawa mereka pulang ke Aceh," kata Kadis Sosial Aceh itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, mengatakan, permasalahan virus corona belum berhenti. Bahkan, kata dia, jumlah korban yang terpapar maupun yang meninggal akibat virus tersebut terus bertambah.
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah telah menyiapkan sejumlah hal untuk mengantispasi dan mencegah agar masyarakat Aceh terhindar dari virus corona.
"Di sejumlah rumah sakit, kita sudah menyiapkan sejumlah peralatan medis yang memadai untuk menangani pasien yang terpapar virus corona," kata dia.
Di samping itu, Hanif juga mengimbau agar masyarakat tidak cemas. Ia meminta agar masyarakat tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan, tubuh, sanitasi serta mengkonsumsi makanan yang sehat.
"Syukur kita masyarakat Aceh tidak makan yang macam-macam, masyarakat kita mengkonsumsi makanan yang halal. Kita tahu virus ini berasal dari hewan liar yang dikonsumsi oleh manusia, seperti kelelawar," kata Hanif.
Hanif mengatakan, kini virus corona sudah merebak ke 26 negara dan semua negara di Asia Tenggara termasuk yang terpapar virus itu, kecuali Indonesia. Ia mengajak semua pihak untuk bersyukur.
Ikut hadir dalam acara itu, Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). [] L24-017