HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Beritahu 1.000 Pemimpin Yahudi, Trump Tak Mau Perang dengan Iran

Lentera 24.com | WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato di depan sekitar 1.000 pemimpin Yahudi dalam sebuah aca...

Lentera24.com | WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato di depan sekitar 1.000 pemimpin Yahudi dalam sebuah acara menyambut Tahun Baru Rosh Hashanah di Gedung Putih pada hari Jumat. Dalam pidatonya, dia memberitahu bahwa dirinya tidak ingin berperang dengan Iran.

Foto : Sindonews
Dalam pidato hampir 13 menit, presiden AS meminta mereka yang hadir untuk mengingat bahwa pada tahun 2018 ia memerintahkan relokasi Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem serta pengakuan soal Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel.

"Negara kita diingatkan akan cara tak terbatas keluarga-keluarga Yahudi untuk mengangkat bangsa kita...Anda mewujudkan impian Amerika," kata Trump, dikutip The Times of Israel, Sabtu (28/9/2019).

Menyinggung situasi tegang di Teluk Persia dan di Timur Tengah, presiden AS mengatakan bahwa ia tidak ingin terlibat dalam konflik militer dengan Teheran.

"Saya tidak ingin konflik militer...Kami menawarkan untuk berunding, kami menawarkan untuk membahas berbagai hal...Saya telah menunjukkan pengekangan besar dan berharap bahwa Iran juga memilih perdamaian," lanjut Trump.

Menurut laporan media tersebut, Trump setuju dengan sentimen untuk meningkatkan pendidikan Holocaust di sekolah-sekolah Amerika sambil menampung pertanyaan dari audiens.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meminta komunitas internasional untuk memperkuat sanksi terhadap Iran.

Israel dan Iran telah menjadi musuh bebuyutan, di mana Tel Aviv aktif bekerja untuk melemahkan posisi Teheran di wilayah Timur Tengah, termasuk meyakinkan pemerintah lain di wilayah itu untuk memberikan sanksi terhadap Republik Islam Iran yang kaya minyak.

Sejak secara sepihak meninggalkan perjanjian nuklir Iran 2015 tahun lalu, AS secara bertahap membangun kehadiran militernya di Teluk Persia. Washington menuduh Iran terlibat dalam perilaku agresif di Teluk Oman dan Selat Hormuz, rute minyak yang penting secara strategis di Timur Tengah. Teheran secara konsisten membantah tuduhan itu. Washington juga menuduh Iran sebagai pelaku serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi dengan puluhan pesawat nirawak bersenjata dan rudal. [] SINDONEWS