Lentera 24.com | JAKARTA -- Forum Masyarakat Melayu dan Aceh melayangkan protes kepada Google. Mereka menemukan adanya tindak diskriminatif...
Lentera24.com | JAKARTA -- Forum Masyarakat Melayu dan Aceh melayangkan protes kepada Google. Mereka menemukan adanya tindak diskriminatif terhadap suku Aceh pada layanan Google Translate.
Dari surat tersebut disebutkan bahwa sejumlah pengertian dalam Google Translate telah merendakan suku Aceh dan Melayu. Bahkan beberapa frasa yang mengandung Aceh dan Melayu diterjemahkan menjadi umpatan.
Salah satu contoh yakni frasa 'anak aceh' dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu jika diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi ‘son of a bitch’ atau 'bajingan'. Kemudian frasa ‘anak Melayu’ sebagai ‘bajingan’, ‘wong melayu’ sebagai ‘orang-orang curang’.
Saat Okezone mencoba mengetikan frasa 'anak aceh' dalam bahasa Jawa dan diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi 'son of bitch'. Serta dalam bahasa Indonesia menjadi bajingan. Namun terjemahan akan berbeda jika huruf diubah menjadi "Anak Aceh" artinya akan sama.
Menurut narahubung Forum Masayarakat Melayu Aceh, Haekal Afifa pihaknya menemukan adanya unsur kesengajaan.
"Saya diberi tahu oleh teman-teman Melayu Medan sekitar dua minggu yang lalu. Kita sudah mencoba track apakah ada kegagalan sistem atau dari sistem algoritmnya. Tapi ketika sedang track kita tidak menemukan menurut kita kalau itu memang sistem. Kita melihat itu ada unsur kesengajaan," kata Haekal kepada Okezone, Rabu (16/10/2019).
Lebih lanjut dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya tahu bahwa Google Translate memang terbuka, yang artinya dapat diisi oleh kontibutor dan volunteer.
"Masalahnya kan kita tidak tahu ini siapa. Sehingga kita melalukan protesnya ke Google. Berbeda dengan produk lauyanana mereka seperti search engine , disana kan siapa saja bisa meng-upload dan kita tahu itu siapa. Sehingga kita bisa protes ke website atau siapa yang melakukan diskriminasi," jelas dia. [] OKEZONE
Dari surat tersebut disebutkan bahwa sejumlah pengertian dalam Google Translate telah merendakan suku Aceh dan Melayu. Bahkan beberapa frasa yang mengandung Aceh dan Melayu diterjemahkan menjadi umpatan.
Salah satu contoh yakni frasa 'anak aceh' dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu jika diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi ‘son of a bitch’ atau 'bajingan'. Kemudian frasa ‘anak Melayu’ sebagai ‘bajingan’, ‘wong melayu’ sebagai ‘orang-orang curang’.
Saat Okezone mencoba mengetikan frasa 'anak aceh' dalam bahasa Jawa dan diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi 'son of bitch'. Serta dalam bahasa Indonesia menjadi bajingan. Namun terjemahan akan berbeda jika huruf diubah menjadi "Anak Aceh" artinya akan sama.
Menurut narahubung Forum Masayarakat Melayu Aceh, Haekal Afifa pihaknya menemukan adanya unsur kesengajaan.
"Saya diberi tahu oleh teman-teman Melayu Medan sekitar dua minggu yang lalu. Kita sudah mencoba track apakah ada kegagalan sistem atau dari sistem algoritmnya. Tapi ketika sedang track kita tidak menemukan menurut kita kalau itu memang sistem. Kita melihat itu ada unsur kesengajaan," kata Haekal kepada Okezone, Rabu (16/10/2019).
Lebih lanjut dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya tahu bahwa Google Translate memang terbuka, yang artinya dapat diisi oleh kontibutor dan volunteer.
"Masalahnya kan kita tidak tahu ini siapa. Sehingga kita melalukan protesnya ke Google. Berbeda dengan produk lauyanana mereka seperti search engine , disana kan siapa saja bisa meng-upload dan kita tahu itu siapa. Sehingga kita bisa protes ke website atau siapa yang melakukan diskriminasi," jelas dia. [] OKEZONE