HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Atensi dan Otak Manusia

Pernah gak sih kalian mendengar kata atensi? Bagi yang jawab udah, pasti sedikit banyaknya sudah mengetahui apa itu atensi. Nah permasalahan...

Pernah gak sih kalian mendengar kata atensi? Bagi yang jawab udah, pasti sedikit banyaknya sudah mengetahui apa itu atensi. Nah permasalahannya bagi yang belum pernah mendengar kata atensi pasti masih asing terdengar oleh pendengaran kita. 

Foto : Ilustrasi
Padahal sebenarnya dalam keseharian kita sering memakai makna dari kata tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari atensi menjadi bagian penting bagi seseorang untuk dapat memproses segala informasi. Sebenarnya atensi tidak jauh dari arti kata attention yang mana attention berdasarkan terjemahannya yaitu menjadi perhatian, pusat perhatian, memperhatikan atau lainnya. 

Sehingga dapat disimpulkan atensi adalah pemusatan  pemikiran yang berbentuk jernih pada sejumlah objek atau pemikiran (James, dalam Solso, 2007) . Pemusatan kesadaran atau dengan kata lain focus menjadi inti dari atensi.

Bayangkan saja jika kita harus focus terhadap semua informasi yang didapatkan tanpa memikirkan terlebih dahulu yang lebih penting. Tentu saja seseorang akan merasa kebingungan ketika melakukan sebuah pekerjaan dengan merespon segala informasi dengan membutuhkan perhatian atau focus yang sama. 

Jadi jika dilihat dari sudut pandang psikologi kognitif, atensi merupakan proses kognitif yang digunakan untuk menyeleksi informasi penting yang ada disekeliling kita, sehingga kerja otak tidak akan berlebihan serta dipenuhi dengan beragam informasi yang mungkin tidak terbatas jumlahnya (iya juga kan kalau dipikir-pikir).

Ups waiiiitt, tahan dulu ya! sebelum lebih jauh membahas perihal atensi kita beralih ke beberapa kasus terlebih dahulu. Dimana kejadiannya seperti ini “ ketika anda melihat seseorang atau bahkan anda sendiri pernah mengalaminya, disaat anda sedang mendengarkan dosen menjelaskan sebuah mata kuliah tetapi secara sadar anda menyempatkan diri mengobrol dengan teman anda. 

Dan bagusnya kedua informasi yang anda dapat mampu anda cerna dengan baik. Kejadian lainnya seperti disaat anda mengendarai motor anda masih sempat-sempatnya membalas chatnya si doi, nah loh? Kok bisa ya?

Sebenarnya atensi itu terdapat pembagiannya juga loh. Berdasarkan yang telah saya pelajari atensi terbagi atas dua pembagian. Yang pertama ada atensi terbagi, dimana atensi terbagi dapat mengalokasikan sumber-sumber daya atensi yang ada dengan bijak untuk mengkordinasikan pengerjaan tugas yang lebih dari satu secara bersamaan. 

Nah contohnya dari kejadian yang sudah saya paparkan sebelumnya, yang mana seseorang dapat membagi focus mereka kepada dua hal atau lebih. Contoh lainnya seperti saat seseorang mampu  menulis sambil mendengarkan music. 

Ok lanjut, pembagian atensi yang kedua yaitu atensi selektif. Atensi selektif adalah memilih rangsang tertentu dan mengabaikan rangsang lainnya. Contohnya seperti ketika anda sedang mengerjakan tugas, anda akan mengabaikan suara-suara tertentu dan memilih focus pada tugas anda.

Dari pembahasan mengenai pengertian atensi beserta pembagiannya. Selanjutnya mari kita bahas mengenai atensi dan hubungannya dengan otak manusia. Hubungan antara atensi dan otak manusia pada mulanya diselidiki melalui studi terhadap defisit atensi yang terjadi karena cidera otak. Penelitian awal semacam ini dibatasi dalam cakupan neuropathology. Sebagai contoh, sebuah cedera atau stroke disatu bagian otak mungkin dihubungkan dengan sebuah jenis defisit atensi. 

Sayangnya  observasi pathologis kerap kali dilakukan pada pasien stroke maupun pada pasien yang terkena luka tembakan. Sehingga pada masa itu para peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan lokus (pusat) kerusakan otak yang mengakibatkan gangguan-gannguan atensi yang spesifik. 

Tau gak sih? Baru-baru ini para peneliti yang berminat terhadap otak dan atensi telah menerapkan sejumlah teknik yang dikembangkan dalam psikologi kognitif dan ilmu otak, yang secara signifikan mengembangkan pemahaman kita tentang hubungan antara otak dan atensi. 

Lebih jauh lagi terdapat sejumlah teknik mengesankan yang dapat dipilih oleh psikologi kognitif dan ilmu otak, yang tidak mengharuskan subjek penelitiannya dalam keadaan stroke ataupun pada pasien yang terkena luka tembak dikepala. Fokus dari upaya-upaya modern tersebut secara umum berada dalam dua bidang: penelitian dan diagnosis.

Coba pikirkan upaya  menemukan korelasi antara anatomi otak dan atensi. Dimana otak tampaknya memiliki sistem-sistem yang secara anatomis terpisah, yang mengendalikan atensi dan sistem-sistem lain seperti sistem pemrosesan data, yang tetap melakukan kinerja pada input-input tertentu sekalipun atensi kita diarahkan ketempat lain (Posner, 1992 dalam Solso). 

Dapat dikatakan bahwa sistem atensi memiliki kemiripan dengan sistem-sistem lain (seperti sistem-sistem motorik dan sensorik), yakni bahwa sistem tersebut berintegrasi dengan sejumlah bagian otak yang lain, namun tetap mempertahankan ciri khasnya. 

Pengirim : 
Adek Putri
Mahasiswa semester 3 jurusan Psikologi Islam, dari UIN Imam Bonjol Padang
Email : adekputri1711@gmail.com