Tahun baru adalah masa pergantian tahun. Dimana pada hari itu suatu budaya atau masyarakat merayakan berakhirnya masa satu tahun. Dan menand...
Tahun baru adalah masa pergantian tahun. Dimana pada hari itu suatu budaya atau masyarakat merayakan berakhirnya masa satu tahun. Dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 januari, karena Indonesia menggunakan kalender gregorian. Tahun baru di Indonesia dinamakan tahun baru masehi.
Di Indonesia ada beberapa tahun baru yang dirayakan. Karena beragamnya suku dan budaya. Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang tahun baru hijriyah dan tahun baru masehi.
Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati penghijrahan Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharram tahun baru bagi kalender Hijriyah. Tahun baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 bertepatan dengan 1 september 2019. Biasanya selain dirayakan dengan hari libur nasional, banyak beredar ucapan tahun baru Islami yang isinya doa dan harapan tahun baru Islam.
Pengalaman saya selama tinggal di pondok pesantren adalah setiap awal tahun baru hijriyah kami selalu membaca do’a akhir tahun dan do’a awal tahun. Di mulai dari membaca do’a akhir tahun setelah sholat ashar. Lalu dilanjutkan membaca do’a awal tahun setelah sholat maghrib. Dalam islam, hari dihitung sejak masuk waktu maghrib. Berbeda hal nya dengan hari di Indonesia, di Indonesia hari dihitung sejak pukul 12 malam.
Namun, terkadang umat islam tidak sadar dengan kehadiran tahun baru hijriyah. Bahkan ada yang sama sekali tidak tahu bahwasanya hari itu adalah tahun baru hijriyah. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tahun baru masehi.
Ketika tahun baru masehi, masyarakat sangat antusias untuk merayakan tahun baru. Dimulai dari pergi ke pusat kota, membuat acara makan-makan, membuat status di media social, membuat permohonan, dan lain-lain.
Tahun baru masehi juga di tandai dengan menyalakan kembang api dan meniup terompet. Sejalan dengan pengagungan api yang menjadi tradisi kaum majusi. Begitu pula meniup terompet yang menjadi tradisi kaum yahudi dan membunyikan lonceng yang termasuk tradisi kaum nasrani.
Banyak masayarakat Indonesia yang malah menghambur-hambur kan uang nya. Hanya untuk merayakan tahun baru. Hal ini merupakan perbuatan mubazir. Allah berfirman dalam surah al-isra’ ayat 26 “inna mubazziriina kanuu ikhwaanus syayathin” yang artinya sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalan saudara syaitan.
Sedangkan ketika tahun baru hijriyah, umat islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan memohon ampun kepada ALLAH SWT atas dosa-dosa ditahun sebelumnya. Dan juga berharap semoga tahun depan akan menjadi pribadi yang lebih baik.
Hal ini juga harus di buktikan dengan tindakan sehari-hari. Tidak hanya berdo’a namun juga harus berusaha untuk mewujudkannya.
Pada kenyataan nya, umat islam banyak yang tidak tahu sejarah tahun baru hijriyah. Dan malah mengikuti apa yang orang lain lakukan tanpa dalil yang jelas. Hal ini yang sudah menjadi seperti sebuah adat istiadat yang harus ada.
Ketika awal tahun hijriyah, hanya segelintir masyarakat yang berkumpul untuk membaca do’a dan berdzikir. Sangat berbeda dengan tahun baru masehi, semua orang berbondong-bondong untuk berkumpul dipusat kota, melihat pertunjukan kembang api sembari menunggu pergantian tahun.
Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi saya. Mengapa hal ini bisa terjadi, dan tahun berikut nya juga seperti itu, hingga berlanjut sampai pergantian tahun 2020. Kita umat muslim harus mengubah kebiasaan yang terbilang tidak baik ini.
Jika bukan kita yang menjaga agama kita, lalu siapa?. Dimulai dengan selalu mengingat tahun baru hijriyah, menjalan kan sunnah rasul seperti membaca do’a akhir dan awal tahun. Memperbanyak dzikir dan memohon ampun atas dosa-dosa yang telah diperbuat di tahun lalu.
