Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengingatkan pentingnya penguatan pendidikan ilmu pengetahuan ...
Lentera24.com | BANDA ACEH -- Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengingatkan pentingnya penguatan pendidikan ilmu pengetahuan dan karakter sejak usia dini. Pasalnya, anak-anak saat ini perlu disiapkan menjadi generasi yang tangguh, kreatif, dan berbudi pekerti pada saat Indonesia mencapai usia emas di tahun 2045.
Oleh sebab itu, kata Plt Gubernur, guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) laksana arsitek dan memegang peran kunci dalam membentuk karakter tunas bangsa tersebut.
"PAUD tidak boleh kita remehkan, sebab
pendidikan usia dini ini berkaitan erat dengan langkah kita untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh," ujar Nova Iriansyah saat membuka Seminar Internasional PAUD dengan Metode STEM, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Jumat, (22/11).
Menurut para ahli, kata Nova, perkembangan otak dan mental anak pada usia 0 sampai 6 tahun merupakan perkembangan yang tercepat. Karena itulah, masa tersebut sering disebut dengan usia emas.
"Pada usia ini, perhatian terhadap pendidikan anak sangat diperlukan, salah satunya untuk melatih anak meng-upgrade kemampuan berbahasa, bersikap, berpikir dan yang terpenting mengembangkan budi pekerti," kata Nova.
"Inilah sesungguhnya yang menjadi alasan mengapa pemerintah merasa perlu memberi perhatian bagi PAUD di negeri kita, khususnya Aceh. Melalui pendidikan PAUD ini, anak-anak akan dapat meningkatkan kreativitasnya sehingga potensi yang ada di dalam masa keemasan mereka dapat dioptimalkan," kata Nova.
Nova mengatakan, hal tersebut akan terwujud apabila sistem PAUD didukung oleh berbagai faktor, antara lain, metode belajar yang tepat dan keberadaan tenaga pendidik yang berkualitas. Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya akan terus meningkatkan mutu para pendidik PAUD, agar mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dengan cara-cara efektif yang mudah dicerna anak-anak.
Dalam upaya meningkatkan kualitas PAUD di Aceh, kata Nova, juga harus dilakukan dengan cara mencoba metode atau pendekatan pendidikan yang tepat. Karena itu, melalui seminar Internasional tersebut, pemerintah menawarkan metode STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) kepada para peserta yang juga merupakan para guru PAUD.
"Saya yakin, metode ini sangat efektif. Metode STEM ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia pendidikan kita, sebab untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, metode ini sudah diterapkan," kata Nova.
Dalam kesempatan itu, Plt Gubernur juga mengajak semua pihak mendukung terobosan Tim Penggerak PKK Aceh yang telah menyelenggarakan seminar tersebut. Ia meminta para peserta dapat menelaah paparan yang disampaikan para pakar, dan selanjutnya disesuaikan dengan pola pendidikan karakter sebagaimana yang telah dicanangkan.
"Dengan demikian, kita dapat merumuskan sebuah sistem pendidikan yang ideal bagi anak usia dini sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi menjadi anak yang sehat, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, dan mandiri," tutur Nova.
Nova berharap, melalui seminar tersebut dapat ditemukan sebuah metode baru
untuk sistem pembelajaran PAUD, sehingga potensi dan bakat anak-anak Aceh dapat diarahkan sejak mereka belajar di tingkat pra sekolah.
Sementara itu Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, mengatakan, pola pengajaran PAUD tidak sama dengan sekolah formal. Ia mengatakan tingkat kesulitan yang dialami guru-guru PAUD bisa dikatakan cukup tinggi, karena mereka berhadapan dengan berbagai tingkah dan gaya anak-anak. Apalagi perkembangan setiap anak berbeda, baik intelegensi, bakat, kreativitas, emosi, kepribadian, jasmani dan sosialnya.
Oleh sebab itu, kata Dyah, Tim Penggerak PKK Aceh sangat fokus dengan pendidikan PAUD, karena berkaitan erat dengan upaya mendorong peningkatan kualitas keluarga. Pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak untuk merumuskan sistem PAUD terbaik di Aceh.
"Salah satu sistem yang menarik untuk kita kaji adalah penggunaan metode Science, Technology, Engineering and Mathematics atau STEM," ujar Dyah.
Dyah mengatakan, berdasarkan beberapa riset, metode STEM terbukti ampuh membantu anak-anak untuk berkembang
secara alamiah dan cerdas.
"Beranjak dari keberhasilan itu, Tim Penggerak PKK Aceh mengajak bapak ibu sekalian untuk duduk bersama membahas efektivitas metode STEM ini untuk kemungkinan dapat kita terapkan di Aceh," tutur Dyah.
Seminar Internasional PAUD dengan Metode STEM itu digelar oleh Tim Penggerak PKK Aceh dan Universitas Syiah Kuala. Seminar tersebut menghadirkan sejumlah pemateri bertaraf Internasional dengan latar belakang akademisi. Para peserta seminar berjumlah 300 orang, yang berasal dari sejumlah guru PAUD dari setiap kabupaten/kota di Aceh.
