HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Mampukah Manusia Hidup di Luar Sistem Tata Surya?

Lentera 24.com | JAKARTA -- Ilmuwan mengklaim bahwa manusia harus meninggalkan sistem tata surya untuk bisa bertahan. Ilmuwan memiliki renc...

Lentera24.com | JAKARTA -- Ilmuwan mengklaim bahwa manusia harus meninggalkan sistem tata surya untuk bisa bertahan. Ilmuwan memiliki rencana untuk pindah dari Bumi menuju planet lain.

Foto : Okezone
Ilmuwan memulai rencana untuk menuju Proxima Centauri, sistem bintang baru yang berjarak 4,25 tahun cahaya. Tepatnya, ilmuwan ingin menargetkan planet yang dinamakan Proxima b.

Dilansir dari Express, Proxima b berukuran hampir sama dengan Bumi dan cukup jauh dari bintang sehingga kondisinya dinilai sangat baik untuk kehidupan.

Misi ini bernama Breakthrough Starshot. Misi akan dilaksanakan oleh tim peneliti dengan menggunakan sebuah pesawat angkasa berukuran kecil yang ditenagai oleh laser berbasis darat.

Pesawat ini secara teoritis dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan 25 persen kecepatan cahaya atau 46.500 mil per detik. Pesawat ini mampu menyelesaikan perjalanan dalam 40 tahun.

Namun, pesawat tersebut tidak dapat digunakan untuk membawa manusia dalam jumlah besar. Memindahkan manusia dengan jumlah besar merupakan persoalan lain.

Dibutuhkan ribuan tahun untuk memindahkan manusia dalam jumlah besar. Perpindahan manusia menuju Planet Proxima Centauri b akan menempuh jarak 4,25 tahun cahaya atau sekitar 40 triliun mil.

Oleh karena itu, para ilmuwan telah menciptakan ide bernama "kapal generasi". Maksudnya adalah orang dilahirkan, melahirkan, dan mati di dalam kapal angkasa yang digunakan.

“Kami tahu bahwa orang dapat hidup di daerah terpencil, seperti pulau, selama ratusan atau ribuan tahun. Kita tahu bahwa pada prinsipnya manusia dapat hidup dalam ekosistem buatan. Ada banyak tantangan, tetapi tidak ada prinsip dasar fisika yang dilanggar," jelas Andreas Hein, Direktur Eksekutif Initiative for Interstellar Studies, Inggris.

Avi Loeb, ahli fisika dari Universitas Harvard menambahkan, tidak ada keraguan bahwa masa depan manusia ada di luar angkasa. Dengan cara apapun, manusia harus meninggalkan Bumi.

"Pada titik tertentu akan ada risiko dari asteroid yang akan menghantam Bumi atau akhirnya Matahari akan memanas hingga mendidihkan seluruh lautan di Bumi. Pada akhirnya, untuk bertahan hidup, manusia harus pindah dari Bumi”.

Akan tetapi, hal ini menimbulkan masalah lain. Meskipun generasi pertama dalam pesawat angkasa itu akan memilih untuk menempuh perjalanan panjang ribuan tahun. Generasi setelahnya tidak akan memiliki pilihan selain hidup dan mati di kapal.

Ini berarti nasib generasi setelahnya akan ditentukan sejak lahir. Generasi setelahnya juga memiliki sedikit pilihan hidup di masa depan, seperti dalam hal memilih pasangan dan dalam menentukan karir. [] OKEZONE