Di era industri 4.0 masyarakat indonesia dihadapkan dnegan berbagai fenomena dan persoalan yang memepengaruhi pola pikir, pola tindakan, dan...
Di era industri 4.0 masyarakat indonesia dihadapkan dnegan berbagai fenomena dan persoalan yang memepengaruhi pola pikir, pola tindakan, dan tingkah laku.
Dan ketakutan yang terbesar adalah tergantinya kemampuan manusia. Pada bulan november kemarin indonesia mendatangkan robot yang diperkenalkan dihadapan publik dengan nama robot "saphia" robot ini dilengkapi dengam sensor yang sempurna sehingga mampu bercakap-cakap layaknya manusia pada umumnya.
Dengan hadirnya robot tersebut masyarakat indonesia diimingi dengan ketakutan yang sangat besar, terlebih dibidang pendidikan. Pendidikan yang digunakan sebagai wadah untuk mencetak kader genarasi bangsa justru akan terabaikan dengan hadirnya kecerdasan buatan.
Ditambah lagi dengan argumen-argumen pemikir diindonesia "ijazah itu adalah tanda orang sekolah bulan tanda orang pintar". Dengan argumen tersebut bisa saja dikadikan sebagai landasan untuk menggantikan pendidikan dengan kecerdasan buatan.
Pendidikan diindonesia telah mencetak para pemikir dan pembahasa dalam negeri ini. Mereka dibesarkan dan ditempa dalam dunia pendidikan indonesia, dan alih-alih dengam kedatangan kecerdasan buatan akan menggantikan pendidikan diindonesia pemerintah harus mengambil langkah tegas dalam menghadapi persoalan ini, karena satuan pendidikan diindinesia belum tersalurkan dan terlaksana dengan baik, masyarakat yang seharusnya membutuhkan pendidikan untuk memperbaiki nasib dan kedudukannya justru dihadapi dengan ketakutan akan hadirnya kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan bisa saja menggantikan sepenuhnya kegiatan manusia, sehingga yang sejahtera dalam negeri ini hanya mereka yang bisa mendapatkan kecerdasan buatan ini atau dalam kata lain hanya mereka yang berduit yang sejahtera. Mirisnya lagi dan semakin mengancam pendidikan formal diindonesia yaitu dengan hadirnya fitur-fitur dalam internet yang menyediakan layanan pendidikan seperti e-learning akan menjadi bahaya tersendiri.
Masyarakat indonesia mempunyai minat baca yang tinggi dan mempunyai daya baca rendah. Mereka lebih suka membaca status dimedia sosial daripada membaca buku diperpustakaan. Tujuan pendidikan nasional harus diwujudkan secara utuh dan menyeluruh demi apa yang dicita-citakan dapat terwujud karena dengan jalur pendidikan bisa mencetak manusia pintar, berkarakter, dan beriman. Sehingga kecerdasan buatan tidak lagi menjadi ancaman jika seluruh masyarakat indonesia memiliki pendidikan yang baik dan menghasilkan orang-orang yang berpendidikan karakter.
Pengirim :
Anna Cahyani
Email : annacahyani83348@gmail.com
Foto : Ilustrasi |
Dengan hadirnya robot tersebut masyarakat indonesia diimingi dengan ketakutan yang sangat besar, terlebih dibidang pendidikan. Pendidikan yang digunakan sebagai wadah untuk mencetak kader genarasi bangsa justru akan terabaikan dengan hadirnya kecerdasan buatan.
Ditambah lagi dengan argumen-argumen pemikir diindonesia "ijazah itu adalah tanda orang sekolah bulan tanda orang pintar". Dengan argumen tersebut bisa saja dikadikan sebagai landasan untuk menggantikan pendidikan dengan kecerdasan buatan.
Pendidikan diindonesia telah mencetak para pemikir dan pembahasa dalam negeri ini. Mereka dibesarkan dan ditempa dalam dunia pendidikan indonesia, dan alih-alih dengam kedatangan kecerdasan buatan akan menggantikan pendidikan diindonesia pemerintah harus mengambil langkah tegas dalam menghadapi persoalan ini, karena satuan pendidikan diindinesia belum tersalurkan dan terlaksana dengan baik, masyarakat yang seharusnya membutuhkan pendidikan untuk memperbaiki nasib dan kedudukannya justru dihadapi dengan ketakutan akan hadirnya kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan bisa saja menggantikan sepenuhnya kegiatan manusia, sehingga yang sejahtera dalam negeri ini hanya mereka yang bisa mendapatkan kecerdasan buatan ini atau dalam kata lain hanya mereka yang berduit yang sejahtera. Mirisnya lagi dan semakin mengancam pendidikan formal diindonesia yaitu dengan hadirnya fitur-fitur dalam internet yang menyediakan layanan pendidikan seperti e-learning akan menjadi bahaya tersendiri.
Masyarakat indonesia mempunyai minat baca yang tinggi dan mempunyai daya baca rendah. Mereka lebih suka membaca status dimedia sosial daripada membaca buku diperpustakaan. Tujuan pendidikan nasional harus diwujudkan secara utuh dan menyeluruh demi apa yang dicita-citakan dapat terwujud karena dengan jalur pendidikan bisa mencetak manusia pintar, berkarakter, dan beriman. Sehingga kecerdasan buatan tidak lagi menjadi ancaman jika seluruh masyarakat indonesia memiliki pendidikan yang baik dan menghasilkan orang-orang yang berpendidikan karakter.
Pengirim :
Anna Cahyani
Email : annacahyani83348@gmail.com