Ikut hadir dalam pembukaan seminar itu, antara lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Zainal Arifin Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, dan Wakil Rektor IV Unsyiah, Hizir. [] L24-017
Oleh sebab itu, kata Plt Gubernur, guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) laksana arsitek dan memegang peran kunci dalam membentuk karakter tunas bangsa tersebut.
"PAUD tidak boleh kita remehkan, sebab
pendidikan usia dini ini berkaitan erat dengan langkah kita untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh," ujar Nova Iriansyah saat membuka Seminar Internasional PAUD dengan Metode STEM, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Jumat, (22/11).
Menurut para ahli, kata Nova, perkembangan otak dan mental anak pada usia 0 sampai 6 tahun merupakan perkembangan yang tercepat. Karena itulah, masa tersebut sering disebut dengan usia emas.
"Pada usia ini, perhatian terhadap pendidikan anak sangat diperlukan, salah satunya untuk melatih anak meng-upgrade kemampuan berbahasa, bersikap, berpikir dan yang terpenting mengembangkan budi pekerti," kata Nova.
"Inilah sesungguhnya yang menjadi alasan mengapa pemerintah merasa perlu memberi perhatian bagi PAUD di negeri kita, khususnya Aceh. Melalui pendidikan PAUD ini, anak-anak akan dapat meningkatkan kreativitasnya sehingga potensi yang ada di dalam masa keemasan mereka dapat dioptimalkan," kata Nova.
Nova mengatakan, hal tersebut akan terwujud apabila sistem PAUD didukung oleh berbagai faktor, antara lain, metode belajar yang tepat dan keberadaan tenaga pendidik yang berkualitas. Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya akan terus meningkatkan mutu para pendidik PAUD, agar mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dengan cara-cara efektif yang mudah dicerna anak-anak.
Dalam upaya meningkatkan kualitas PAUD di Aceh, kata Nova, juga harus dilakukan dengan cara mencoba metode atau pendekatan pendidikan yang tepat. Karena itu, melalui seminar Internasional tersebut, pemerintah menawarkan metode STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) kepada para peserta yang juga merupakan para guru PAUD.
"Saya yakin, metode ini sangat efektif. Metode STEM ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia pendidikan kita, sebab untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, metode ini sudah diterapkan," kata Nova.
Dalam kesempatan itu, Plt Gubernur juga mengajak semua pihak mendukung terobosan Tim Penggerak PKK Aceh yang telah menyelenggarakan seminar tersebut. Ia meminta para peserta dapat menelaah paparan yang disampaikan para pakar, dan selanjutnya disesuaikan dengan pola pendidikan karakter sebagaimana yang telah dicanangkan.
"Dengan demikian, kita dapat merumuskan sebuah sistem pendidikan yang ideal bagi anak usia dini sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi menjadi anak yang sehat, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, dan mandiri," tutur Nova.
Nova berharap, melalui seminar tersebut dapat ditemukan sebuah metode baru
untuk sistem pembelajaran PAUD, sehingga potensi dan bakat anak-anak Aceh dapat diarahkan sejak mereka belajar di tingkat pra sekolah.
Sementara itu Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, mengatakan, pola pengajaran PAUD tidak sama dengan sekolah formal. Ia mengatakan tingkat kesulitan yang dialami guru-guru PAUD bisa dikatakan cukup tinggi, karena mereka berhadapan dengan berbagai tingkah dan gaya anak-anak. Apalagi perkembangan setiap anak berbeda, baik intelegensi, bakat, kreativitas, emosi, kepribadian, jasmani dan sosialnya.
Oleh sebab itu, kata Dyah, Tim Penggerak PKK Aceh sangat fokus dengan pendidikan PAUD, karena berkaitan erat dengan upaya mendorong peningkatan kualitas keluarga. Pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak untuk merumuskan sistem PAUD terbaik di Aceh.
"Salah satu sistem yang menarik untuk kita kaji adalah penggunaan metode Science, Technology, Engineering and Mathematics atau STEM," ujar Dyah.
Dyah mengatakan, berdasarkan beberapa riset, metode STEM terbukti ampuh membantu anak-anak untuk berkembang
secara alamiah dan cerdas.
"Beranjak dari keberhasilan itu, Tim Penggerak PKK Aceh mengajak bapak ibu sekalian untuk duduk bersama membahas efektivitas metode STEM ini untuk kemungkinan dapat kita terapkan di Aceh," tutur Dyah.
Seminar Internasional PAUD dengan Metode STEM itu digelar oleh Tim Penggerak PKK Aceh dan Universitas Syiah Kuala. Seminar tersebut menghadirkan sejumlah pemateri bertaraf Internasional dengan latar belakang akademisi. Para peserta seminar berjumlah 300 orang, yang berasal dari sejumlah guru PAUD dari setiap kabupaten/kota di Aceh.
Ikut hadir dalam pembukaan seminar itu, antara lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Zainal Arifin Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, dan Wakil Rektor IV Unsyiah, Hizir. [] L24-017