Dan ketika tahun baru masehi tiba, cukuplah kita berdiam diri dirumah. Tak perlu pergi kemana pun, melakukan hal yang sia-sia, menghamburkan uang dan lain-lain. []
Pengirim :
Nila Kusmawati
Mahasiswi IAIN Langsa
Email : nilakusmawati5@gmail.com
Foto : Ilustrasi |
Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati penghijrahan Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharram tahun baru bagi kalender Hijriyah. Tahun baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 bertepatan dengan 1 september 2019. Biasanya selain dirayakan dengan hari libur nasional, banyak beredar ucapan tahun baru Islami yang isinya doa dan harapan tahun baru Islam.
Pengalaman saya selama tinggal di pondok pesantren adalah setiap awal tahun baru hijriyah kami selalu membaca do’a akhir tahun dan do’a awal tahun. Di mulai dari membaca do’a akhir tahun setelah sholat ashar. Lalu dilanjutkan membaca do’a awal tahun setelah sholat maghrib. Dalam islam, hari dihitung sejak masuk waktu maghrib. Berbeda hal nya dengan hari di Indonesia, di Indonesia hari dihitung sejak pukul 12 malam.
Namun, terkadang umat islam tidak sadar dengan kehadiran tahun baru hijriyah. Bahkan ada yang sama sekali tidak tahu bahwasanya hari itu adalah tahun baru hijriyah. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tahun baru masehi.
Ketika tahun baru masehi, masyarakat sangat antusias untuk merayakan tahun baru. Dimulai dari pergi ke pusat kota, membuat acara makan-makan, membuat status di media social, membuat permohonan, dan lain-lain.
Tahun baru masehi juga di tandai dengan menyalakan kembang api dan meniup terompet. Sejalan dengan pengagungan api yang menjadi tradisi kaum majusi. Begitu pula meniup terompet yang menjadi tradisi kaum yahudi dan membunyikan lonceng yang termasuk tradisi kaum nasrani.
Banyak masayarakat Indonesia yang malah menghambur-hambur kan uang nya. Hanya untuk merayakan tahun baru. Hal ini merupakan perbuatan mubazir. Allah berfirman dalam surah al-isra’ ayat 26 “inna mubazziriina kanuu ikhwaanus syayathin” yang artinya sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalan saudara syaitan.
Sedangkan ketika tahun baru hijriyah, umat islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan memohon ampun kepada ALLAH SWT atas dosa-dosa ditahun sebelumnya. Dan juga berharap semoga tahun depan akan menjadi pribadi yang lebih baik.
Hal ini juga harus di buktikan dengan tindakan sehari-hari. Tidak hanya berdo’a namun juga harus berusaha untuk mewujudkannya.
Pada kenyataan nya, umat islam banyak yang tidak tahu sejarah tahun baru hijriyah. Dan malah mengikuti apa yang orang lain lakukan tanpa dalil yang jelas. Hal ini yang sudah menjadi seperti sebuah adat istiadat yang harus ada.
Ketika awal tahun hijriyah, hanya segelintir masyarakat yang berkumpul untuk membaca do’a dan berdzikir. Sangat berbeda dengan tahun baru masehi, semua orang berbondong-bondong untuk berkumpul dipusat kota, melihat pertunjukan kembang api sembari menunggu pergantian tahun.
Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi saya. Mengapa hal ini bisa terjadi, dan tahun berikut nya juga seperti itu, hingga berlanjut sampai pergantian tahun 2020. Kita umat muslim harus mengubah kebiasaan yang terbilang tidak baik ini.
Jika bukan kita yang menjaga agama kita, lalu siapa?. Dimulai dengan selalu mengingat tahun baru hijriyah, menjalan kan sunnah rasul seperti membaca do’a akhir dan awal tahun. Memperbanyak dzikir dan memohon ampun atas dosa-dosa yang telah diperbuat di tahun lalu.
Dan ketika tahun baru masehi tiba, cukuplah kita berdiam diri dirumah. Tak perlu pergi kemana pun, melakukan hal yang sia-sia, menghamburkan uang dan lain-lain. []
Pengirim :
Nila Kusmawati
Mahasiswi IAIN Langsa
Email : nilakusmawati5@gmail.com