Lentera 24.com | ACEH JAYA -- Petugas kesehatan bersentuhan langsung dengan manusia yang memiliki cita dan rasa. Petugas kesehatan merupaka...
Lentera24.com | ACEH JAYA -- Petugas kesehatan bersentuhan langsung dengan manusia yang memiliki cita dan rasa. Petugas kesehatan merupakan insan-insan pilihan yang harus memiliki cita-rasa. Dokter ahli, perawat, bidan, dan tenaga medis lainnya dituntut sabar, komunikatif dan memiliki cita rasa dalam menangani manusia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, saat memberikan pembekalan pada Rapat Kerja Lanjutan Percepatan Program Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau (Bereh), Stunting dan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), di Aula Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (10/10/2019).
“Petugas kesehatan harus selalu sabar, komunikatif dan memiliki cita rasa. Jangan gundah jika mendapat kritikan saat bertugas. Tetap bersabar, komunikasikan dengan baik dan berikanlah penjelasan dan pemahaman dengan penuh cita rasa,” kata Sekda.
Sekda juga mengimbau para petugas kesehatan untuk bertugas dengan penuh simpati dan selalu melakukan identifikasi. Karena bertugas di tengah masyarakat, Sekda menganalogikan pengabdian petugas kesehatan seperti merawat kebun kelapa.
“Karena mengabdi di tengah masyarakat, petugas kesehatan dituntut untuk mampu melakukan identifikasi, seperti merawat kebun kelapa. Ada ratusan pohon berbeda yang harus dirawat. Perbedaan karakter pohon kelapa harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Sama seperti karakter masyarakat atau pasien, penanganannya tentu harus berbeda antara satu dengan yang lain,” ujar Sekda.
Taqwallah juga mengimbau para petugas medis untuk tidak berhenti berinovasi dalam tugas-tugas pelayanan, serta tidak kaku dalam mengaplikasikan aturan-aturan.
“Teruslah berinovasi saat bertugas, cari dan terus cari metode termudah dalam menangani pasien. Jangan sia-siakan pasien. Contoh, jika ada pasien darurat yang datang dan tidak membawa surat rujukan, terima saja. Bukankah lebih bahagia menyelamatkan nyawa pasien darurat, dari pada menelantarkannya dengan penuh rasa sakit, hanya karena selembar surat?” ujar Sekda bertanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda juga mengingatkan pentingnya mengkampanyekan langkah-langkah pencegahan stunting, agar angka kejadian stunting bisa di tekan
“Pencegahan dan penanganan kejadian stunting adalah suatu upaya bersama menyelamatkan dan mempersiapkan generasi bangsa yang unggul. Oleh karena itu, kampanye ini harus kita lakukan terus-menerus. Penanganan khusus pada seribu hari pertama kehidupan harus benar-benar diaplikasikan di tengah masyarakat.”
Sebagaimana diketahui, saat ini Aceh merupakan daerah di dengan prevalensi stunting terbesar ketiga se-Indonesia. Jumlah angka kejadian stunting di Aceh juga cukup tinggi, yaitu sebesar 51.496.
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh terus melakukan upaya penegahan dan penanganan kejadian stunting. Beberapa bayi sudah kembali tumbuh normal setelah pemerintah melakukan intervensi, pendampingan dan perlakuan khusus.
Selain stunting, Sekda juga mengimbau para petugas kesehatan untuk memahami aturan-aturan JKA dengan baik, serta berbagi pemahaman tersebut kepada masyarakat. “Program JKA terus disosialisasikan kepada masyarakat. Jika ada kebijakan-kebijakan baru segera disosialisasikan.”
Sementara itu, terkait Program BEREH, Sekda mengimbau seluruh petugas medis untuk mulai berbenah. Membersihkan, dan merapikan tempat kerja agar terlihat indah dan hijau.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Aceh telah berhasil menerapkan Program BEREH di seluruh SKPA. Sekda Aceh yang mendapat tugas dari Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, bertekad menularkan kesuksesan program BEREH, ke kantor dan lembaga pemerintah di seluruh Aceh.
“Suasana Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau akan sangat mendukungg kerja-kerja pelayanan kita. Oleh karena itu, mari kita benahi tempat kerja kita. Ingat, tempat kerja kita dibangun dengan dana publik. Masyarakat mengamanahkan semua fasilitas tersebut untuk kita kelola. Jadi, mari kita kelola dan jalankan amanah ini dengan baik dan penuh tanggungjawab,” pesan Sekda.
Usai memberi pembekalan, Sekda yang turut didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, sempat singgah di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Umar, untuk meluncurkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS).
Dengan beroperasinya SIM-RS, maka proses rujukan pasien jadi lebih mudah karena sistem ini sudah terintegrasi dengan data kependudukan. Jadi, proses rujukan dapat dilakukan dengan mudah. Petugas dapat segera mengetahui data dan riwayat pasien hanya dengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan saja.
Selanjutnya, Sekda dan rombongan juga singgah di Posyandu Belahan Jiwa Gampong Kabong Kecamatan Krueng Sabee. Kantor Camat Panga, Puskesmas Panga dan SMA Negeri 1 Panga. Di empat lokasi ini, Sekda mengimbau seluruh pimpinan di empat lembaga tersebut untuk menerapkan program BEREH agar suasana kerja menjadi lebih baik lagi.
