Foto : Kepala BPJS Cabang Langsa Nur Eva Farindury (kemeja biru) didampingi Direktur RSUD Aceh Tamiang, dr Tengku Dedy Syah (batik coklat...
Foto : Kepala BPJS Cabang Langsa Nur Eva Farindury (kemeja biru) didampingi Direktur RSUD Aceh Tamiang, dr Tengku Dedy Syah (batik coklat) saat melakukan spotchek di RSUD Aceh Tamiang | Dok-Razzaq |
Lentera24.com | LANGSA -- Peningkatan kualitas penyelenggaraan Program JKN-KIS selalu menjadi perhatian manajemen BPJS Kesehatan. Di momen awal tahun 2020 ini, BPJS Kesehatan mewujudkan komitmen implementasi kemudahan layanan cuci darah (hemodialisis) rutin tanpa surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) bagi pasien gagal ginjal kronis yang telah melakukan perekaman atau terdaftar sidik jari (finger print).
Kemudahan tersebut untuk memangkas prosedur administrasi layanan cuci darah di rumah sakit, dimana pasien JKN-KIS yang memerlukan layanan dimaksud tidak lagi mengurus atau memperpanjang surat rujukan dari FKTP setiap tiga bulan sekali.
Guna memastikan implementasi kemudahan layanan cuci darah di wilayah kerjanya, para jajaran BPJS Kesehatan Cabang Langsa melakukan spotcheck ke beberapa rumah sakit, diantaranya di fasilitas hemodialisa RSUD Aceh Tamiang, Karang Baru, Kamis (16/01).
"Untuk pasien HD sudah tidak perlu memperbaharui rujukan. Karna cukup dengan finger print saja pada saat mendapatkan pelayanan," terang Kepala BPJS Kesehatan Cabang Langsa, Nur Eva Parindury.
Salah satu pasien, Mardhiah yang sedang menjalani proses cuci darah, kepada tim mengaku dilayani dengan baik oleh rumah sakit sebagai peserta JKN-KIS.
"Perawat melayani dengan baik mulai dari depan, rasanya semangat dan gembira, sakit dan sesak pun hilang," ujar wanita yang akrab disapa Bu Diah tersebut.
Peserta penerima pensiun PNS ini sebelumnya rutin melakukan cuci darah di RSUP H. Adam Malik Medan, namun karena kesibukan keluarga, wanita 67 tahun ini memilih untuk melanjutkan jadwal pengobatannya di RSUD Aceh Tamiang ditemani oleh anaknya yang menetap di Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang.
"Terima kasih kepada Pemerintah yang telah menolong kami, ini istilahnya sakit di ujung (parah,red.), pengobatan untuk menyambung nyawa," tambah Mardhiah.
Diakhir perbincangan bersama tim BPJS Kesehatan Cabang Langsa, Mardhiah berharap BPJS Kesehatan tetap berjalan terus untuk kedepannya.
"Dimudahkan semua rencananya, yang sakit tetap dilayani dan bisa membantu pasien," pungkas wanita kelahiran tahun 1952 ini. [] L24-004