Lentera 24.com | SINGKIL - Bangkai babi ditemukan hanyut di sungi Singkil, Aceh Singkil, Kamis (14/11/2018). Diperkirakan jumlahnya mencapa...
Lentera24.com | SINGKIL - Bangkai babi ditemukan hanyut di sungi Singkil, Aceh Singkil, Kamis (14/11/2018). Diperkirakan jumlahnya mencapai puluhan ekor. Hal ini berdasarkan kesaksian warga yang melihatnya di sungai.
Bangkai babi tersebut diduga hanyut dari hulu sungai Singkil di wilayah Sumatera Utara.
Babi itu diduga mati akibat terkena virus hog cholera atau kolera babi.
Kepala Pos Kesehatan Hewan Singkil Utara, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Aceh Singkil, drh Masruri, mengatakan hog cholera tidak menular kepada manusia.
Menurutnya, warga Aceh Singkil tak perlu khawatir tertular virus hog cholera dari bangkai babi tersebut.
"Kolera babi tidak menular ke manusia. Dari babi ke hewan lain pun belum ada ditemukan," kata Masruri didampingi Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Aceh Singkil, Kuatno.
Sementara itu, Kabid Peternakan, Hawani, mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan apakah bangkai babi yang hanyut itu benar terkena virus hog cholera atau sebab lain.
Sebelumnya, warga dihebohkankan dengan bangkai babi yang hanyut di aliran sungai Singkil.
Kondisi bangkai babi sudah gembung. Bahkan sebagian isi perutnya telah pecah.
Selain di sungai Singkil, bangkai babi juga terlihat di sungai Rintis atau Bengkolan. Sungai Rintis ini membelah permukiman penduduk Singkil. Air sungai itu kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari warga setempat.
"Saya baru lewat di sungai besar (sungai Singkil) ada bangkai babi hanyut," kata Ma Uyung, warga Kuala Baru yang sedang dalam perjalanan naik perahu dari Singkil ke Kuala Baru.
Selain khawatir soal penyakit yang ditularkan dari bangkai babi, warga juga merasa risih terutama saat mengonsumsi ikan sungai.
Informasi penemuan bangkai babi ini juga disampaikan Vetor, penduduk Teluk Ambun, Singkil.
Vetor mengaku melihat banyak bangkai babi hanyut di belakang Desa Pasar, saat ia menyusuri sungai tersebut. [] SERAMBI
Foto : Serambi |
Babi itu diduga mati akibat terkena virus hog cholera atau kolera babi.
Kepala Pos Kesehatan Hewan Singkil Utara, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Aceh Singkil, drh Masruri, mengatakan hog cholera tidak menular kepada manusia.
Menurutnya, warga Aceh Singkil tak perlu khawatir tertular virus hog cholera dari bangkai babi tersebut.
"Kolera babi tidak menular ke manusia. Dari babi ke hewan lain pun belum ada ditemukan," kata Masruri didampingi Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Aceh Singkil, Kuatno.
Sementara itu, Kabid Peternakan, Hawani, mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan apakah bangkai babi yang hanyut itu benar terkena virus hog cholera atau sebab lain.
Sebelumnya, warga dihebohkankan dengan bangkai babi yang hanyut di aliran sungai Singkil.
Kondisi bangkai babi sudah gembung. Bahkan sebagian isi perutnya telah pecah.
Selain di sungai Singkil, bangkai babi juga terlihat di sungai Rintis atau Bengkolan. Sungai Rintis ini membelah permukiman penduduk Singkil. Air sungai itu kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari warga setempat.
"Saya baru lewat di sungai besar (sungai Singkil) ada bangkai babi hanyut," kata Ma Uyung, warga Kuala Baru yang sedang dalam perjalanan naik perahu dari Singkil ke Kuala Baru.
Selain khawatir soal penyakit yang ditularkan dari bangkai babi, warga juga merasa risih terutama saat mengonsumsi ikan sungai.
Informasi penemuan bangkai babi ini juga disampaikan Vetor, penduduk Teluk Ambun, Singkil.
Vetor mengaku melihat banyak bangkai babi hanyut di belakang Desa Pasar, saat ia menyusuri sungai tersebut. [] SERAMBI