Untuk diketahui bersama, kunjungan lapangan dalam rangka Rapat Kerja Lanjutan Percepatan Program Bereh, Penanganan Stunting dan JKA ini akan terus dilakukan oleh Sekda Aceh secara marathon ke seluruh Aceh, hingga 21 Oktober. [] L24-017
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, saat memberikan pembekalan pada Rapat Kerja Lanjutan Percepatan Program Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau (Bereh), Stunting dan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), di Aula Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (10/10/2019).
“Petugas kesehatan harus selalu sabar, komunikatif dan memiliki cita rasa. Jangan gundah jika mendapat kritikan saat bertugas. Tetap bersabar, komunikasikan dengan baik dan berikanlah penjelasan dan pemahaman dengan penuh cita rasa,” kata Sekda.
Sekda juga mengimbau para petugas kesehatan untuk bertugas dengan penuh simpati dan selalu melakukan identifikasi. Karena bertugas di tengah masyarakat, Sekda menganalogikan pengabdian petugas kesehatan seperti merawat kebun kelapa.
“Karena mengabdi di tengah masyarakat, petugas kesehatan dituntut untuk mampu melakukan identifikasi, seperti merawat kebun kelapa. Ada ratusan pohon berbeda yang harus dirawat. Perbedaan karakter pohon kelapa harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Sama seperti karakter masyarakat atau pasien, penanganannya tentu harus berbeda antara satu dengan yang lain,” ujar Sekda.
Taqwallah juga mengimbau para petugas medis untuk tidak berhenti berinovasi dalam tugas-tugas pelayanan, serta tidak kaku dalam mengaplikasikan aturan-aturan.
“Teruslah berinovasi saat bertugas, cari dan terus cari metode termudah dalam menangani pasien. Jangan sia-siakan pasien. Contoh, jika ada pasien darurat yang datang dan tidak membawa surat rujukan, terima saja. Bukankah lebih bahagia menyelamatkan nyawa pasien darurat, dari pada menelantarkannya dengan penuh rasa sakit, hanya karena selembar surat?” ujar Sekda bertanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda juga mengingatkan pentingnya mengkampanyekan langkah-langkah pencegahan stunting, agar angka kejadian stunting bisa di tekan
“Pencegahan dan penanganan kejadian stunting adalah suatu upaya bersama menyelamatkan dan mempersiapkan generasi bangsa yang unggul. Oleh karena itu, kampanye ini harus kita lakukan terus-menerus. Penanganan khusus pada seribu hari pertama kehidupan harus benar-benar diaplikasikan di tengah masyarakat.”
Sebagaimana diketahui, saat ini Aceh merupakan daerah di dengan prevalensi stunting terbesar ketiga se-Indonesia. Jumlah angka kejadian stunting di Aceh juga cukup tinggi, yaitu sebesar 51.496.
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh terus melakukan upaya penegahan dan penanganan kejadian stunting. Beberapa bayi sudah kembali tumbuh normal setelah pemerintah melakukan intervensi, pendampingan dan perlakuan khusus.
Selain stunting, Sekda juga mengimbau para petugas kesehatan untuk memahami aturan-aturan JKA dengan baik, serta berbagi pemahaman tersebut kepada masyarakat. “Program JKA terus disosialisasikan kepada masyarakat. Jika ada kebijakan-kebijakan baru segera disosialisasikan.”
Sementara itu, terkait Program BEREH, Sekda mengimbau seluruh petugas medis untuk mulai berbenah. Membersihkan, dan merapikan tempat kerja agar terlihat indah dan hijau.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Aceh telah berhasil menerapkan Program BEREH di seluruh SKPA. Sekda Aceh yang mendapat tugas dari Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, bertekad menularkan kesuksesan program BEREH, ke kantor dan lembaga pemerintah di seluruh Aceh.
“Suasana Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau akan sangat mendukungg kerja-kerja pelayanan kita. Oleh karena itu, mari kita benahi tempat kerja kita. Ingat, tempat kerja kita dibangun dengan dana publik. Masyarakat mengamanahkan semua fasilitas tersebut untuk kita kelola. Jadi, mari kita kelola dan jalankan amanah ini dengan baik dan penuh tanggungjawab,” pesan Sekda.
Usai memberi pembekalan, Sekda yang turut didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, sempat singgah di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Umar, untuk meluncurkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS).
Dengan beroperasinya SIM-RS, maka proses rujukan pasien jadi lebih mudah karena sistem ini sudah terintegrasi dengan data kependudukan. Jadi, proses rujukan dapat dilakukan dengan mudah. Petugas dapat segera mengetahui data dan riwayat pasien hanya dengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan saja.
Selanjutnya, Sekda dan rombongan juga singgah di Posyandu Belahan Jiwa Gampong Kabong Kecamatan Krueng Sabee. Kantor Camat Panga, Puskesmas Panga dan SMA Negeri 1 Panga. Di empat lokasi ini, Sekda mengimbau seluruh pimpinan di empat lembaga tersebut untuk menerapkan program BEREH agar suasana kerja menjadi lebih baik lagi.
Untuk diketahui bersama, kunjungan lapangan dalam rangka Rapat Kerja Lanjutan Percepatan Program Bereh, Penanganan Stunting dan JKA ini akan terus dilakukan oleh Sekda Aceh secara marathon ke seluruh Aceh, hingga 21 Oktober. [] L24-017